10

1.8K 228 41
                                    

Walaupun ini adalah sore yang sama seperti biasanya, walaupun dia masih sedikit lelah, tapi entah mengapa Sakura menyukai semua hal yang dia kerjakan. Sekarang perempuan itu sibuk dengan piring-piring kotor dan air, membasuhnya sampai kesat, karena masih belum selesai dia melewatkan dua nada dering telponnya, selain karena malas jalan, Sakura juga merasa tak memiliki janji bertemu dengan siapapun, sampai panggilan ketiga akhirnya dia mengalah, mengelap tangannya lalu pergi ke ruang tengah.

"Ibu?"

"Kenapa hari ini belum menelpon?" Sakura mengernyitkan sebelah matanya, dia mencoba mengingat-ingat, dan ternyata benar, hari ini dia tak berusaha menelpon ibunya.

"Ya habis, aku menelpon juga tak pernah di angkat,"

"Sasuke ada di rumah?" tanya sang ibu, merasa tak penting lagi membahas tentang telpon.

"Tidak, Sasuke kan kerja,"

"Oke, ibu ada di depan rumahmu, cepat buka." Sakura langsung menurut, dia berjalan dengan agak cepat, rindu juga kepada ibunya.

"Ibuuuuu,"

"Sst, pelan-pelan," tampilan ibunya sekarang sedikit aneh, dengan pakaian serba hitam, memakai kaca mata hitam, masker hitam, tapi Sakura masih mengenalinya kok, kan sayang sekali pada ibu.

"Loh malah menatap ibu begitu, suruh ibunya masuk dong," ucapnya lagi sambil menurunkan sedikit kacamatanya, Sakura mengangguk lalu membuka pintu rumahnya lebar-lebar.

"Pak supir mau masuk tidak?' tanya Sakura pada sosok yang berdiri tepat di belakang Tsunade, tentu saja kostumnya sama, ada apa sih?

"Masuk dong non,"

"Silahkan masuk ibu dan bapak supir, oh iya siapa sih yang meninggal?" tanya Sakura serius, ya habis pakai hitam-hitam gini, kalau bukan ada yang meninggal, apalagi coba?

"Ahhh buka sekarang pak, kita sudah berhasil masuk," Tsunade kini berjalan menuju kursi, duduk di sana sambil membuka jaket dan masker.

"Ada apa sih? Ayah mana? jangan bilang...."

"Ya ampun Sakura, ibu tau kau lebih sayang pada ibu tapi jangan berpikir begitu ah," ya habis, siapa yang bisa berpikir positif kalau melihat ibunya aneh begini.

"Ya terus kenapa?" Tsunade tiba-tiba saja memeluk anak semata wayangnya itu, terlambat sebenarnya tapi kan tadi situasinya tak bagus.

"Kangen deh, sudah dua bulan ya? anak ibu baik-baik saja 'kan? Sasuke mengelus-elus rambutmu kan sebelum tidur?"

"Kalau itu sih tidak saat mau tidur saja, sering banget malah," Tsunade melepaskan pelukannya, menatap Sakura dengan ekspresi sedih yang dibuat-buat.

"Ah ibu iri, ayahmu dulu ataupun sekarang tak pernah begitu, kalau ibu mau tidur dia malah sudah mengorok," Sakura tertawa, pantas saja sebelum tidur kedua orangtuanya sering berisik, beradu argumen lalu paginya saling membuang muka.

"Eh iya, ibu kenapa pakai baju hitam-hitam begini, telpon ku juga tidak pernah diangkat, aku pernah beberapa kali ke rumah, tapi ibu dan ayah tak pernah ada, kenapa?" ini adalah salah satu pertanyaan besar dalam hidupnya, entah mengapa mereka seperti memusuhinya padahal kan bertengkar juga tak pernah.

"Sasuke pulang jam seberapa?"

"Ibu jawab dulu pertanyaan ku," ucapnya merengek, kesal sendiri ibunya terus tak menjelaskan apapun.

"Jawab dulu Sasuke pulang jam berapa, nanti ibu jelaskan semuanya,"

"Hari ini pulang jam tujuh," Tsunade tersenyum sesaat setelah mendengar itu, dia menatap Sakura yang duduk di sampingnya, wajah penasarannya tetap sama saja seperti dulu, ah Tsunade jadi tambah rindu.

Loved You [ for so long! ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang