"Apa yang sudah kau lakukan brengsek!"
Kepalan kuat telah mendarat di wajah tampan seorang Jungkook. Taehyung tidak main-main mengayungkan tinjunya sesaat setelah Jungkook menurunkan Yejin dan Jaehan. Emosi Taehyung langsung meledak saat melihat tangan Jungkook yang sedang melingkar di perut Yejin. Belum lagi Jaehan yang masih tidak sadarkan diri dengan bekas memerah pada lehernya. Taehyung benar-benar mengira jika Jungkook yang sudah melakukan hal buruk kepada keduanya.
"Taehyung-ah, ini tidak seperti yang kau pikirkan." Yejin segera menarik lengan Taehyung yang mengenggam kerah kemeja Jungkook. Dia tidak ingin kesalapahaman Taehyung berakhir menyakiti Jungkook lebih dari ini.
"Bukan Jungkook yang melakukannya pada Jaehan. Sebaliknya, saat oghall datang dan mencoba untuk meyakitiku dan Jaehan, yang menyelematkan kami adalah Jungkook. Jangan pukul dia lagi."
"Tuan akan menyesalinya. Menyesal sampai ingin berlutut." Timpal Jaehan yang baru saja membuka mata.
Kali ini Jungkook mendaratkan tinjunya di wajah Taehyung. "Satu sama." Jungkook menyeringai. Dia begitu puas setelah membalas Taehyung.
"Sepertinya aku tidak bisa menitipkan Yejin padamu. Kau tidak bisa menjaganya dengan benar. Aku juga sangat benci sikap kurang ajarmu padaku," lanjutnya. Dia beralih merapikan kemejanya yang sempat kusut.
Tangan Taehyung terkepal. Sudut bibirnya naik. "Menyelamatkannya sekali membuatmu menjadi sombong. Kau pikir kau siapa hingga memutuskan kepada siapa Yejin harus dititipkan? Kau sama sekali tidak punya hak untuk menentukannya. Sikap kurang ajarku padamu tentu karena aku juga sangat membencimu, sialan."
"Pffttt ..." Jungkook menyentuh mulutnya—mencoba untuk menahan tawa. Dia merasa gelitik di perutnya.
Melihat respon Jungkook membuat Taehyung menaikkan sebelah alisnya. Bertanya-tanya bagian mana dari ucapannya yang lucu. Sepertinya Jungkook mencoba mempermainkannya, pikirnya.
"Hak yah? Omonganmu sangat konyol. Tentu saja aku bisa melakukannya. Itu karena," Jungkook tidak melanjutkan. Mereka dapat melihat ada sesuatu yang keluar dari tubuhnya. Gumpalan asap seperti arwah yang meninggalkan raga dengan asap tipis yang mengitari tubuh.
Taehyung sontak mundur saat wujudnya sudah terlihat. Celaka. Taehyung benar-benar sudah melakukan kesalahan fatal. Dia baru saja menyesali dirinya beberapa saat yang lalu.
"H-hyung-nim?"
"Aku sudah bilang tuan akan menyesalinya." Itu suara Jaehan lagi. Tentu saja ia lebih dulu menyadarinya dibanding Taehyung. Jaehan mendapat tatapan tidak percaya dari Taehyung.
"Hyung? Kau punya saudara?" Tanya Yejin dengan mata membelalak. Sungguh mengejutkan menemukan Taehyung memanggil seseorang dengan sebutan 'hyung'.
Pria yang baru saja keluar dari tubuh Jungkook menghela. "Aku sama sekali tidak akan sudi memiliki adik sepertinya. Dia bukan adikku tapi kau. Aku adalah saudaramu, Yejin-ah~"
Dia memeluk Yejin sangat erat, mengelus-ngelus pipi Yejin dengan pipinya seakan Yejin adalah sebuah boneka kesayangannya, "Akhirnya aku bisa memeluk adik kecilku. Apa kau tau bagaimana perasaan oppa yang selama ini menahan diri untuk tidak memelukmu?"
Bagus. Bertambah lagi orang aneh di hidupnya. Pacar mesum dan kakak mesum. Kombinasi mencekam sekaligus mengejutkan bagi Yejin.
Lagi-lagi mereka melupakan Jungkook yang sudah tergeletak pingsan di lantai.
Yejin menjauhkan diri dari pria yang tidak dikenali itu. "Aku anak tunggal. Jikapun aku meminta pada ibu dan ayah, mereka kan hanya bisa memberi seorang adik."
KAMU SEDANG MEMBACA
Epithymia ✓
Fanfiction[SEDANG DIREVISI] Seumur hidup Yejin tidak pernah percaya adanya makhluk lain yang hidup di dunia selain manusia dan hewan yang menjadi penghuni. Menurutnya, sosok mitologi seperti sphnix, harpies, lilith dan lainnya hanya ada di dalam buku yang per...