Chapter 7 : Overmaniac

1.4K 311 400
                                    

Yejin tidak bisa fokus saat menatap layar laptopnya. Alih-alih memikirkan apa yang harus ia jawab untuk tugasnya, wanita di cafe tadi malah menyita pikirannya. Yejin sangat penasaran dengan wanita itu.

Jika harus dipandang dari segi fisik, Yejin akan memberikan seratus dari seratus. Wanita itu cantiknya bukan main. Ia bahkan bisa membuat seseorang terpesona melihatnya. Tidak mengherankan jika Taehyung tidak dapat mengalihkan perhatiannya dari wanita itu. Hal ini membuat sesuatu dalam diri Yejin berkecamuk.

Yejin menghampiri Taehyung yang sedang berbaring. Ia ingin memastikan perasaan Taehyung padanya.

"Kau masih menyukaiku kan?"

"Aku tidak menyukaimu."

Perkataan itu berhasil membuat Yejin tersenyum masam. Tak perlu dijelaskan lebih rinci sebab Yejin sendiri tau alasannya. Sikapnya telah merubah perasaan Taehyung. Dan juga wanita itu mungkin menjadi salah satu alasannya, pikir Yejin.

Baru saja Yejin akan kembali ke meja belajar namun perkataan yang selanjutnya dilontarkan Taehyung membuat Yejin membatalkan niatnya.

"Lebih tepatnya aku sangat mencintaimu."

"Maka teruslah cintai aku." Sebentar saja, Yejin ingin menjadi sosok yang egois hanya dalam waktu singkat ini.

"Kau hanya boleh melihatku," lanjutnya. Yejin menatap netra milik Taehyung. Di lubuk hati Yejin berharap jika Taehyung masih menyimpan perasaan suka terhadapnya.

"Aku sedang melihatmu."

"Bukan begitu, maksudku aku ingin kau hanya mencintaiku. Jangan melihat wanita lain selain diriku. Cukup aku saja yang kau sukai." Yejin sudah tidak ingin menutupi perasaannya sendiri. Yejin akan memulai membuka diri sebelum Taehyung berpindah haluan.

Taehyung mengusap pucuk kepala Yejin. Gemas saja dengan tingkah wanita itu. "Iya sayang, aku hanya akan mencintaimu."

Yejin akhirnya bisa tersenyum lebar.

"... jika kau memberikan pengakuanmu dan memberiku bonus tentunya." Ia tertawa penuh kemenangan, senang menggoda Yejin yang sepertinya sedang berusaha menahan amarah yang tersulut.

"Aku sangat menyukaimu. Aku benci ketika para wanita mendekatimu. Aku juga tidak suka saat kau melihat wanita lain selain diriku. Apa itu cukup untuk mengutarakan perasaanku padamu?" Yejin berjalan mendekat, lalu mengecup bibir Taehyung singkat.

"I-itu bonusnya." Yejin menyapu rambutnya ke belakang telinga, tampak malu-malu setelah mengecup Taehyung.

Disisi lain Taehyung tampak terpaku, entah karena keberanian Yejin yang menciumnya atau mungkin karena sekarang ia sedang berfantasi liar tentang wanita itu.

"Padahal aku hanya ingin meminta es krim sebagai bonus. Tidak disangka yang aku dapatkan adalah sebuah ciuman. Aku benar-benar beruntung."

Netra Yejin membulat sempurna. Wanita itu sedang meratapi kebodohannya sendiri karena mengira bahwa bonus yang dimaksud Taehyung adalah sebuah ciuman, mengingat pria itu terus minta dicium. Nyatanya Yejin salah mengartikan maksud perkataan Taehyung. Ingin rasanya ia menghilang saja. Yejin sangat malu. Malu sekali.

"Andai aku tahu kau akan memberikan sebuah kecupan, aku tidak akan melepasnya, Yejin-ah. Aku akan membuatmu meletakkan bibirmu lebih lama hingga kecupan itu berubah jadi ciuman. Dan mengiringmu untuk menikmati setiap detik saat bibir kita saling menempel ditengah pergulatan lidah kita." Taehyung menyisir rambut Yejin ke belakang telinga. "Bagaimana jika kau ulang yang tadi?"

"Tidak ada pengulangan. Aku akan mengigit bibirmu hingga berdarah andai kau tadi menahanku."

"Aku suka yang agresif. Jadi, mari kita lakukan sekali lagi. Aku akan berpura-pura jika kau tidak pernah melakukannya." Taehyung tersenyum nakal, menggoda dan seksi.

Benar-benar definisi maniak ciuman!

Oke, Yejin juga akan menggoda Taehyung. Yejin menyentuh dagu Taehyung, lalu tangannya bergerak menekan bibir yang berbentuk hati itu. "Bukankah tidak asik jika dilakukan terus menerus? Membuat bosan. Karena itu kita tidak akan berciuman lagi, Taehyung-ssi."

"Entah mengapa larangan itu sangat manis. Kau membuatku ingin melakukannya lagi dan lagi." Taehyung menarik Yejin agar lebih rapat dengannya dan sengaja memajukan bibirnya. "Berikan aku satu ciuman lagi."

Yejin mendekatkan wajahnya. Ia berhenti saat jarak antara wajah Taehyung dengannya hanya berkisar dua senti. Wanita itu tersenyum. "Tidak, Taehyung-ssi."

Setelah berhasil memberikan harapan palsu, Yejin berjalan menjauh dari Taehyung. Ia tersenyum penuh kemenangan karena berhasil menggoda Taehyung.

"Yak Yejin! Kenapa kau malah berhenti? Kau harus melanjutkan yang tadi!"

Yejin hanya abai.

"Kumohon hanya 5 menit."

"Sedang tidak ingin."

"Bagaimana kalau 1 menit?"

"No."

"10 detik?"

"Tetap tidak ingin."

"Katanya menyukaiku tapi kenapa berciuman saja kau tidak ingin?"

Aku sudah makan coklat tadinya, bodoh! ingin rasanya Yejin meneriaki kalimat itu.

"Aku lapar." Yejin tidak ingin mengatakan yang sebenarnya.

"Aku juga Yejin-ah. Sangat lapar." Taehyung menekankan dua kata terakhir

"Ada makanan di dapur. Kau bisa mengambilnya?"

"Bukan begitu. Sudah aku bilang makananku itu bibirmu. Hanya bibirmu yang bisa membuatku kenyang!" Taehyung terus bersikeras untuk berciuman lagi dengan Yejin. Dia tidak puas hanya dengan kecupan satu detik.

Yejin mengigit bibir bawahnya. Berpikir sejenak apa ia harus melakukannya atau tetap berpegang teguh pada pendiriannya. Entah mengapa ia juga menginginkan sentuhan bibir Taehyung. Melakukannya satu kali lagi mungkin tidak apa.

"Kalau begitu aku perlu ke toilet untuk menyikat gigiku."

"Itu tidak perlu." Taehyung mengikis jarak diantara mereka, meraup bibir Yejin yang sudah membuatnya hilang akal. Selang satu detik ia berhenti lalu menyetarakan tingginya dengan Yejin."Jika yang kau khawatirkan karena kau telah memakan coklat, itu tidak apa-apa bagiku. Aku tetap menyukai ini." Taehyung menyentuh bibir Yejin dengan telunjuknya dan beralih menarik pinggul wanita itu agar lebih dekat dengannya.

"Manis sekali. Aku suka." Ia kembali meraup bibir Yejin.

Rasa khawatir Yejin berangsur hilang tergantikan dengan suara yang dihasilkan dari penyatuan bibir mereka. Suara kecupan kini terdengar seperti alunan musik yang mengiringi di sela-sela kegiatan.

Taehyung melumatnya dengan sangat lembut hingga Yejin pun tidak sadar sejak kapan tangannya sudah mengalung mantap di leher Taehyung. Ciuman mereka berlangsung lama sebelum Yejin melepaskan tautan mereka setelah merasakan sesuatu mulai membentur perutnya.

"Sepertinya kita harus selesai sampai disini."

"Kenapa?"

Yejin kembali mengigit bibir bawahnya, "Ada yang mengeras di bawah sana. 'Adikmu' terus membentur perutku. Aku belum siap untuk sampai ke tahap itu."

Dan detik ini juga perkataan Yejin berhasil membuat Taehyung mengumpati sang adik.

---

TBC

Semoga Part ini sedikit menghibur untuk kalian yang #dirumahaja

Jangan lupa vote dan commentnya yeoreobun💜

Epithymia ✓ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang