Yejin sedang menyiapkan makanan untuk Taehyung. Sudah terhitung dua hari Taehyung di rawat di kediamaan Jung Jimin lantaran Yejin yang memintanya. Wanita itu ingin merawat Taehyung hingga pria itu benar-benar pulih. Dan Jimin mau tidak mau mengizinkannya karena desakan dari Yejin.
Setelah Taehyung bisa bergerak dengan baik, Yejin berencana untuk memperbaiki hubungan Jimin dan Taehyung. Mereka berdua adalah teman, Taehyung pernah mengatakannya dan Yejin tidak ingin keduanya semakin renggang karena peristiwa masa lalu.
"Apa maksudmu dengan bertemu dengannya?"
Yejin menghentikan langkahnya, tepat di depan pintu. Itu jelas suara Jimin. Jimin kan akhir-akhir ini menjauhi Taehyung, lantas ada gerangan apa pria itu tiba-tiba mendatangi kamar Taehyung?
"Aku tak sengaja melihatnya saat keluar bersama Yejin. Sepertinya dia pun sama seperti Yejin."
Seperti dirinya?
Apa maksud dari perkataan Taehyung?
Siapa yang coba mereka sandingkan dengan dirinya?
Hal ini membuat Yejin semakin ingin mencuri dengar obrolan mereka.
"Bagaimana keadaannya? Apa dia baik-baik saja? Apa dia hidup dengan baik?" Nada suara Jimin berubah menjadi khawatir, sedikit bergetar dan tertahan air mata. Dia menuntut semua pertanyaan yang terlontarkan dengan spontan.
"Aku diam-diam mengawasinya. Dia hidup dengan baik dan memiliki keluarga yang sangat menyayanginya."
"Syukurlah. Aku benar-benar bersyukur. Ku pikir, aku tidak akan pernah melihatnya lagi."
Yejin tidak mempercayai penglihatannya saat ini. Pria angkuh yang selalu bertindak sesuka hati kini mengeluarkan air mata. Jimin menangis. Pria itu menangis dengan tersedu.
"Maaf karena aku baru mengatakan hal ini kepadamu."
"Apa 'dia' tahu tentang hal ini?"
Taehyung menggelang, "Sepertinya belum. Aku tidak melihat pergerakan apapun disekitarnya."
"Jangan sampai---"
"Nona, kenapa anda tidak masuk ke dalam?"
Yejin tersentak. Suji, salah satu pelayan mengejutkan Yejin. Bahkan tubuhnya dengan spontan menambrak pintu hingga terbuka. Sorotan kini tertuju padanya. Gara-gara pelayan itu, semuanya jadi kacau. Ia sudah ketahuan.
"Yejin sejak kapan kau disana?" Tanya Jimin saat mengetahui adiknya sudah tersungkur di lantai. Dia dengan cepat menghapus sisa air matanya. Tidak ingin Yejin melihat kondisinya yang agak kacau.
Suji segera membantu Yejin untuk berdiri, merangkul tubuh wanita itu agar kembali kokoh.
"Aku baru saja tiba. Rencananya ingin memberikan makanan hangat untuk Taehyung, sayangnya makanan yang ku bawa sudah terjatuh." ujar Yejin mengatur nada bicaranya agar Jimin tidak curiga.
"Kau tidak sedang berbohong?" Jimin menatap dengan penuh selidik.
"Apa aku terlihat seperti berbohong?" Yejin bertanya balik meski nyatanya ia masih khawatir Jimin mendapatkan kebohongannya.
"Lalu, bisakah kau menjelaskan mengapa makanan itu tidak mengeluarkan uap?" Jimin menunjuk makanan yang terjatuh ke lantai.
Jimin bahkan menyadari hal kecil seperti itu? Karena terlalu lama berdiri di depan pintu, makanannya pun mulai mendingin. Pria itu sangat teliti. Yejin harus memutar otaknya lebih keras. Mencari alasan untuk mengelak dari mata yang penuh curiga itu.
"Gelagatmu bahkan seperti orang yang baru saja ketahuan mengintip," lanjutnya. Jimin rupanya tak menyerah. Dia terus mengorek dan mengintrogasi Yejin. Firasatnya terus membawanya agar mencurigai wanita itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Epithymia ✓
Fanfiction[SEDANG DIREVISI] Seumur hidup Yejin tidak pernah percaya adanya makhluk lain yang hidup di dunia selain manusia dan hewan yang menjadi penghuni. Menurutnya, sosok mitologi seperti sphnix, harpies, lilith dan lainnya hanya ada di dalam buku yang per...