Chapter 3 : Agreement

1.9K 396 427
                                    

Seumur hidup Yejin tidak pernah mempercayai adanya makhluk lain yang hidup di dunia selain Manusia dan hewan. Menurutnya, sosok mitologi seperti sphnix, harpies, lilith, dan lainnya hanya ada di dalam buku yang pernah ia baca sewaktu kecil. Tidak sedikit yang mengganggap mereka hanyalah hasil dari manusia yang memiliki imajinasi yang cukup tinggi. Namun, beberapa orang mempercayai jika dunia pernah dikuasai oleh mereka yang memiliki kekuatan di luar nalar manusia. Mereka menggunakannya untuk menakuti dan membuat manusia tunduk kepada mereka, ada juga yang menggunakan kekuatan yang dikenal sebagai keberkahan untuk menolong para manusia.

Sosok bernama Roe Taehyung ini lebih seperti harpies versi pria dan juga gabungan dari lucifer. Sayapnya yang berwarna hitam membuat Yejin berpikir jika Taehyung adalah sosok yang harus diwaspadai. Sebelum akhirnya bayangannya terbantahkan karena kejadian tadi. Taehyung telah menyelamatkannya dari sikap kurang ajar Jungkook, meski selanjutnya ia yang malah menggantikannya.

Mereka kini menatap Jungkook yang masih tergeletak di lantai. Hingga sekarang pria itu belum membuka matanya. Yejin mendadak panik. Jungkook memang sudah bersikap kurang ajar padanya, tapi bukan berarti ia hanya akan menutup mata terhadap apa yang menimpa pria itu. Ia cukup khawatir terjadi sesuatu pada Jungkook.

Lain halnya dengan Taehyung yang tampak tidak acuh. Pria itu hanya berdiri di samping Jungkook dengan kedua tangan yang disilangkan di depan dada.

"Jungkook-ah," Tidak ada respon bahkan setelah Yejin menguncang tubuh pria itu untuk membangunkan. "Apa yang harus kita lakukan sekarang?"

"Ciuman lagi?"

Pipi Yejin merona. Bisa-bisanya dalam situasi seperti ini, Taehyung malah mengatakannya dengan begitu santai.

"Maksudku apa yang harus kita lakukan padanya? Apa dia ..." Yejin tidak melanjutkan dan menutup mulutnya. Dia menggeleng dengan cepat. Jungkook tidak mungkin mati, pikirnya.

"Dia tidak mati." Taehyung terdengar mendecih. Terlihat kesal dengan ucapan dan ekspresi Yejin yang tampak begitu mengkhawatirkan pria yang memaksanya tadi. "Kita hanya perlu menunggu hingga dia bangun."

Yejin bernafas lega. Rasa khawatirnya sedikit mereda. "Sampai kapan? Kau yakin tidak akan terjadi hal buruk padanya?"

Taehyung menumpukan wajahnya pada telapak tangan. "Dia akan membuka matanya setelah kita selesai berciuman lagi."

Pupil Yejin melebar. Kenapa pria ini hobi sekali mengatakan hal yang tidak terduga? Pikirnya.

"Kau mencoba menipuku yah?"

"Tidak percaya? Mau buktikan?" Tantang Taehyung dengan smriknya dan kedua alis yang diangkat seakan menggoda.

"Mana mungkin ada yang seperti itu," Yejin berusaha terlihat tenang meski setengah dirinya merasa cemas. Ia bukan gadis bodoh yang dengan mudah mempercayai perkataan itu.

"Ya sudah kalau kau tidak ingin percaya." Ia mengendikkan bahunya dan mengangkat kedua tangannya meremehkan. "Aku kasihan kepadanya. Harus mati di usia muda karena keegoisan seseorang." Dia menyesap teh dari cawan yang terlihat sangat antik. Yejin tidak tahu darimana munculnya cawan itu.

"Kau bilang dia tidak akan mati."

"Aku pernah mengatakannya?" Taehyung meletakkan gelasnya dan menyilangkan kedua kakinya. Dia terlihat angkuh dengan wajah liciknya.

"Aku melihat ada darah yang keluar dari kepalanya, lihat?" Dia menunjuk dengan dagunya. "Kau yakin dia tidak akan mati dengan kondisi seperti itu?"

Yejin terkejut. Kepala Jungkook sudah dipenuhi oleh banyak darah sekarang, padahal ia tidak melihat adanya cairan merah pekat itu sejak tadi. Kondisi Jungkook sudah sangat mengkhawatirkan. Yejin segera mengambil ponselnya. Wanita itu berniat menghubungi pihak rumah sakit segera mungkin.

"Tidak akan sempat jika kau ingin memanggil bantuan sekarang. Satu-satunya harapanmu adalah aku. Terima tawaranku atau membiarkan pria brengsek itu mati. Lagipula keinginanku tidak begitu sulit. Hanya saling menempelkan bibir saja apa susahnya."

Taehyung heran mengapa Yejin harus berpikir keras hanya karena keinginan kecilnya itu. Ia mengacak rambutnya frustasi saat netranya tidak sengaja melihat Yejin menggigit bibir bawahnya selama berpikir. Sungguh membuat Taehyung begitu tersiksa. Dia sangat ingin menyicipnya lagi.

Satu menit telah berlalu dan Yejin belum memberikan jawaban. Wanita itu masih berpikir apakah hal itu memang harus dilakukan untuk menyelamatkan Jungkook atau Taehyung mencoba untuk menipunya. Bukan tidak mungkin Taehyung bisa melakukannya melihat bagaimana Jungkook berhasil terlempar karena kekuatannya.

"Akh, Aku sudah tidak tahan lagi."

Taehyung telah menarik pinggul Yejin dan menciumnya saat itu juga. Dia benci menunggu, apalagi saat mangsanya sudah berada di depan mata. Taehyung sudah tidak ingin lagi berdiri sambil terus menatap ranum merah Yejin. Wanita itu tidak punya pilihan lain selain menuruti keinganan Taehyung. Yejin benar-benar akan meminta Jungkook untuk membayar kejadian hari ini.

Taehyung melirik Jungkook yang perlahan bergerak. Dia telah terbangun dari efek rapalan tidur dari Taehyung. Pria itu kini menatap kedua insan yang sedang berpangutan dengan tatapan tidak percaya.

"Maaf tapi kau harus tidur kembali. Aku tidak ingin segera menyudahi ini."

Jungkook kembali tidak sadarkan diri setelah Taehyung menjentikkan jarinya.

Taehyung melakukan sebuah trik licik. Darah itu tidak berasal dari Jungkook, melainkan muncul karena kekuatan Roe Taehyung. Pria itu sengaja melumuri banyak darah di bagian kepala Jungkook agar Yejin percaya jika Jungkook benar-benar sekarat, dan Yejin akan menuruti keinginannya.

Ciuman mereka tidak berlangsung lama sebab Yejin telah melepaskan pangutan mereka setelah lima detik.

"Aku menagih janjimu sekarang."

"Yah, baru beberapa detik kau sudah berhenti," ujarnya dengan nada kecewa.

"Aku tahu Jungkook sempat bangun tapi sepertinya kau melakukan sesuatu agar dia kembali tidak sadarkan diri." Yejin sempat melihat pantulan Jungkook lewat kaca saat mereka telah berciuman. Wanita itu memberikan sumpah serapah untuk Taehyung dalam hati. Sadar jika dirinya benar-benar telah tertipu.

"Ketahuan yah," Taehyung tertawa dan mengusap tengkuknya sebelum ia kembali menjentikkan jarinya untuk membuat Jungkook terbangun.

Jungkook masih mengumpulkan kesadarannya. Pria itu menyentuh kepalanya yang terasa ngilu, lalu melihat tangannya yang agak basah.

"Darah! Kepalaku berdarah!" Jungkook kembali menatap Taehyung, "Kau yang--," perkataannya terhenti tepat saat Taehyung selesai menggumamkan sesuatu. Dia terdiam dengan tatapan kosong sebelum akhirnya kembali terjatuh.

Yejin segera menangkap Jungkook sebelum pria itu menyentuh lantai, "Apa yang kau lakukan padanya?"

"Hanya membuatnya lupa tentang kejadian ini. Jika kau ingin dia kembali bangun, kau tau apa yang harus kita lakukan." Seulas senyuman terlihat. Ia melangkah mendekati Yejin lalu berbisik, "Aku sudah tidak sabar, Yejin-ah."

Saat ini juga Yejin mengutuk gagak licik itu.


---

TBC

Epithymia ✓ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang