2

6.2K 669 33
                                    

Disclaimer : Naruto punya Om Masashi Kishimoto

Warning : Bahasa tidak baku, EYD tidak sempurna, OOC, AU, Typo, dll.


Kaya raya.

Hidup damai.

Makan enak.

Dan... menjadi pengangguran yang sukses.

Ya... sesederhana itu impian Hinata di dunia baru yang dijalaninya ini.

Ayahnya saat ini, Duke Chalistia begitu menyayanginya. Nyonya Rena, kepala pelayan yang mengasuhnya sedari kecil juga begitu sayang padanya.

Tapi kebahagiaannya itu ternyata tidak bertahan lama. Tinggal hampir selama 2 tahun ditempat ini membuat Hinata sudah terlalu nyaman. Dan hal yang tidak diinginkannya inilah yang menghancurkan kebahagiaannya.

Dirinya sudah masa bodoh dengan sosok putra mahkota. Mau pria itu menikah atau berkencan dengan siapa pun itu bukan urusannya.

Lalu... mengapa mereka harus bertemu?

"Jangan menatapku seolah aku begitu menakutkan, Hinata!" Suara Sasuke yang terdengar dingin membuat Hinata semakin merinding. Jujur, suara dan tatapan seperti ini yang selalu menghiasi tidur malamnya dengan mimpi buruk.

"Y-ya?" Jawab Hinata dengan tergagap. Meskipun 2 tahun sudah hidup di dunia yang baru ini tapi mimpi buruk tragedi itu selalu hadir di setiap malamnya.

Menundukan kepala, sebisa mungkin Hinata menghindari kontak mata dengan Sasuke. Meskipun cukup malu dengan penampilannya yang terlalu vulgar sekarang, tapi rasa takutnya ini jauh lebih besar.

"Apa tidurmu nyenyak?" Tanya Sasuke sembari melepas handuknya dan dengan santai memakai pakaiannya.

Hinata terus menundukan kepala. Saat ini dia sedang mencoba menenangkan diri. Sosok pria yang terus menghantui setiap dirinya memejamkan mata, perlahan membuat Hinata membencinya. "E-eum... i-iya."

"Kau bisa mandi sekarang." Kata Sasuke sembari melemparkan sebuah piyama mandi pada Hinata.

"I-iya." Jawab Hinata dengan tangan yang masih mencengkram selimut putih yang menutupi tubuhnya. Saat ini tangannya masih bergetar meskipun dirinya sudah mencoba menenangkan diri.

Sasuke mengernyit. Gadis ini... ah tidak... wanita ini hanya menundukkan kepala tanpa beranjak dari tempat tidur. "Apa hanya kata iya yang bisa kau katakan? Kau tidak mengenal kosa kata lain?"

Deg.

Suara Sasuke yang begitu dingin dan tajam itu membuat tubuhnya bergetar dua kali lipat. Saat ini dirinya mencoba untuk tidak menangis ataupun berteriak ketakutan. "Sa... sa-saya..."

Sasuke menyeringai dengan wanita yang begitu polos di depannya ini. "Aku harap kau tidak melupakan kegiatan panas kita semalam."

Mendengar perkataan frontal Sasuke membuat Hinata mendongakkan kepalanya. "Apa?"

Dirinya benar-benar terkejut.

"Anggap saja itu hukuman untukmu." Tambah Sasuke sembari berjalan mendekati Hinata yang masih menatapnya di atas ranjang.

Hinata menyernyit tidak mengerti. "Hu-hukuman?"

Hukuman apa?

Menatap wanita di depannya ini dengan tajam, Sasuke tahu sesekali dirinya harus bersikap tegas. Setidaknya agar wanita ini tahu apa kesalahannya. "Mengapa kau mengabaikan perintah dari paduka Kaisar untuk segera memasuki istana?"

Infinite Dream ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang