Sudah dua hari Lala tidak ada keluar rumah, lebih tepatnya tidak ada ke butik Tata yang dimana dia juga kerja disana sebagai designer selain freelancer dirumah. Karena kejadian jatuh dari tangga dua hari lalu yang mengakibatkan bergesernya lutut Lala, Lala terpaksa beristirahat dan tidak banyak gerak selama dua hari. Tapi, setidaknya di hari kedua ini Lala sudah bisa jalan tanpa tertatih-tatih menahan nyeri karena Lala juga rutin melatih kaki kanannya bergerak dan mengompres lututnya sesuai yang dokter anjurkan selain meminum obat penghilang nyeri.
"La, ada Tata nih.." Kata Ajeng membuka pintu kamar Lala diikuti Tata yang datang dari sana dan masuk kekamar Lala. "makasih ya tante.." Kata Tata, Ajeng pun menutup pintu dan kembali melanjutkan aktifitas memasaknya.
"Gimana? udah mendingan lo?" Tata duduk disamping Lala yang masih berbaring dan sedang melanjutkan beberapa design baju.
"Ya.. lumayan lah. Udah gak begitu nyeri lagi sih, jalan pun gue udah mulai lancar. Kangen ya lo gak ada gue di butik?"
"Gue punya pacar La." tiba-tiba Tata memberitahu hal yang mengaget kan bagi Lala. Lala yang tadinya berbaring langsung duduk tegak dan menyingkirkan laptopnya. "HAH? Seorang Tata punya pacar? SIAPEEEE? Sejak kapan lo minat buat pacaran lagi?" Tanya Lala penasaran.
"Ya.. ya sejak sekarang lah. La.. gue pacaran sama dokter La."
"HAH? WAH udah siap nikah lo? langsung ngegebet dokter? Jangan-jangan.. lo sama dokter yang nanganin gue? IYAKAN?!" Lala semakin penasaran karena Tata tak kunjung memberitahu identitas pacar baru nya.
"Gila aja lo, gak lah! Gue sama temennya dokter yang nanganin lo. By the way nama dokter yang nanganin lo itu dokter Aksa, nah pacar gue namanya dokter Bobi." Jelas Tata sambil senyum sumringah. "Cih, mulai deh. Mabuk cinta deh lo."
"Ta, baru dua hari kenal udah pacaran? Wah.. gak bener."
"Tau gak sih lo rasanya kalau ketemu the one?" Kata Tata masih dengan senyumnya, dia mengambil bantal guling Lala dan menghadap ke Lala. "Waktu lo diperiksa sama dokter Aksa, gue sempet ngobrol sama dokter Bobi. Nyambung banget La! padahal baru ketemu dan bisa senyambung itu, sampai akhirnya kita tuker-tukeran nomor telfon terus yaudah. Gue juga sempet kaget La waktu dia ngajakin gue untuk kenal lebih dalam, gue juga ya ngerasa yakin aja ke dia, gue iyain. I'm happy you know.." jelasnya.
Lala yang mendengar dan melihat sahabatnya bercerita tentang pacar barunya dengan mata yang berbinar itu tersenyum, "Bagus deh kalau lo bahagia.. gue ikut seneng. Udah gak trauma dong kena selingkuh?" ganggu Lala ke Tata yang dihadiahi pukulan bantal. "Wah, jangan bahas-bahas lagi deh! udah lewat banget tuh jaman kuliah. Orangnya juga udah nikah kali La, si Bram kampret emang."
Sekedar perkenalan singkat saja, Bram adalah mantan pacar Tata waktu kuliah dulu, ketahuan selingkuh dengan anak jurusan Fashion Design, yang dimana Bram sendiri itu bukan dari jurusan yang sama dengan Tata melainkan Teknik Kimia. Sekarang Bram juga sudah menikah dengan selingkuhannya yang sekarang adalah istri nya, yah.. mungkin namanya takdir. Sempat trauma untuk menjalin sebuah hubungan kembali, sampai akhirnya Tata berani memulai lagi seperti sekarang, dengan Bobi.
"Hahahaha, mantep sih emang dari selingkuh eh ternyata naik kepelaminan! Emang ya, cara tuhan ngasih jodoh tuh ada-ada aja." Lala tertawa mengingat masa itu. "Gue kasian banget sama lo waktu itu, jagain jodoh orang hampir 3 tahun, buset."
"Diem deh La, sekarang tuh lo yang cari jodoh sana! Bukannya nyokap nyuruh kawin? hahahahaha" sekarang giliran Tata yang meledek. "Ish! Gausah diingetin deh, masa mau lanjut S2 disuruh punya suami dulu sih? Aturan macam apatuh? pft.." Lala berdiri dari tempat tidur nya dan mengambil handuk. "Gue mau mandi, tunggu diluar sana."
"Yaelah berasa cowok nih gue lo suruh keluar. Eh! kebetulan deh! buruan mandi, ntar kita pergi yuk? mumpung butik gue ada yang standby disana, jadi kita bisa santai, lo juga udah berlumut dirumah dua hari kan? Sekalian nanti makan siang bareng Bobi" usul Tata yang berjalan kearah pintu kamar. "EEEH NGGAK-NGGAK! Gue udah pensiun ya jadi nyamuk lo! OGAH" teriaknya dari kamar mandi.
Tata mendekat kearah pintu kamar mandi dan mengetuk tiga kali, "Maaf, tidak menerima penolakan. Tolong dipercepat ya mandinya nona Lala." Tata pun melesat pergi dari kamar Lala.
▪︎▪︎▪︎
Lala sekarang duduk diam dihadapan orang yang pernah menanganinya dirumah sakit. Ada rasa ingin mencekik Tata sekarang, karena seingatnya Tata hanya mengatakan kalau makan siang setelah acara jalan dengan dirinya, mereka hanya makan siang bersama Bobi. Tapi, kenyataannya yang ada didepan Lala sekarang adalah Aksa, teman dari Bobi.
Mereka berempat sudah memesan makanan dan sekarang sedang menunggu makanan mereka untuk datang. Makan direstoran jepang ini adalah kesukaan Lala, makanya Tata menyuruh Bobi dan Aksa untuk datang ke restoran jepang yang ada di mal ini.
"Diem bae, ngobrol dong." celetuk Bobi yang hanya tertawa melihat dua orang yang duduk hadap-hadapan tapi tidak mengeluarkan suara sedikit pun. "Iyanih, jangan anggap dokter-pasien dong, kan lagi diluar rumah sakit." tambah Tata.
Yap! Benar sekali, dengan ada nya Aksa sekarang, semua itu sudah direncakan oleh oknum yang bernama Bobi dan Tata. Sebenarnya ide ini muncul dari otak seorang Tata malam tadi sebelum berada di tempat ini sekarang.
"Ta, besok kamu sibuk?" tanya Bobi dari sambungan telponnya dan Tata.
"Enggak sih.. rencana mau lihat Lala, temen aku yang waktu di UGD itu, ingat kan?"
"Oh.. ingat, Aksa sempet cerita waktu selesai nanganin dia, katanya lucu soalnya teriak masih pake embel-embel Mama hahaha"
"Hah? beneran? hahaha, jangan-jangan suka lagi dokter Aksa sama temen aku"
"Ya bagus kalo dia suka, abisnya dari kuliah mainnya sama buku terus!"
"IH SAMA DONG DENGAN TEMEN AKU" jawab Tata semangat, dan muncul lah ide itu.
"Besok kita makan siang aja gimana? Ntar aku ajak Lala kamu ajak Aksa, biar ketemu lagi aja gitu.. kali aja mereka nyambung kan? Tapi habis aku jalan sama Lala ya? Ntar aku kabarin kamu ya?" usul Tata, yang di respon dengan tawa oleh Bobi. "Boleh deh, jadi biro jodoh sesekali juga gak apa-apa ya sayang? Oke deh, nanti kabari aku aja ya? See you." Sambungan telfon pun mati.
▪︎▪︎▪︎
Haiiii ^^ Terimakasih yang sudah baca sampai sini, tunggu chapter-chapter berikutnya ya!^^. Jangan lupa tombol vote dan kolom komen! :) Have a nice day!