Ravin terbangun—lagi—karena merasa basah di keningnya. Mengerjap, kali ini yang dia lihat adalah langit-langit kamar. Lampunya dimatikan. Hanya lilin samar-samar yang menerangi kamar.
"Sudah bangun, King? Ingin sesuatu?" Renasha bertanya dengan perhatian.
"Ya, tolong. Aku ingin minum," jawab Ravin lemah. Bahkan hanya untuk mengeluarkan lima kata itu saja dia harus mengerahkan seluruh tenaganya.
Renasha membantunya minum. Di nakas sudah ada bubur.
"Mau makan?"
Ravin menggeleng lemah. Dia kembali berbaring dengan memejamkan mata. Rasanya kepalanya mau pecah. Denyut-denyut sialan ini membuatnya tidak bisa berpikir. Tiba-tiba, tangan kecil nan lembut memijat pelipisnya pelan.
"Maafkan aku," suara Renasha penuh penyesalan dan kesedihan. "Maafkan aku karena terlalu asyik mengobrol sehingga melupakanmu. Maafkan aku karena telah membiarkanmu menunggu terlalu lama di Pondok. Sehingga kau terkena flu dan demam begini."
Yang bisa dilakukan Ravin saat itu hanyalah menggenggam erat tangan Renasha.
Membawa tangan kecil itu ke bibirnya, mengecupnya sebentar, sebelum mengistirahatkan tangan itu di dadanya, lalu memejamkan mata.
Renasha terisak.[]
KAMU SEDANG MEMBACA
when she met the highness
RomanceRenasha Rowman hanyalah seorang gadis desa yang mencoba peruntungan dengan mencuri ke dalam istana yang sedang ramai karena ada pesta dansa. Sedangkan Ravin Malcolm hanyalah seorang pemuda yang mencoba peruntungan untuk bisa kabur dari suasana mono...