Infinite Dream ✅

Remahan Peyek!

Apa ada yang masih menunggu kisah kebobrokan dari keluarga Uchiha ini? Kisah kucing anjing antara Sasuke dan Sagara?

Ayo vote!! 😆😆

Siapa tahu keluarga ini bisa debut dengan cerita mereka sendiri. 😁😁

Menurut kalian semua, recehan ini dilanjut atau gak? Komen disini ya?!

KUDU KOMEN YAK?! 😏😏

(Digampar orang sekampung)

U-um... Untuk di page ini akan ada tebak-tebakan baru. Jadi... buat menunggu jawaban kalian, baca cerita ini dulu ya?

Yuk cussss!!!!

🍀

I Need You by BTS
(Piano cover)

🎀

"Hime... apa ini tidak terlalu dalam? Apa begini tak apa?"

Suara Sasuke yang terdengar berat cukup mengusik kesadaran Hinata. Meskipun lirih tapi dia tahu jika suara pria itu menenangkannya. Seolah perasaan berbunga yang memenuhi dadanya semakin lama terasa membesar dan hampir meledak.

"Jika sakit kau bisa menggigit atau mencakarku, hm?!" Sasuke kembali berbisik lirih di telinga Hinata.

Wanita itu tersenyum mendengar suara Sasuke yang sedikit bergetar. Bahkan disisa kesadarannya Hinata tahu suaminya itu masih belum rela dengan keputusan ini.

"Aku masih sangat membutuhkanmu Hinata, karena itu..."

"Aku akan bertahan. Dan aku tahu kau percaya padaku, Sasuke!" potong Hinata cepat. Dia tidak ingin suasana berubah mellow atau mungkin diselimuti mendung di sini.

Memejamkan mata, Hinata sudah membulatkan tekatnya.

Bencana alam.

Wabah penyakit.

Krisis global.

Hinata tidak tahu lagi, apa ini adalah akhir dunia atau bukan. Tapi dalam waktu beberapa bulan ini semenjak kemunculan sebuah wabah penyakit yang menyerang manusia di bumi, hampir seluruh sektor dunia mengalami kerugian massal.

Pandemi global.

N11H8 - Cordfer Int

Sebuah penyakit misterius menyerang umat manusia di bumi. Hampir seluruh negara di dunia berbondong-bondong sibuk untuk menciptakan vaksin.

Tapi... pandemi ini masih terus berlangsung.

Bahkan segala cara sudah dilakukan untuk menekan pandemi ini. Dari pengobatan medis bahkan hingga herbal. Tentang mentranfusi plasma darah pun belum membuahkan hasil. Dalam sesaat dunia berubah sekarat. Penyakit itu menggerogoti organ manusia dan berakhir dengan manusia yang benar-benar kehilangan perasaannya.

Karena pandemi ini juga manusia seolah kehilangan akal pikiran dan nuraninya. Saling membunuh untuk bertahan hidup pun halal dilakukan.

Jika seperti ini apa bedanya dengan perang dunia ke 3?

Dan Hinata tidak ingin dunia berakhir dengan cara seperti ini.

"Mama, hentikan ide gila ini!" Suara Sagara yang terdengar tercekat di sampingnya membuat Hinata membuka mata dan menatap sang putra dengan sendu.

"Sagara... semua penderitaan ini harus berakhir! Kita harus menemukan cara untuk mengakhiri ini semua." Hinata mencoba kembali memberi pengertian pada Sagara. Dia tahu seorang yang jenius tidak selalu menggunakan logikanya untuk berpikir. Tapi juga perasaannya untuk menetralkan itu semua.