[ s e v e n t e e n ]

1.1K 97 0
                                    

Pada akhirnya, Ravin hanya merenung di pondok Renasha sendirian. Dia frustrasi, hampir stres. Sudah dua hari Ravin menginap di rumah Renasha, dan dia belum mengatakan identitas yang sebenarnya. Sudah dua hari pula dia meninggalkan istana. Para prajurit pasti sedang mencarinya mati-matian saat ini. Pasti mereka lembur setiap hari selama dua hari ini.

Renasha ... bagaimana, ya? Kalau memikirkan Renasha, pasti perasaan Ravin campur aduk. Dia tidak pernah bisa menggabungkan kata "Renasha" dan "tenang" dalam satu kalimat. Pasti hatinya ketar-ketir kalau memikirkan gadis itu. Selalu.

Dan betapa menyebalkannya perasaan itu.

Sebagian perasaannya, Ravin masih mengerti. Dia merasa bersalah dan tidak enak hati karena telah membohongi Renasha. Tapi sebagiannya lagi....

Dia hanya tahu kalau jantungnya selalu berdegup kencang saat dekat dengan gadis itu. Bahkan hanya dengan memikirkannya, jantungnya meliar di dalam sana. Ravin tidak tahu harus bagaimana menghadapi perasaannya setiap kali menyangkut tentang Renasha.

Pada akhirnya, Ravin hanya bisa menghela napas dan memejamkan mata.[]

when she met the highnessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang