5

1.6K 256 42
                                    


Selamanya itu sebentar jika bersama dengan orang yang kita sayangi, jadi aku tak apa-apa kok bersama kamu dalam kurun waktu yang lama, aku tak apa-apa kok mandi setelah kamu selesai, aku tak apa-apa kok minum dalam gelas yang sama denganmu, karena aku mau menikmati waktu yang singkat ini, hanya dengan Sasuke, jadi kupastikan kamu lebih beruntung dari Uta, karena kamu punya aku, hehe.

****

Sasuke terpaksa bangun walaupun ia
merasa kantuk sudah menguasai jiwa, bukan, bukan karena Sakura mengganggu atau merengek, tapi napas perempuan itu terdengar sangat kasar, amat sangat tidak beraturan, dia bahkan tidur sambil membelakangi Sasuke.

"Kenapa?" akhirnya Sasuke bereaksi setelah sepuluh menit berusaha untuk tak peduli.

"Uta,"

"Astaga, masih memikirkan orang itu?" kini Sakura berbalik untuk menatap suaminya, mata hijaunya menunjukan sebuah kesedihan.

"Kamu kok begitu sih? Uta sedang patah hati, dan kau tetap saja galak," Sasuke menghela napas sekali lagi, padahal sejak dia pulang kerja mereka sudah membahas masalah ini sampai pria itu jengah sendiri dan butuh tidur lebih cepat daripada biasanya.

"Dia sudah dewasa Sakura, kau tak perlu sampai seperti itu,"

"Orang seperti Sasuke sih mana tau sakitnya ditinggalkan begitu saja, aku itu pernah merasakannya tau, Sasuke tiba-tiba kuliah ke luar negeri saja sedih banget, apalagi Uta, dia pasti lebih terluka daripada aku," kini Sakura berbalik ke tempat semula, seumur-umur mereka menikah baru sekarang istrinya melakukan hal kekanakan seperti itu.

"Uh, oke karena malam ini aku ingin tidur tenang, kau mau apa?" tanpa Sasuke ketahui perempuan itu tersenyum manis di ujung sana, akhirnya hati batu itu luluh juga.

"Besok ayo kita hibur Uta,"

"Iya, nanti ya saat aku libur," Sakura tak langsung menjawab, tentu saja dia ingin pergi secepatnya, hari minggu itu masih lama, lalu dengan cepat dia menggeleng.

"Lalu mau kapan?"

"Besok," sebenarnya Sakura bisa pergi sendiri, tapi dia kan butuh team kreatif, kalau sendirian pasti tak akan mempan, dia belum bisa jadi badut, pasti sesak, pokoknya harus dengan Sasuke, jadi tak butuh kostum apa-apa.

"Oke, besok saat aku pulang kerja," Sakura mengangguk tapi dia masih sedikit kecewa karena harus menunggu sore, tapi jika dipikir-pikir lagi sih ya memang tak bisa mengganggu jam kerja Sasuke sih.

"Eh," dengan sedikit paksaan akhirnya tubuh Sakura berbalik lagi, enak saja sudah dituruti maunya malah masih memunggungi.

"Sabar dong,"

"Aku ngantuk," Sakura tersenyum melihat ekspresi lucu yang barusan Sasuke tunjukan, jadi gemas, padahal masih sedikit kesal gara-gara dari sore Sasuke menolak ajakannya untuk jadi penghibur.

"Sini tidur kalau ngantuk," Sasuke menuruti ucapan istrinya itu, dia mendekat dan langsung tertidur nyenyak saat merasakan rambutnya diusap-usap.

"Setidaknya Sasuke lebih beruntung dari Uta, karena aku tidak akan pernah meninggalkan Sasuke sampai kapanpun," ucap Sakura sambil ikut tertidur setelah dua menit merasa lelah karena mengusap rambut Sasuke.

***

"Kau sadar tidak sih sudah menelponku sampai puluhan kali?" ucap Sasuke dalam sambungan telpon, dan tentu saja Sakura tak menyadari kalau sampai sebanyak itu.

"Ya habis, sudah jam lima tapi Sasuke belum pulang,"

"Maaf ya, ada pekerjaan mendadak," Sakura menganggukan kepala, mencoba mengerti situasi walaupun sedari tadi tak enak perasaan, takut Sasuke kenapa-kenapa.

Loved You [ for so long! ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang