warning : agak dewasa pembahasannya nih, untuk adik-adik dibawah umur aku rasa bisa skip satu adegan di cerita ini ya, oke love ya *peace
******
Ternyata sekarang Sakura yang menang, seharian tadi mereka berdua menghabiskan waktu di luar, bermain memutari pusat kota, mengambil beberapa foto juga di sana, ah bahkan banyak sekali sampai Sasuke kesal karena kehabisan pose. Sakura senang suaminya itu tak membahas yang pagi tadi itu, jadi tak ada suasana aneh sekarang.
"Capek sekali ya, aku mau langsung tidur ah," ucap wanita itu setelah melihat Sasuke memasuki kamar karena baru selesai mandi.
"Mandi dulu,"
"Malas Sasuke, nih aku ngantuk lihat deh," ucapnya sambil akting menguap, benar-benar ekspresi yang buruk, dia bahkan tak menutup matanya saat melakukan akting buruk itu.
"Mandi Sakura, lihat mukamu debu semua," Sakura menggeleng, kakinya sudah tak kuat untuk berdiri, ini saja dia berencana tidur di sofa saja karena lelah jika harus berjalan ke tempat tidur.
"Aku tidur di sini saja deh, mandinya besok pagi saja," Sasuke tak berbicara lagi, terserah deh, awas saja kalau gatal teriak-teriak, suruh siapa jorok.
"Selamat tidur Sasuke," suaminya itu tak mau merespon, dia fokus saja pada lemari dan baju mana yang akan dia pakai, setelah selesai dia mendengar dengkuran Sakura, sudah tidur nyenyak ternyata, sebelum membuka laptop dan menyiapkan beberapa berkas, Sasuke lebih memilih untuk mendekati perempuan yang dengan tenangnya menutup mata dengan posisi yang agak nyeleneh, selalu saja dia berhasil membuat Sasuke kesulitan untuk berpikir.
"Tidak mau mandi segala, lihat wajahmu lengket begini," Sasuke beranjak lagi, dia sepertinya pernah melihat tisu basah di meja dekat ranjang, dan setelah mendapatkan barangnya Sasuke kembali lagi duduk di dekat Sakura, menyingkirkan poni wanita itu yang sudah agak memanjang dan membersihkan wajahnya agar tidak lengket lagi.
"Maaf," Sasuke membenarkan posisi tidur Sakura yang tidak manusiawi, lalu membiarkan kepala istrinya bersandar nyaman di pundaknya.
"Maaf," ucapnya sekali lagi sambil mencium lengan Sakura, obrolan saat pagi tadi benar-benar tak mau hilang dari ingatannya, membuat Sasuke dilema, padahal keputusannya sudah bulat, dan mereka tetap baik-baik saja, tapi ternyata ada sisi lain yang tak pernah Sasuke lihat, dan wanita ini pasti terus bertanya-tanya dalam diam, memang benar, Sasuke tak pernah benar-benar tau apa yang Sakura inginkan.
*****
Sakura terbangun karena ada rasa sakit yang tercipta di lehernya, pegal dan tak nyaman, dan dia melihat Sasuke masih ada di sebelahnya, duduk menahan bobot badan Sakura sambil tertidur, Sakura tersenyum senang, baru kali ini dia bangun suaminya itu masih ada dan memeluknya dengan erat, tapi kebahagiaan itu tak bertahan lama, saat dia sadar cahaya matahari mulai memenuhi isi kamar, Sakura melihat jam dinding dan ternyata semua ketakutannya memang benar-benar terjadi.
"Sasuke.....ya ampun kau harus bangun, sudah jam tujuh," Sasuke langsung sadar persis sedetik setelah Sakura berteriak.
"Kau mandi, aku siapkan bekal," Sakura bergegas, tak mau peduli lagi dengan leher atau pinggulnya yang pegal, ini gawat, Sasuke harus cepat.
"Sakura?"
"Apa?"
"Roti isi saja, tomatnya yang banyak,"
"Ya ampun kau terlambat, sempat-sempatnya request," Sasuke sih santai, dia sudah menghitung jarak tempuh dan dia rasa waktunya cukup.
"Mandiku kan cepat," tapi Sakura tak mendengar ucapan itu, dia sudah turun ke bawah, sudah heboh di dapur, dan setelah semuanya selesai Sasuke melihat jam dan ternyata waktunya tak cukup, sial kenapa tadi dia salah melihat jarumnya sih? sejak kapan kebodohan Sakura tersalur? ini tidak masuk akal.
KAMU SEDANG MEMBACA
Loved You [ for so long! ]
Fanfiction[ So long BOOK 2 - ] Kau yang ku temui di hari pertama sekolah, mencuri perhatian karena rambut merah muda mu, aku ingat kau datang terlambat di upacara penerimaan siswa baru karena alasan ban mobil mu hilang sebelah di curi oleh penjahat, ayahmu me...