🍋🍋🍋
Apa kau tahu ajaibnya perasaan? Yakni, tetap ada ketika tahu yang dicinta tidak memiliki perasaan yang sama"
-Vannesha Arletha🍋🍋🍋
"Gue tau lo lagi ada masalah" Rio duduk di kursi panjang yang kini sudah diduduki duluan oleh Iqbaal, pria itu menatap lurus namun mulutnya menjelaskan bahwa ia sedang berbicara kepada Iqbaal
Iqbaal, Rio, Aldo dan teamnya memang sedang berada di tempat markas mereka, tempatnya tak jauh dari sekolah hanya berjarak beberapa meter yang mendukung mereka membolos dan berkumpul di markas ini. Jika mereka bosan dengan mata pelajaran yang sedang di terangkan oleh guru, maka tak jarang mereka membolos untuk pergi ke markas hanya untuk sekedar bercengkrama dan mempererat tali silaturahmi mereka. Bagus bukan?
"Gausah sok tau" ketus Iqbaal datar, entahlah sejak tadi mood Iqbaal benar-benar hancur dan teman temannya sudah tau alasan Iqbaal seperti itu. Dan sudah mengenal jelas watak Iqbaal, apalagi Aldo dan Rio teman masa kecilnya. Memang, Aldo dan Rio bisa dikatakan paling dekat dibanding yang lain, meskipun Iqbaal dekat dengan siapa saja. Namun karena Aldo dan Rio teman kecilnya memungkinkan mereka lebih tau sifat asli Iqbaal apalagi ketika Iqbaal berada di dalam mode on nya.
Rio terkekeh, "baal, lo emang pinter dalam bidang matematika tapi bukan berarti lo pinter menyembunyikan masalah, lo kurang ahli baal" Ujar Rio dengan kekehan kecilnya
Iqbaal yang berada dalam mode on nya kini mengepalkan kedua tanggannya geram, entahlah pikiran Iqbaal bahwa Rio telah menghinanya sedemikian rupa padahal sudah biasa mereka bercanda seperti itu.
"Gue bilang, gausah sok tau bangsat!" Teriak Iqbaal kini ia sudah berdiri dari tempat duduknya dan mencekal kerah seragam yang kini masih dipakai Rio sepulang sekolah tadi.
Aldo dan yang lainnya yang melihat dan mendengar terjadi keributan disana pun terlonjak kaget dan bergegas untuk pergi ke arah tujuan, karena mereka tau Iqbaal sekarang dalam kondisi yang dipenuhi dengan nafsu dan amarah.
Rio tersenyum miring, "Emang kenyataannya gitu kan? Dari dulu lo gak bisa nyembunyiin masalah, inget itu"
Iqbaal menajamkan matanya, mata elang nya kini menatap tajam objek dihadapannya yang akan siap-siap ia telan hidup-hidup. Tangannya sudah mengepal erat seaakan-akan siap untuk melayangkan satu tinjuan.
Benar saja, Iqbaal hampir saja melayangkan satu kepalan tangannya kepada Rio namun suara intruksi menghentikan aktivitasnya.
"Baal, sadar baal! Dia Rio sahabat lo, sahabat kita!" Ujar Aldo dengan menatap Iqbaal berusaha untuk menghentikan ini agar tidak berlanjut.
Sedangkan yang lain hanya diam di tempat, mereka tidak tau apa yang mereka lakukan. Ingin melerai namun mereka takut salah mengambil keputusan. Apalagi Iqbaal yang kini sudah dilanda hawa nafsu yang tidak bisa dikendalikan, bisa saja langsung menghajar mereka tanpa ampun. Apalagi sejak kecil Iqbaal memang atlet karate dan sudah memenangkan beberapa mendali.
"Sadar baal, lo jangan gila!" Itu Raka yang berbicara
Iqbaal, menurunkan kembali tangan kanannya yang mengepal siap menghajar Rio dan tangan kiri yang ia gunakan untuk mencekal kerah seragam Rio.
Setelah dirasa Iqbaal sudah tidak melakukan hal gila itu lagi, semuanya pun bernafas lega.
Iqbaal, langsung bergegas pergi keluar markas dan meninggalkan teman-temannya yang dipenuhi oleh tanda tanya.
"Lo kenapa sih sama Iqbaal? Kenapa Iqbaal bisa sampai kayak gitu?" Tanya Aldo.
Rio tanpa rasa takutnya, menggedikan kedua bahunya dan pergi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lemonade
RomanceShe's soothing like The ocean rushing on the sand She takes care of me baby And she helps me be a better man She's so beautiful Sometimes I stop to close my eyes She's exactly what I need ~