chapter 15

3.9K 223 19
                                    

Haloooooo
Aku minta maaf mungkin alurnya nggak sama dengan  yang kalian harapkan, sorry banget yaaa.. dan kalo kalian nggak suka cerita ini maka cerita ini akan aku unpublish, jadi makasih selama ini udah support cerita ini...

Sementara itu didalam rumah kediaman Park, suasananya masih sama tidak ada pembicaraan setelah semua penjelasan yang telah Baekhyun berikan kepada keluarganya itu. Yoora yang masih bungkam dan memilih terdiam di hadapan sang adik ipar yang terus saja menangis dalam dekapan sang ibu. Dia masih terkejut pada sosok yang berada di depannya. Sosok yang telah mengubah semuanya. Sosok yang telah mengubah adik kecilnya. Bagaimana sosok di depannya ini dengan tenang pergi dan kembali lagi setelah apa yang telah dilakukannya kepada dirinya selama ini. Hatinya masih sama, masih menyayangi sosok adik mungilnya yang tengah berada dalam dekapan sang ibu itu. Tapi rasa sakit itu muncul saat bayangan dimana Chanyeol harus menjalani perawatan intensif selama berkali-kali setelah melakukan beberapa percobaan bunuh diri setelah Baekhyun meninggalkannya. Serta bagaimana adiknya itu menjalani hidupnya selama dua tahun belakangan ini.
“eonni aku mohon maafkan aku hiks,aku hanya butuh waktu sendiri saat itu hiks”
“apa yang kulakukan saat itu memisahkan dirimu dari Chanyeol untuk sementara tak cukup untuk membuatmu tenang Baekhyun?”
“aniya hiks” lirihya
“kau hiks tak tahu betapa tersiksanya adik bodohku itu setelah kau pergi. Bahkan dia harus dirawat berkali-kali dirumah sakit setelah beberapa kali melakukan percobaan bunuh diri”
“eon-ni” shock, itu kata yang menggambarkan Baekhyun saat ini, matanya yang berkaca-kaca, dirinya tidak menyangka dampak besar yang telah diterima keluarganya sesaat setelah meninggalkannya.
“bahkan hubungannya dengan eomma dan appa tidak berjalan dengan baik setelah kejadian waktu itu”
“eommoni hiks”
“bangunlah nak kau tak perlu seperti ini” ucap Ny. Park sambil membawa Baekhyun ke dalam pelukannya.
“hiks eon-ni”
“hiks wae? Kenapa kau pergi eoh”
“eonni hiks” dia berjalan tertatih untuk menjangkau sang kakak ipar kembali. Dia rela melakukan apapun untuk membuat kakaknya itu memaafkannya.
“eon-ni mianhae”
“kemari kau anak nakal hiks” ucapnya sambil merentangkan tangan membawa sang adik ipar kedalam dekapannya.
“enon-ni mianhae hiks” tangisan itu semakin kerad terdengar. Menyiratkan begitu besarnya kerinduan. Menyiratkan begitu dalamnya kesakitan yang selama ini dipendamnya.
“hiks eonni merindukanmu”
“nado eonni nado hiks”

Skip~~~
Setelah kejadian dimana dirinya bertemu dengan sang istri kembali. Baekhyun jadi lebih sering mengunjungi rumah kakak iparnya itu. Kerinduan yang selama ini dipendamnya sedikit demi sedikit tersampaikan. Meskipun belum sepenuhnya rindu itu tersampaikan tapi hanya dengan melihat wajah sosok yang mungkin masih menjadi suaminya itu dia sudah bahagia. Dia cukup tahu sifat Chanyeol yang seakan-akan menghindarinya, dia tahu dia salah telah meninggalkan suaminya itu disaat sang suami tengah mengemis mendapatkan maaf darinya. Namun, rasa sakit itu dulu membutakan segalanya bagi Baekhyun. Rasa sakit akan bentakan suaminya dan rasa sakit saat ia tahu bahwa dirinya telah kehilangan anaknya yang tak berdosa.
“chanyeol kau tak makan?”
“tidak nuna aku akan makan dikantor saja” tanpa menoleh ke sumber suara dia hanya menghentikan langkah kakinya untuk membalas ucapan sang kakak.
Sedih itulah yang dirasakan Baekhyun saat ini. Penolakan yang dia terima dari suaminya. Dia tak bisa menahan air matanya yang keluar tanpa permisi melihat sikap dingin suaminya itu pada dirinya. Baekhyun memang tidak lagi tinggal dirumah itu, tapi dirinya terus mendatangi rumah kakaknya guna mendapatkan maaf dari suaminya. Memang bukan sepenuhnya salah nya tapi disini dia juga salah, dia yang ikut andil dalam membentuk sikap Chanyeol yang dingin kembali. Dia yang membuat keluarganya berantakan. Dia tahu sebenarnya Chanyeol juga tak benar-benar membencinya, kakanya sudah menceritakan semuanya. Dia cukup mengerti mengapa Chanyeol tak mau bertemu dengannya, Chanyeol masih tak sanggup untuk berhadapan dengannya setelah kejadian malam itu dimana dia menghabiskan waktnya dengan Baekhyun malam itu dan mungkin mengukir kenangan indah tapi paginya dia harus mendapat kenyataan bahwa Baekhyun pergi dengan meninggalkan luka yang lebar. Dia tak mau itu terjadi lagi.
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Skip~~~
Malam menjelang semua anggota keluarga tengah bersiap untuk makan malam. Seperti biasa Baekhyun juga tengah berada di kediaman Yoora, ada Ny. Park dan juga Tn. Park yang berada disana. Chanyeol yang kali ini juga ikut makan malam dengannya meskipun sepertinya terpaksa.
“chanyeol duduklah” titah Yoora
“hmmm”
Setelah kegiatan makam malam yang dilakukan keluarga besarnya, Chanyeol masih dengan keterdiamannya tengah menatap Baekhyun yang tengah membantu membereskan meja makan. Masih tetap sama meskipun telah sebulan kepulangan Baekhyun tapi Chanyeol tetaplah dirinya dengan keras kepalanya, tak ada pembicaraan yang dilakukan diri nya terhadap Baekhyun. Dia masih terus saja menangis dalam diam di tengah malam. Menangisi dirinya yang menjadi egois untuk mengalahkan egonya yang terus saja tak mengalah. Dia masih terus tak mau menatap Baekhyun meskipun istri nya itu ingin berbicara dengannya. Bahkan dia selalu menghindar ketika dirasa jaraknya dengan Baekhyun terlalu dekat. Bukan dia tak mencintai Baekhyun lagi, tapi menatapnya dengan begitu dekat membuat ingatannya akan malam itu muncul kembali dan rasa ketakutan akan kehilangan itu muncul lagi dalam dirinya.
“sudah malam ayo semua tidur” titah Ny. Park kepada keluarganya. Bahkan satu persatu keluarganya telah meninggalkan ruang tamu setelah membahas mengenai pekerjaan.
Baekhyun memutuskan untuk tinggal di rumah Yoora setelah perdebatan panjang anatara dirinya dan keluarganya. Malam ini hujan begitu deras sehingga Yoora meminta agar adik iparnya itu tinggal dirumahnya. Toh juga banyak kamar disini dan adik iparnya itu masih istri sah dari Chanyeol. Toh tak ada yang berhak melarangnya. Menatap keluar jendela yang tengah dibasahi oleh tetesan hujan yang mengembun. Air mata yang turun deras yang beriringan dengan air hujan yang turun. Dia terus menangisi nasibnya andai saja waktu itu dia tak pergi meninggalkan luka yang menganga lebar terhadap suaminya itu. Begitu sesak saat melihat sikap dingin suaminya itu. Dia tengah duduk di ruang tamu itu dia terus menatap jendela luar ruangan itu dan terus terisak dalam diam, tak ingin mengganggu keluarga ini. Dia menundukkan kepalanya sambil bertumpu pada lengannya sambil terus terisak hingga dia merasakan ada seseorang yang tengah duduk di depannya sambil membawanya kedalam pelukan hangatnya. Pelukan yang sangat dia rindukan, dia terus terisak dengan hebatnya dalam pelukan sosok yang ada di depannya ini.
“mianhae hiks”
“sssttt”
Usapan demi usapan yang dilakukan sosok suaminya ini dilakukan untuk menenangkan dirinya. Pelukan hangat nan erat yang diberikan sang suami dan usapan demi usapan dilakukan kepada sang istrinya itu. Baekhyun semakin terisak hebat kala suaminya itu menenangkan dirinya. Meskipun tak ada kata yang terucap dari keduanya tapi berbagi kehangatan itulah yang sangat ia  idamkan. Saat dimana suaminya itu memeluknya dengan sangat erat kala dirinya tengah merasakan kesedihan yang amat mendalam.
Pelukan yang terus Chanyeol berikan kepada istrinya itu dikala mereka sudah berada di dalam kamarnya dan tengah berada di ranjang mereka sambil berpelukan. Dalam dekapannya sang istri masih saja terisak kecil meskipun Chanyeol sudah melarangnya utnuk menangis. Tak ada pembicaraan meskipun sudah beberapa jam mereka bersama. Baekhyuun yang masih betah dipelukan suaminya dan Chanyeol yang bingung harus berbicara dari mana. Dia tahu ini juga salah nya yang telah menyakiti istrinya tapi dia tak membenarkan tindakan Baekhyun yang meninggalkannya yang sedang berusaha meminta maaf padanya. Bahkan dirinya harus dirawat karena bebebrapa kali melakukan percobaan bunuh diri sampai dirinya dinyatakan depresi waktu itu. Tak tahukan istrinya itu bahwa dirinya begitu tersiksa selama ini, memang dia begitu merindukan istrinya itu selama ini tapi dia hanya tak ingin kejadian malam itu kembali lagi padanya. Rasa ketakutan itulah yang ia rasakan selama ini, dan setelah itu dia melihat istrinya itu menangis dengan terisak pelan dan terdengar begitu memilukan untuknya. Dan menit itu juga dia memutuskan untuk melepaskan ketakutannya akan kehilangan sosok yang dicitainya itu. Dengan membuang egonya serta rasa takutnya dia menghampiri istrinya dan mendekapnya dengan pelukan hangat.
“hiks”
“ssstttt”
“aku minta hiks maaf sungguh”
“aku mengerti, maafkan aku selama ini menghindarimu hmm” ucapnya sambil mengeratkan pelukannya pada sang istri.
“aku salah maaf”
“aku tahu, aku juga salah maafkan aku hmmm”
“maaf membuatmu sampai depresi hiks”
“tak apa hmm, sudah malam tidurlah aku akan menjagamu”
Flashback on~~
Malam itu setelah Ny. Park menyuruh semua anggota keluarganya tidur. Chanyeol juga ikut memasuki kamarnya. Setelah lama berdiam diri dia memutuskan untuk turun mengambil air minum di dapur karena demi apapun tenggorokannya terasa kering. Dia berjalan dengan sangat pelan ketika mata besarnya menangkap sosok yang tengah duduk sambil menghadap ke jendela dan tengah terisak pelan. Isakan itu sangat menyayat hati, kerinduan yang ada pada dirinya menggiringnya pelan mendekati sosok itu. Melupakan semua kenangan buruknya, memendam segala rasa kecewanya, meruntuhkan seluruh rasa egoisnya. Rasa egoisnya itu membuat wanita yang selama ini berada di hatinya itu menangis tersayat membuat nafasnya tercekat. Dia seakan menjadi suami yang tak berguna. Bagaimanapun ini juga salahnya yang dulu menikah dengan orang lain dan tak menepati janjinya dihadapan tuhan untuk selalu menjaga istrinya itu. Karena keegoisannya dulu dia telah kehilangan cintanya dan hanya ada rasa sakit yang ada pada dirinya. Mungkin rasa sakit itu tak sebanding dengan apa yang dirasakan oleh istrinya itu. Langkahnya pun semakin dekat, lirihan usra tangisan itu semakin terdengar begitu jelas dan membuatnya semakin terluka. Direngkuhnya tubuh mungil itu dalam dekapan hangatnya dapat dia rasakan sentakan  dari tubuh istrinya itu, terkejut mungkin adalah respon alami yang dialami oleh istrinya. Air matanya luruh seketika. Mereka menangisi takdirnya berdua bersama. Rindu tau kemana ia akan pulang.
Flashback off~~

Annyeong chinguuuuu i am back wkwkwk
happy reading dan jangan lupa vote and comment
Makasih buat kalian yang udah suka sama cerita akuuu
Saranghaeeeeee 😍😘

Bertahan Atau Berlalu~ (Chanbaek)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang