🍋🍋🍋
"Kamu mencintai dirinya, dia tahu hal itu, hanya saja dia tidak peduli" -Vanesha Arletha🍋🍋🍋
Gadis itu terburu-buru dengan membawa sekotak misting makanan masuk kedalam gerbang sekolah sehingga membuat dirinya terjatuh berkali-kali tetapi ia tidak peduli dan tetap berlari agar cepat sampai tujuan. Tidak, ia tidak terlambat datang kesekolah, malah bisa dibilang terlalu pagi. Lihat saja sekarang jam 06.00 itu artinya masih sangat pagi bukan? Tetapi entah mengapa Sasha lari terburu-buru untuk sampai pada kelas--tidak, bukan kelasnya melainkan kelas Iqbaal, XI - MIPA 2.Setelah diyakini dirinya sampai pada tujuan, Sasha segera menetralkan degup jantungnya yang tadi sudah lomba maraton. Dan mengelap peluh keringat yang membanjiri pelipisnya.
Sasha membuka pintu yang diyakini sudah dibuka kuncinya. Dan berhasil, ia masuk kedalam dan mencari loker ya loker. Ia mengabsen satu persatu loker yang beratasnamakan Iqbaal Allaska.
"Iq....baal! Ketemu!" Girangnya, saking girangnya ia sampai meloncat-loncat bagaikan seekor kera yang senang diberi makanan, sungguh ternyata tak sulit menemukannya.
Sasha dengan senyuman bahagianya membuka loker tersebut, namun loker tersebut ternyata dikunci.
Sasha menepuk jidatnya, ia lupa loker ini pasti di kunci.
Sasha, mengetuk-ngetukan jarinya kedagu dan pelipisnya guna memikirkan bagaimana caranya ia harus bisa membuka loker ini.Pak tamrin! Memang ya, semesta selalu berpihak padanya. Pak tamrin adalah seorang pembersih di sekolah ini jadi jelas ia pasti dapat membukakan loker yang saat ini masih terkunci.
Sasha, menghampiri Pak tamrin.
"Selamat pagi, pak!" Sapa Sasha sambil tersenyum manis
Pak tamrin yang sedang menyapu halaman koridor tersentak kaget
"Aduh neng Sasha, pak tamrin kira saha" Ujarnya dengan mengelus-ngelus dada dan berbicara dengan logat sundanyaSasha, terkekeh. "Sasha ngagetin ya pak?"
"Ah, enggak. Cuma secuil" Ujar pak tamrin sambil tertawa diikuti oleh Sasha. Sasha memang sudah kenal pak tamrin, dulu pak tamrin adalah tetangga di rumahnya. Namun semenjak rumah pak tamrin dijual untuk membayar hutang ia sudah lama tidak bertemu pak tamrin lagi. Dan semenjak Sasha bersekolah disini Sasha bertemu lagi dengan pak tamrin bahkan Sasha juga sudah menganggap pak tamrin itu sebagai orang tuanya sendiri.
"Ah iya, neng Sasha ada keperluan apa manggil pak tamrin? Ada yang bisa bapak bantu neng?" Ujar pak tamrin tersenyum ramah
Sasha, tersenyum. Memang dari dulu pak tamrin tidak pernah berubah selalu lucu dan ramah.
"Gini pak, saya em.. mau ngasihin ini kee..""Pasti ke den Iqbaal kan?" Potong pak tamrin menebak dengan tepat sasaran.
"Kok pak tamrin tau?" Tanya Sasha dengan raut muka yang menatap bingung. Apa pak tamrin cenayang? Ah jangan berhalu.
Pak tamrin terkekeh, "Neng neng, itu mah emang udah biasa atuh neng, tiap hari nih waktu pak tamrin lagi beres-beres sekolah banyak cewek-cewek yang suka ngasih den Iqbaal banyak makanan, kayak contohnya coklat, sandwich, ataupun makanan berat lainnya. Bahkan bunga dan surat cintapun banyak neng," Jawab pak tamrin dengan panjang lebar
Sasha tertegun. Jadi sudah banyak wanita yang mengantri pada Iqbaal? Pantas saja ketika insiden kemarin Iqbaal menggendong Sasha ke UKS banyak siswi yang menatapnya horror seakan-akan ingin mengajak beradu jatos dengannya. Tetapi kalau banyak yang mendekati Iqbaal, seharusnya Iqbaal sudah mempunyai pacar bukan? Secara gadis-gadis disini terlihat cantik dan pastinya kaya raya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lemonade
RomanceShe's soothing like The ocean rushing on the sand She takes care of me baby And she helps me be a better man She's so beautiful Sometimes I stop to close my eyes She's exactly what I need ~