Secangkir kopi sudah disiapkan tanpa adanya makanan yang menjadi pendamping. Yejin menyesap saat suhunya sudah agak menghangat. Ia menatap isi cangkirnya yang bergetar saat diletakkan dan termenung sejenak. Wanita itu teringat dengan mimpinya semalam.
Dialog dan kondisinya tidak ada yang berbeda. Semuanya tetap sama seperti biasa. Bertemu dengan sosok bersayap yang mengira dirinya orang lain, lalu berakhir dengan makhluk menyeramkan yang menyeret seseorang yang serupa dengannya. Bunga tidur itu selalu datang dan mengganggu tiap malam. Yejin jadi risih. Apakah tidak ada cara untuk menghilangkannya?
Mencoba untuk terjaga hanya sia-sia. Yejin sudah seringkali mencoba dan berakhir tertidur saat subuh menjelang pagi. Bunga tidur yang selalu datang tidak pernah absen memberikan sensasi mendebarkan dalam waktu singkat. Mimpi itu kelewat menyeramkan dan menyedihkan untuk dilihat. Mendatangi orang pintar pun kini tidak ada gunanya.
Tidak ingin terlalu larut dalam pikiran, wanita itu meninggalkan tempatnya dan menuju ke dalam kamar. Yejin butuh pengalihan pikiran sekarang dan membersihkan kamar yang berantakan setidaknya dapat membuat wanita itu melupakan hal yang menganggu walau sesaat.
Ponselnya berbunyi saat wanita itu sedang merapikan buku di rak. Ia meletakkan buku yang belum sempat ditata di atas meja, lalu mengangkat panggilan dari nomor yang tidak dikenal. Mungkin saja itu salah satu penghuni kelasnya. Yejin sama sekali tidak pernah menyimpan satu pun nomor dari teman sekelasnya, jadi bisa saja salah satu teman kelompoknya ingin meminta agar tugas mereka segera ditinjau dan diselesaikan.
"Halo?"
"Noona, aku merindukanmu."
Yejin kembali melihat nomor yang tertera di layar. "Jungkook-ie?" Ia menerka. Dari suaranya, Yejin merasa yakin bahwa nama pria itu pemiliknya.
Pria diseberang sana tertawa.
"Aku pikir noona sudah melupakanku. Berarti aku cukup berkesan untuk diingat oleh noona."
Seperti yang Yejin duga. Yejin menghela sebelum kembali berbicara, "Aku tidak mungkin melupakan orang yang meminta putus padaku."
Pria bermarga Lee adalah orang yang pernah memberi kenyaman untuk Yoon Yejin. Dia mantan kekasih Yejin. Setelah hubungan mereka kandas beberapa tahun yang lalu, Yejin sudah tidak pernah mendengar kabar pria itu lagi. Yejin agak terkejut saat Jungkook tiba-tiba menelepon pagi ini.
"Noona sungguh blak-blakan. Oh iya bisa tidak noona menjemputku? Aku sudah berada di bandara sekarang."
"Kenapa menghubungiku?" Yejin mendecih. Kesal dengan pria bergigi kelinci yang menelepon karena ingin dijemput. "Hei, aku bukan supirmu, Lee Jungkook."
"Aku tahu, tapi aku sangat ingin noona datang. Hari pertamaku di Korea harus disambut dengan yang manis."
Yejin menyeringai. Jungkook masih saja seperti dulu. Mulutnya cukup berbisa untuk melontarkan kalimat manis untuk menggoda. Andai wanita lain yang mendengarnya, mungkin wanita itu akan langsung meluncur saat ini juga.
"Dengar, Jungkook-ssi." Yejin sengaja menekankan nama Jungkook dengan tambahan 'ssi' agar pria itu tahu mereka sudah tidak cukup dekat untuk saling menghubungi atau meminta tolong. "Jangan merusak pagiku. Sekarang sudah modern, kau bisa memesan taksi lewat aplikasi. Lebih cepat dibanding aku harus kesana. Jarak ke bandara cukup jauh dari sini."
"Aku akan tetap menunggu sampai noona datang. Noona tak ingin aku menyebarkan video noona kan?"
Yejin mengumpat dalam hati. Jungkook sekarang sedang mengancamnya. Meski tidak dijelaskan lebih jauh, wanita itu sangat tahu perihal video yang Jungkook maksud. Yejin adalah tipe wanita yang memiliki harga diri yang tinggi dan Jungkook sedang memanfaatkan sifat wanita itu. Jungkook pastinya sudah merasa menang sekarang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Epithymia ✓
Fanfiction[SEDANG DIREVISI] Seumur hidup Yejin tidak pernah percaya adanya makhluk lain yang hidup di dunia selain manusia dan hewan yang menjadi penghuni. Menurutnya, sosok mitologi seperti sphnix, harpies, lilith dan lainnya hanya ada di dalam buku yang per...