13

1.8K 255 47
                                    

Perempuan itu kini tak terlalu banyak bicara seperti dua hari sebelumnya, itu lebih bagus karena Sasuke tak mau di bujuk, dia sedang merasa sangat kecewa, dia tak bisa berbicara, sulit untuknya kembali menjadi dia yang biasanya dengan drastis dan Sasuke cukup suka dengan sikap Sakura yang menghargai dia agar bisa memaafkan wanita itu pelan-pelan..

"Aku pulang," sosok itu sedang duduk sambil menatap kosong lurus ke depan, lalu senyumnya tiba-tiba terbentuk setelah melihat Sasuke muncul.

"Selamat datang Sasuke," seingat Sasuke hanya suara itu yang ia dengar sampai mereka memutuskan untuk tertidur, awalnya dia dia merasa aneh tapi yasudah mungkin perempuan itu pun sudah memilih untuk mendiamkan orang yang sudah melakukan hal itu lebih dulu.

Ya itu lebih baik, dari pada harus diam saat wanita itu terus bicara.

****

Dini hari yang aneh, Sasuke merasa kedinginan padahal dia yakin suhu AC nya normal-normal saja, biasanya tak sampai sedingin ini, lama kelamaan dia memilih untuk membuka mata saja, penasaran ada apa sih sampai dia menggigil tak nyaman dan ternyata itu adalah ulah istrinya yang menarik seluruh selimut untuk diri dia sendiri, tak biasanya begini, Sasuke pun akhirnya memutuskan untuk beranjak dan menyalakan lampu, memperhatikan wajah Sakura yang terlihat gelisah dan pucat.

"Dingin...." gumam perempuan itu tepat setelah Sasuke menyentuh kening dan pipinya.

"Sasuke, ya ampun aku menarik selimutnya ya? maaf," Sakura langsung menaikan badannya agar selimut itu terangkat dengan mudah, tapi dengan cepat Sasuke menahannya.

"Panas sekali, kenapa tidak bilang kalau kau sakit?" Sakura tersenyum tapi tak juga membuka mata, entah mengapa saat melihat dunia, rasa pusingnya malah bertambah berkali-kali lipat.

"Aku tidak apa-apa kok, ayo tidur lagi," ajaknya sambil berusaha untuk kembali pada mimpinya, padahal dia baru saja tidur nyenyak.

"Kita ke rumah sakit sekarang," Sasuke hendak beranjak untuk mengganti baju juga membawakan perempuan ini mantel, tapi lengan panas Sakura yang menarik ujung bajunya membuat dia berhenti bergerak dan malah menatap mata hijau perempuan itu dalam diam.

"Besok saja ya?" ucapnya pelan dan sedikit serak, mendengar itu tentu saja Sasuke luluh, niatnya untuk cepat-cepat sampai ke rumah sakit yang berada di dekat rumahnya hilang begitu saja.

"Yasudah," Sasuke tetap pergi ke luar kamar untuk mengambil air panas, tangannya gemetaran saat membawa air itu menuju kamarnya, dia menyesal tak mengetahui ini lebih awal, perempuan itu pasti kesulitan mengatasi sakitnya sendiri, sementara dulu saat orangtuanya bercerita tentang begitu manjanya Sakura saat sakit walaupun hanya batuk atau pilek ringan, dia jadi makin tak enak.

"Sudah makan?"

"Sudah," Sasuke dengan hati-hati menaruh kain yang sudah di celup air panas di kening Sakura, lalu mengelus-elus rambutnya, dia tak boleh terus menerus merasa tak pantas untuk perempuan itu, kini Sakura membutuhkannya, dan hanya dia yang boleh melakukan ini.

"Maaf ya Sasuke," mata hijau itu kini hanya terpaku pada sosok yang masih memeras kain, memperhatikan setiap gerak yang Sasuke buat, walaupun dia tau sepertinya pintu maaf lelaki itu sulit sekali terbuka, tapi setidaknya dia selalu berusaha untuk mengetuknya 'kan?

"Aku benar-benar menyesal,"

"Sudah jangan dibahas," Sakura menggeleng-gelengkan kepala, ingin bangun tapi pusingnya benar-benar mengganggu.

"Aku tidak akan ikut reuni lagi," Sasuke tak tau harus berbicara apa, dia memilih untuk bangun dan menyimpan tempat air itu di meja, lalu duduk di samping Sakura yang masih dalam posisi telentang.

Loved You [ for so long! ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang