12.

1.5K 201 19
                                    

no edit!!!

Setelah selesai membereskan barang bawaan.

S

emua orangㅡminus Hoseok yang masih betah mengurung diri dikamar, memutuskan untuk beristirahat, dikamar masing-masing.

Jimin menempati kamar kedua di atas, bersama Yeonjun. Sedangkan dibawah ditempati Yoongi dan Namjoon yang menekuk wajahnya, karena tidak diizinkan satu kamar dengan kekasihnya.

"Namjoon dibawah bersama ku, tidak ada penolakan! Yeonjun dan Jimin bisa menempati kamar di atas" titah Yoongi.

Namjoon yang ingin protes, diurungkan karena melihat kekasih mochinya yang senang sekamar dengan Yeonjun.

Di kamar utama, pemuda jeon terlihat begitu hati-hati saat memasuki kamar. Agar tidak menganggu pria manis yang sedang tertidur.

Jungkook mendekati Hoseok. Mengambil posisi duduk ditepi kasur. Tangannya mengusap lembut kening Hoseok, menyingkarkan rambut halus pemuda jung tersebut.

Jungkook menunduk, mengecup pelan kening Hoseok. Menganggu tidur Hoseok, perlahan mata tupai tersebut terbuka. Hoseok menggeliat, mengubah posisi tidurnya menyamping menghadap Jungkook.

"apa aku membangunkan mu?" tanya Jungkook, yang mengusap pipi berisi Hoseok.

"emm tidak sepenuhnya"

Hoseok merasa nyaman saat berada dekat dengan Jungkook. Perlakuan lembut dari Jungkook, membuatnya tidak ingin jauh dari pemuda jeon tersebut.

"aku akan mandi, dan menemanimuㅡ"

Jungkook akan beranjak sebelum tangannya ditahan oleh Hoseok.

"mandinya nanti saja" cicit Hoseok.

Jungkook kembali duduk, "ada yang kau butuhkan?" tangannya kembali mengusap pipi Hoseok.

"anuㅡ" perlahan semburat merah menjalar dipipi si manis.

Jungkook diam menunggu Hoseok melanjutkan ucapannya. Tapi bukannya ucapan, justru tangan Jungkook ditarik hingga tubuhnya membungkuk dengan wajah berhadapan dengan Hoseok.

Tangan kiri Hoseok yang bebas, mendorong tengkuk Jungkook. Hingga 2 benda kenyal dan manis itu menyatu.

Jungkook terkejut setengah mati, tersadar saat lumatan yang dia rasakan dari bibir cherry milik Hoseok.


Tidak ada paksaan dalam ciumannya. Tidak ada sirat nafsu yang menggebu, hanya ada kelembutan. Hoseok sangat lembut menyapu bibir Jungkook, membuat sang dominan mengawang karena sensasi lembut tersebut.

Hoseok hanya mau menyalurkan kegelisahannya, hanya mau memberitahu bahwa perasaan Jungkook telah terbalaskan. Tanpa perlu berkata, tanpa perlu menyusun syair.

Jungkook sadar, Jungkook juga tau.

Membiarkan Hoseok mengambil alih permainan untuk sementara. Memberi kesempatan Hoseok untuk memantapkan hatinya.

Ciuman yang seharusnya lembut, berubah menjadi lumatan terburu-buru.

Hoseok menepuk pelan bahu Jungkook, memberitahu bahwa pasokan udaranya sudah habis. Jungkook sedikit tidak rela melepaskan ciumannya, menatap Hoseok yang memejamkan mata dengan bibir terbuka memasok udara.

Jungkook kembali menyatukan bibirnya. Penuh tuntutan, dan menggebu sarat akan nafsu.

Hoseok suka, sangat.

Jungkook kembali menjeda, "ini tidak bisa dilanjutkan, tapi kalau kau maㅡ"

Lagi, sepertinya Hoseok tidak suka basa-basi. Tanpa mendengar Jungkook melanjutkan ucapannya, bibirnya kembali dia satukan.

Tangan Jungkook tidak di biarkan menganggur. Menyusuk kedalam kaos Hosoek, dengan lincah menari dikulit halus si manis.

Jungkook mengusap lembut dan penuh tekanan, kedua tonjolan didada Hoseok.

Hoseok menggelinjang, ciumannya kembali dilepaskan. Kepalanya menengadah, memberi akses Jungkook untuk mengecupi leher jenjangnya.

Ruam karya Jungkook begitu kontras dengan kulit seputih susu milik Hoseok.

Suasaan kamar dengan view laut yang menampilkan jingganya langit sore, semakin memanas saat Jungkook menyingkap selimut yang menutupi kaki jenjang Hoseok.

Menatap lapar paha mulus yang terekspos karena Hoseok yang mengganti celananya dengan celana pendek rumahan.

"Hoseok" lirih Jungkook, tangan kekarnya mengangkat kaki Hoseok dan disandarkan dibahunya.

"aku tidak yakin akan berhenti" Jungkook mengecupi betis hingga paha Hoseok, yang membuat pemuda jung merasakan sensasi geli.

"lakukan jeon, a-aku memberi izin"

Tanpa menunggu perintah kedua, dan tanpa bertanya apa Hoseok yakin. Jungkook sudah melepas kemeja yang menutupi tubub atletisnya.

Hoseok sukses bersemu.

Betapa sempurnanya pahatan tuhan dihadapannya. Jungkook terkekeh gemas melihat semburat mereka di kedua pipi Hoseok.

Perlahan Jungkook membuka celana dan kaos yang digunakan Hoseok.

Hoseok sudah memerah padam menahan malu, ini pertama kalinya dia dan Jungkook sedekat dan seintim ini.

Jungkook mengecup perut besar Hoseok. Mengambil bantal dan menaruhnya di bawah bokong Hoseok.

Bahkan saat mereka akan bercinta, Jungkook masih bersikap lembut pada Hoseok. Memberi kenyamanan untuk submisivnya.

Hoseok tidak ingat, sesuatu yang panjang besar itu sudah pernah memasukinya dan membuatnya sekarang mengandung.

Bibirnya dia gigit menghilangkan rasa gugup.

'apa itu akan muat?'

Sepertinya otak Hoseok tidak sepolos dulu lagi.

Dan entah bagaimana benda keras tersebut akan memasuki lubang Hoseok. Tidak mungkin ada lubricant, atauㅡ

"kita pakai baby oil saja hmm"

Jungkook melumuri kepala kejantanannya dengan baby oil yang dibawa khusus untuk memijat perut Hoseok, yang terkadang keram.

Setelah Jungkook meneteskan baby oil juga pada cincin lubang anal Hoseok.

Oke, Hoseok tidak bisa lagi melarikan diri.

"agghhhhhㅡkoohhh enghhhh"

Selanjutnya kamar itu penuh dengan erangan dan desahan dari Hoseok yang merasakan kenikmatan saat Jungkook menaikan tempo menumbuk titiknya.

Lalu, apa kabar dengan roommate Jimin dan Yeonjun?

Jimin sedikit bersyukur, karena Yeonjun sudah tertidur dengan earphone ditelinganya.

Tapi sial bagi Jimin, karena telinganya yang suci ternodai dengan suara-suara penub nafsu dari kamar disebelahnya.

"Jeon sialan!" umpat Jimin, memilih memasang earphone juga.

***

maaf banget, rencanannta mau selesai hari ini.
tapi pagi tadi aku ada urusan, dan mengharuskan aku keluar rumah.

mungkin besok aku bakal sekaligus up.
semoga gak ada halangan lagi.

Stay - Kookhope -Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang