Disclaimer : Naruto punya Om Masashi Kishimoto
Warning : Bahasa tidak baku, EYD tidak sempurna, OOC, AU, Typo, dll.
•
Lemon by Kenshi Yozenu
(Cover female)•
"Lima minggu."Hinata terus bergumam dengan mengulang kata yang sama, untuk kesekian kalinya. Menatap perutnya yang masih tampak datar, Hinata pun tergoda untuk mengelus perutnya itu. Di dunia yang sebelumnya, dia hanyalah wanita 27 tahun yang selama hidupnya tidak pernah berpacaran. Hidupnya sudah terlalu sulit untuk sekadar mencari makan, dan untuk mencari pendamping, Hinata tahu dirinya tidak punya cukup waktu untuk itu.
"Bayi kecil!"
Hinata tersenyum sendiri sembari terus mengelus perutnya. Memikirkan jika sebentar lagi dia akan menjadi seorang ibu, tidak dapat dipungkiri Hinata merasa sedikit ketakutan tapi di sisi lain hatinya ada perasaan senang yang membuncah.
Terlepas dari apa yang menimpanya hingga harus mendapatkan sesuatu 'ini', Hinata tahu dia tidak membenci darah daging yang berada di dalam perutnya ini.
Hidup belasan tahun di panti asuhan membuat Hinata mensyukuri seperti apa arti keluarga itu. Dan tak ada yang perlu disalahkan dari kehadiran seorang bayi kecil tanpa dosa ini. Yang sepenuhnya bersalah adalah orang dewasa yang bertingkah dengan egonya masing-masing. Dan Hinata tahu dirinya sudah jatuh cinta setengah mati dengan bayi yang bahkan belum berbentuk di perutnya ini.
"Mengapa kau belum tidur? Meskipun ini musim panas, tapi udara malam tidak cocok untuk wanita hamil."
Tanpa perlu menoleh, Hinata sangat mengenali suara baritone itu. Bergumam pelan, dia membenarkan perkataan pria itu. Dirinya sendiri tidak menyadari jika sudah berdiri di balkon kamarnya dalam waktu yang cukup lama. Menautkan kedua tangannya yang terasa dingin, Hinata berharap dia tidak akan terserang flu di musim panas.
Akan sangat menggelikan sakit flu di musim yang begitu cerah.
Sasuke yang berdiri disamping Hinata, hanya menatap wanita itu yang terdiam seolah sibuk dengan dunianya. Menghela napas pelan, pria itu melepas jubah hangat miliknya dan dipakaikan pada wanita yang sebentar lagi akan berganti status menjadi istrinya itu.
"Persiapkan dirimu, 2 minggu lagi akan diadakan pesta penyambutanmu sekaligus pemberian gelar putri mahkota."
Hinata mengangguk sebagai respon. Dia sudah mendengar kabar itu dari kepala pelayan. Karena itulah beberapa hari ini para pelayan memberinya pelayanan ekstra. Dari mandi dengan minyak lavender dan berendam di kolam susu selama 3 jam.
Berlebihan kan?
"Baginda kaisar juga akan mengadakan pesta pernikahan kita 2 minggu setelahnya. Jadi... persiapkan dirimu yang akan sibuk untuk sebulan ke depan," tambah Sasuke sembari bersandar pada pagar balkon. Ya... kadang dia tidak begitu mengerti dengan cara pikir Hinata yang tidak dapat ditebaknya.
Hinata mengerutkan kening mendengar perkataan Sasuke barusan. Menatap pria itu dengan wajah sedikit protes, Hinata ingat tidak ada kata pernikahan di kontrak yang sudah mereka tanda tangani. Bahkan dia juga menyimpan lembar yang lain. Lalu mengapa sekarang membahas tentang pernikahan? Dia malah berencana untuk mendukung kisah cinta pria itu bersama wanita lain.
"Um... pe-pernikahan? Kurasa kau membaca isi kontraknya."
Mengerti dengan maksud pertanyaan Hinata, Sasuke pun menatap wanita itu serius. "Kabar kehamilanmu sudah menyebar ke seluruh penjuru negeri dengan cepat, dan baginda kaisar menginginkan pesta pernikahan itu segera dilaksanakan. Baginda tidak ingin citra keluarga kekaisaran menjadi lebih buruk dari ini. Dan terjadi perpecahan lebih besar di dua kubu fraksi. Kau sepertinya harus mengingat siapa klan Chalistia itu sebenarnya. Saat ini kaisar juga berusaha untuk melindungi seluruh klanmu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Infinite Dream ✅
Mystery / ThrillerSasuhina Fanfiction / Rate M [COMPLETE] - (Fantasy) Terbangun di sebuah era yang ketika kasta diperhitungkan, Hinata terpaksa harus menjadi seorang putri mahkota di kerajaan Flogeri. Terbangun di sebuah tubuh seorang putri yang dicampakan putra mah...