"Semesta memberiku kabar, Bahwa aku harus berjuang untuk mendapatkannya"
-Vannesha Arletha🍋🍋🍋
DUG!!!
"Aww, kasar banget sih lo" Ujar Sasha mengerucurkan bibirnya sambil mengelus-elus bokongnya yang tadi di hentakan begitu saja tanpa perasaan. Sungguh, iqbaal memang lelaki tanpa perasaan.
"Udah dingin, cuek, ngeselin, ngomong seadanya, kasar lagi untung lo ganteng kalo gak mana mau gue ngejar-ngejar lo" Lanjutnya lagi sambil mencebik pelan.
Iqbaal, memutar bola matanya. Ia menatap datar gadis dihadapannya. Jujur, sedaritadi Iqbaal menunggu Sasha untuk berbicara secepatnya agar ia bisa terhindar dari gadis aneh yang berada tepat di depannya, namun sepertinya hanya lontaran kalimat mencibir yang iqbaal dapatkan. Dengan sangat terpaksa, Iqbaal memulai obrolan tersebut
"Apa mau lo?" Tanya iqbaal dingin, sambil menatap gadis yang kini mengerucurkan bibirnya sambil mengelus-elus bokongnya karena tadi ulahnya. Ah bukan, sepertinya Iqbaal tidak menyadari kesalahannya, meski memang salahnya.
Sasha, yang sedaritadi sibuk sendiri mengelus bokongnya kini mendongkak menatap iqbaal, sedetik kemudian ringisannya berubah menjadi senyuman manis, ia berucap "siapa nama lo?" Sambil menyodorkan tangan kanannya.
Iqbaal menautkan halisnya, bingung. Apa maksudnya? Ia memfitnah dirinya hanya untuk menanyakan hal tersebut?Hanya untuk mengetahui namanya? Sungguh, Iqbaal muak sekarang juga. Ingin sekali ia menelan hidup-hidup gadis dihadapannya. Ia membuang waktunya. Seharusnya sekarang Iqbaal bersantai ria di kantin dengan Aldo dan beberapa teman sepergenk-annya, namun malah ia di permainkan oleh gadis aneh ini
Sasha mendengus. Kenapa Iqbaal sulit sekali berkenalan dengannya sih? Padahal hanya berkenalan, apa susahnya? fikirnya seperti itu.
"Lo gak mau jawab pertanyaan gue?" Ujarnya sambil menampilkan wajah memelas andalannya dan menatap tangannya yang tak ada pergerakan apapun
Namun Iqbaal hanya menatap datar tanpa menjawab.
Sasha yang melihat Iqbaal tak kunjung membuka suaranya dan tak menjabat tangannya pun mendengus.
Namun sebuah suara dan pegangan tangan kini mengagetkannya, ia mendongkak,
"Iqbaal, Iqbaal Allaska"
🍋🍋🍋
"Bellaaaaa!, Gue seneng bangett! Lo harus denger cerita gue, lo harus denger cerita gue!!" Pekik Sasha senang sambil menggoyang-goyangkan bahu Bella yang kini sedang mencatat--menyalin tugas PRnya, yang menyebabkan kertas yang asalnya rapih itu kini sudah tak terbentuk yang ada hanya coretan hitam yang menghiasi buku catatannya.
Bella memekik kaget, saat Sasha tiba-tiba datang dan mengguncangkan bahunya. Saking kagetnya, ia tak sadar jika ia berteriak mengakibatkan beberapa pasang mata menatap kearahnya, mereka berdua hanya menggaruk tengkuknya yang tak gatal dan tercengir. Mereka pun kembali dengan aktivitasnya masing-masing.
"Sha! Lo apa-apaan sih, liat nih buku gue jadi ancur gara-gara lo!" Geram Bella sambil melotot mengeluarkan jurus andalannya.
Namun bukannya takut, Sasha malah tersenyum bahagia. Bella yang melihat memutarkan bola matanya malas.
"Gue tadi kenalan sama iqbaal!" Pekiknya bahagia, untungnya kali ini Sasha agak mengecilkan volume suaranya, agar tidak terjadi seperti tadi.
"Oh" jawabannya singkat, padat dan tidak jelas.
Sasha yang mendengar respon dari Bella mencibik pelan, sungguh Bella benar-benar menyebalkan. Padahal sahabatnya ini sedang berbahagia karena Iqbaal mau berkenalan dengannya namun Bella sepertinya biasa saja.
"Kok lo biasa aja sih, gue kenalan sama iqbaal dan lo tau gue disentuh tangannya" cibirnya mengerucurkan bibirnya
Bella menghela nafasnya, sungguh bagaimana Bella ikutan senang jika sekarang buku PRnya sudah berantakan tak terbentuk. Masa ia harus menyalin lagi dari nol? Yang benar saja, bentar lagi bel masuk nyaris berbunyi.
"Gimana gue mau seneng, liat nih buku gue jadi gini" Ujarnya memutar bola matanya kesal.
Sasha terkekeh, "sorry sorry, yaudah gue bantuin deh"
Wajah muram Bella kini tergantikan oleh wajah sumringah, jadi ia tidak capek-capek menyalin dari nol. "Seriusan?!"
Sasha mengangguk, "Serius, gue bantuin. Bantuin doa maksudnya" Gelak tawa kini menghiasi wajah cantik Sasha ia benar-benar terkikik
Sedangkan Bella mendelik sebal
"Sialan, lo!"
🍋🍋🍋
"Lo kemana aja baal?" Tanya Aldo yang kini melihat Iqbaal berjalan mendekat ke arah meja kantin tempat genknya berkumpul yang menyebabkan anggota lainnya menatap ke arah tujuan.
Bukannya menjawab Iqbaal hanya menatap datar, seperti biasa.
"Yaelah, berasa ngomong sama tembok gue" Ujar Aldo kepada dirinya sendiri
"Kasian amat lo do" Ujar Bram, teman seangkatannya dan dijawab gelak tawa dari teman-temannya.
Rio, menautkan halisnya bingung melihat wajah Iqbaal yang muram tidak biasanya.
"Lo kalo ada masalah cerita sama kita baal, Kita kan keluarga" Ujar Rio, memang Rio lebih bijak daripada yang lain.
"Bener tuh" Ujar Aldo, menganggukkan kepalanya.
"Gue, gapapa" Ujarnya dingin
Teman-temannya yang lain saling menatap. Mereka seperti berbicara pada robot yang hanya menjawab seperlunya.
"Hari ini, kita jadi ke markas kan?" Tanya Raka
"Jadi" jawab mereka serempak kecuali Iqbaal yang hanya menjawab dengan anggukan seadanya.
TOLONG HARGAI DENGAN KASIH BINTANG DAN KOMEN. AGAR CEPAT NEXTNYA🥰🥰
KAMU SEDANG MEMBACA
Lemonade
RomansShe's soothing like The ocean rushing on the sand She takes care of me baby And she helps me be a better man She's so beautiful Sometimes I stop to close my eyes She's exactly what I need ~