'Ada yang masih nunggu?'
🍋🍋🍋
Sasha sudah tampak siap dengan sweater merah jambu yang tanpak sedikit kebesaran di tubuhnya, tak lupa celana berwarna yang senada dengan sweaternya membuat kecantikannya terlihat lebih nyata. Sasha melihat pantulan wajahnya dicermin, ia tampak cantik dengan sedikit polesan bedak dan lip tint untuk bibirnya dan juga tampilan rambutnya yang yang pendek ia biarkan tergerai indah dengan tambahan jepitan bergambar strawberry disisi kiri rambutnya. Ia tersenyum bahagia mengingat ini pertama kalinya ia pergi ke pasar malam. Namun senyumnya tampak perlahan memudar tatkala ia menyadari dirinya tak pergi dengan Iqbaal melainkan dengan Rio.
“Apa Iqbaal menghindar dari Sasha?” Ujarnya bermonolog.
Sasha menepis fikirannya jauh-jauh berusaha untuk berfikir positif. Lagipula kalaupun Iqbaal tidak mau itu wajar mengingat Sasha dan Iqbaal hanya sebatas teman. Tunggu, apakah Iqbaal menganggap dirinya juga teman?
Fikiran buruk Sasha teralihkan oleh suara ceklekan knop pintu kamarnya, terlihat kini bi Surti selaku pembantu rumahnya tersenyum hangat kepada dirinya. Sasha membalas senyuman bi Surti yang menenangkan dirinya.
“Ada apa bi?” Ujar Sasha saat melihat bi Surti masih berada di depan pintu.
Bi Surti tersenyum, “Di bawah ada yang nyariin non Sasha laki-laki, kasep pisan” Ujar Bi Surti diakhiri dengan antusias.
Sasha ikut terkekeh, “Bi Surti suruh masuk?” Ujar Sasha diakhiri dengan senyuman.
“Dianya gamau non, katanya teh suruh nunggu aja diluar mau langsung pergi sama non Sasha, padahal Bi Surti mau cuci mata bosen atuh liatanya pak tarmin wae tiap hari, bukan cuci mata malah menodai mata non” Ujar Bi Surti dengan wajah ogah-ogahan yang ia tunjukan.
“Bi Surti ada-ada aja deh, yaudah kalau gitu Sasha pergi dulu ya bi” Ujar Sasha dengan sedikit sisa tawanya.
Bi Surti tersenyum, “Iya non, kasian si kasep nungguin lama di depan” Ujar bi Surti dengan menggeser badannya dari depan pintu mempersilahkan Sasha untuk keluar.
“Sasha pergi dulu ya bi”
Setelah Sasha berpamitan dan menyalimi bi Surti Sasha pergi keluar dengan sedikit tergesa, Sasha melihat seorang pria yang menyandarkan punggungnya di gerbang memunggungi Sasha, Sasha yakin yang dimaksud bi Surti tadi ialah Rio. Sasha lantas sedikit berlari, untuk menemui Rio.“Rio maaf ya Sasha lama” Ujar Sasha yang masih mengatur nafasnya merasa tak enak dengan Rio.
“Enggak" balasnya.
Sasha yang masih mengatur nafasnya kini mendongkak karena suara itu sepertinya bukan suara Rio. Ia tidak familiar dengan suara itu, seperti suara Iqbaal?
“Iqbaal?” Ujar Sasha dengan nada kaget tak yakin.
“Hm” Ujar Iqbaal tanpa menatap mata Sasha.
Sasha menggelengkan kepalanya dan menepuk-nepuk pipinya meyakinkan dirinya bahwa ia tidak salah bermimpi. Bahkan saking tak percayanya ia menepuk pipinya agak kuat menimbulkan suara ringisan dan merah dikedua pipinya yang putih.
Iqbaal menatap datar Sasha, “Jadi pergi?”
Sasha menghentikan usapan pada pipinya, “Ini beneran Iqbaal? Sasha gak mimpi kan Iqbaal?” Ujar Sasha berusaha meyakinkan sekali lagi, mungkin ia salah lihat atau sedang berhalu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lemonade
RomansaShe's soothing like The ocean rushing on the sand She takes care of me baby And she helps me be a better man She's so beautiful Sometimes I stop to close my eyes She's exactly what I need ~