Pernah mendengar pepatah yang mengatakan, sejauh apapun kau pergi, sekuat apapun kau menghindar dan sekeras apapun kau menolak, jika takdir sudah mengikat simpulnya, kalian pasti akan dipertemukan. Bagaimanapun caranya.
•
Disclaimer : Naruto punya Om Masashi Kishimoto
Warning : Bahasa tidak baku, EYD tidak sempurna, OOC, AU, Typo, dll.
•
Kimi Ga Kureta Mono by Secret Base (Ost Anohana)•
Apa ini yang dikatakan dengan berjodoh?Entah mengapa Hinata tiba-tiba mengingat pepatah yang pernah dibacanya itu di sebuah papan iklan besar di kehidupan sebelumnya. Dia masih begitu ingat isi pepatah mainstream itu, karena menurutnya pesan dan iklan yang terpasang tidaklah cocok. Bagaimana tidak, apa ada hubungannya sebuah promosi sabun cuci piring dengan jodoh?
Sangat tidak masuk akal.
Tapi yang lebih tidak masuk akal lagi, Hinata mengingat pepatah itu di saat seperti ini.
Menatap horor barisan orang di depannya, Hinata tahu takdir mungkin sedang mencoba untuk mempermainkannya.
Setelah melarikan diri dari pria pirang yang bernama Naruto itu tadi siang, saat ini mereka malah dipertemukan kembali di ruangan ini setelah acara makan malam. Melihat Naruto yang terus menatapnya dengan senyum ramahnya itu, membuat Hinata semakin tidak nyaman.
Ketika kau sedang menggantikan peran orang lain yang bahkan seperti apa kehidupannya tidak kau ketahui, itu membuat Hinata cukup frustasi karena kebingungan. Hinata yakin tempat ini jauh berbeda dari dunia di kehidupannya terdahulu. Dan dia juga tahu, hidup di tempat ini akan sangat mudah memenggal kepala orang lain hanya karena salah bicara.
Itulah yang sedang dipikirkannya selama ini. Terlebih mimpi tentang Hinorita terkadang masih datang saat dia terlelap.
"Perkenalkan... saya putra dari Duke Efram, Louis Efram dari daerah selatan." Seorang pemuda berambut coklat karamel yang dapat Hinata tebak sekitar 15 tahunan membungkukan badan dengan cukup canggung. Tapi Hinata lihat pemuda itu tersenyum lebar untuk menutupi kegugupannya.
Louis, segera duduk ketika Kaisar yang memimpin rapat ini memintanya kembali duduk dengan isyarat tangan.
Naruto yang sedari tadi tidak mengalihkan pandangannya dari Hinata pun segera berdiri. Tersenyum secerah mentari, Naruto pun memberi salam. "Saya adalah putra kedua Duke Vloir dari daerah Barat, Ben Vloir. Tapi saya lebih nyaman jika dipanggil dengan nama Naruto!"
Duke Vloir?
Mencoba menggali ingatan tentang keluarga dari Duke daerah Barat itu membuat Hinata terus mengernyitkan keningnya. Tapi lagi-lagi tak ada ingatan tentang itu.
Sakura yang sedari tadi terus menatap Hinata dengan datar pun berdiri untuk memberi salam. "Perkenalkan saya putri Count Haruno dari daerah timur, Sakura Haruno."
Dan tanpa sengaja tatapan mereka bertemu. Merasakan tatapan Sakura yang membuatnya kurang nyaman, Hinata segera mengalihkan pandangannya.
Bahkan Hinata tidak mendengarkan apa yang sedang dibicarakan Kaisar saat ini. Dia hanya terfokus pada otaknya yang masih kebingungan. Seolah dia sedang meraba dinding abu-abu yang entah itu akan berakhir di sebuah taman bunga yang indah atau mungkin jurang neraka untuknya.
"Hinata, Putriku! Apa kau sedang tidak enak badan? Wajahmu pucat dan kau tidak fokus pada apa yang sedang kubicarakan."
Suara Kaisar yang memanggil namanya membuat Hinata sedikit tersentak. "Maafkan saya, Yang Mulia. Saya hanya sedikit merasa lapar."
KAMU SEDANG MEMBACA
Infinite Dream ✅
Mystery / ThrillerSasuhina Fanfiction / Rate M [COMPLETE] - (Fantasy) Terbangun di sebuah era yang ketika kasta diperhitungkan, Hinata terpaksa harus menjadi seorang putri mahkota di kerajaan Flogeri. Terbangun di sebuah tubuh seorang putri yang dicampakan putra mah...