3.

2.2K 255 17
                                    

maaf membuat kalian menunggu.

2 bulan kemudian.

Sudah 2 bulan dari kejadian Hoseok dan Jungkook di motel, pemuda jeon tersebut masih berusaha untuk meluluhkan hati Hoseok. Dan sudah 2 bulan juga Hoseok terus menolak kehadiran Jungkook, tapi tidak ada tanda menyerah dari pemilik senyum bunny.

Tentang hubungan Hoseok dan Taehyung, Hoseok sudah memutuskan untuk berpisah. Dan Taehyung agaknya menyesal sudah menyakiti orang sebaik Hoseok.

Flashback.

Bau kopi dan manis dari sebuah cafe menyeruak masuk kehidung bangir Taehyung. Mata elangnya mencari-cari sosok makhluk manis yang belakangan ini menghindarinya. Senyum kotak menawan terlihat diwajah tampannya. Kaki jenjangnya melangkah cepat kesebuah meja disudut cafe.

Taehyung duduk dihadapan Hoseok, yang menatapnya datar. Mengundang kernyitan heran dari Taehyung. "kau sakit honey?" tangan Taehyung menyentuh pipi Hoseok yang dulunya gembil, tapi sekarang terlihat menirus dengan bibir tipis yang memucat.

Hoseok menepis pelan tangan Taehyung, menghela nafas beratnya. "aku mau kita sampai disini" Hoseok langsun masuk pada tujuan dia menemui Taehyung.

Dan Taehyung hanya terdiam sejenak sebelum mengeluarkan suaranya yang tercekat.

"kenapa?" Taehyun menggenggam tangan Hoseok yang dingin. "maaf jika aku ada salah, kau sedang tidak sehat honey. Kuantar pulang, nanti kita mengobrol lagi ya" Taehyun akan bangkit, tapi ditahan segera oleh Hoseok.

"dengarkan aku" Hoseok membalas tatapan sendu Taehyung.

"hubungan kita tidak sehat Tae, aku tau kau menginginkan hubungan normal seperti orang lain. Dan kau tidak salah memilih Irene, dia wanita baik dan cantik" senyum Hoseok tersirat akan luka pedih, membuat Taehyung meneteskan air mata tanpa sadar.

"aku ada jika kau butuh bantuan, kita bisa tetap berteman kau tidak perlu khawatir Tae. tidak akan ada yang tau tentang hubungan kita." cukup, Taehyung sudah tidak sanggup untuk mendengarkan semuanya.

"aku tidak pergi, aku hanya mengakhiri hubungan yang tidak seharusnya ada" Hoseok menatap Taehyung dengan senyuman. "tapi sayang dan semua perasaanku nyata, meski itu salah. Tapi aku bersyukur untuk setiap kesalahan yang kulakukan denganmu, karna semua itu aku merasa bahagia bersamamu, Kim Taehyung" Hoseok mengusap pipi Taehyun, kemudian mengecup tangan Taehyung dalam genggamannya.

"aku mencintaimu, kau harus memberi kebahagian pada Irene seperti yang kau berikan kepadaku. Tapi jangan berikan dia luka" terakhir kalinya, Hoseok bangkit dan segera meninggalkan Taehyung yang masih setia diam. 

Dan itu adalah pertemuan terakhir Hoseok dan Taehyung.

***

Setelah pertemuan Hoseok dan Taehyung, terhitung sudah 1 bulan lamanya. Hoseok merasa lebih lega setelah memutuskan semua, meski akhir-akhir ini dia sedikit kurang sehat.

"Seok kau baik-baik saja?" tanya Namjoon.

Kim Namjoon. Teman dekat Hoseok yang memilik otak encer, meski isinya lebih banyak hal mesum. Namjoon dan Hoseok berteman sejak junior high school, hingga sekarang meski terpisah jurusan. Namjoon memilih jurusan Arsitektur dan Hoseok sastra.

Hoseok hanya menggeleng pelan menanggapi pertanyaan Namjoon. Sekarang perutnya merasakan gejala aneh lagi, terasa seperti diaduk dan sangat mual. Dan ini sudah berlangsung hampir 2 minggu, tapi kondisinya bukan malah membaik malah semakin merasa mual yang sangat parah.

Seperti saat ini, dia berlari menuju toilet terdekat. Memuntahkan semua sarapannya pagi tadi, merasa perih dipangkal tenggorokannya. Setelah selesai, tubuhnya terasa lemas. Dan sebelum kesadarannya hilang, dia merasakan tangan kekar yang menahannya sebelum jatuh tak sadarkan diri.

15 menit yang lalu.

Jimin menarik paksa lengan Jungkook.

'Menyebalkan' fikir Jungkook.

Jimin membawa Jungkook ke gedung fakultas sastra, dimana itu adalah fakultas kekasih Jimin.

Jungkook tidak masalah, hanya saja dia tahu Hoseok berada di fakultas sastra. Sudah sebulan lebih, Jungkook berusaha mendekatkan diri dengan Hoseok. Perasaannya tidak karuan beberapa hari belakangan, Jungkook tau dia sudah jatuh pada pesona sang pria manis. Hanya saja terlalu sulit untuk Jungkook menggapai Hoseok.

Jungkook kembali menghela nafas, ada rasa ingin menyerah saja. Tapi terlalu sakit untuk menyerah tanpa pernah mencoba. Tekadnya bulat, meski hatinya sedikit goyah. Ada rasa gugup, dan rindu tidak dipungkiri terselip dihati Jungkook untuk pria manisnya.

Bingo!

Panjang umur, sosok yang selama sebulan berhasil membuatnya susah tidur, terlihat buru-buru memasuki kamar mandi. Pria bergigi kelinci tersebut mengernyit heran, tidak memperdulikan celotehan Jimin. Matanya membulat terkejut saat mendekati bilik kamar mandi dan mendengar suara seseorang sedang muntah.

Tidak salah lagi, itu Jung Hoseok.

Jungkook membuka buru-buru pintu tersebut, setelah tidak terdengar lagi suara dari dalam. Dan untung saja dia cepat, dengan segera menahan tubuh Hoseok yang jatuh limbung.

---

"Untuk beberapa waktu dia harus banyak istirahat, ini terlalu beresiko untuknya" Jungkook terdiam, ada rasa senang tapi dilain sisi khawatir.

"Ada banyak orang yang mungkin seperti dia, kau harus lebih berhati-hati. Karena ini rentan untuknya, maka jangan sampai membuatnya tertekan atau stress" Jungkook lagi-lagi hanya diam dan mengangguk pelan.

Setelah dokter memeriksa Hoseok pergi, Jungkook menghampiri pria manis yang sedang memandangnya tajam.

"Apa ka-"

Prang!

Pecahan kaca dari vas bunga itu terhambur percuma. Jungkook menghela nafas lagi-lagi.

"Aku akan menggugurkannya!"

Runtuh sudah pertahanan Jungkook, mata tajamnya mengeluarkan cairan bening. Kakinya berlutut dengan tangan bersimpuh diatas pecahan kaca.

"Kumohon, biarkan dia tetap hidup."

---

aku merombak habis tulisan ku dibuku ini, supaya kalian nyaman untuk membaca.

terima kasih yang tetap mendukung aku untuk tetap melanjutkan cerita ini.

Stay - Kookhope -Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang