Menghirup napas dalam-dalam, Ravin melangkah menjauhi dermaga. Senyumnya terus mengembang seiring langkahnya yang membawanya mendekat kepada gadis itu. Iya, Renasha.
Sekarang, dia sudah ada di negara yang sama dengan gadis itu. Dia tidak akan bisa lari lagi. Ravin yakin uangnya hanya cukup untuk pulang-pergi dari negara ini ke negara asalnya. Renasha tidak akan bisa kabur lagi karena negara ini hanyalah negara kecil dengan penduduk kurang dari satu juta jiwa.
Bagus juga pilihannya untuk melarikan diri. Oke, Ravin tidak akan bilang Renasha liburan. Karena dia sangat yakin Renasha hanya menenangkan diri di sini. Lebih tepatnya, ke sini.
"Tuan, ingin langsung ke penginapan, atau—"
"Aku ingin berkeliling dulu. Bawalah barang-barangku ke penginapan duluan," sela Ravin langsung. "Dan jangan mengikuti aku. Aku ingin sendiri."
Pelayannya mengangguk, lalu masuk ke dalam kereta. Ravin mengawasi sampai kereta itu menghilang, lalu menghela napas.
"Jangan hanya bersembunyi di sana, Dinal. Berengsek kau."
Seorang pria yang bersembunyi di balik pilar terkekeh pelan, lantas menampakkan diri. Langkahnya tegas, anggun, sopan. Wajahnya tampan, tidak jauh perbedaannya dengan Ravin. Tapi kesan angkuh tidak ada di wajah pria bernama Dinal itu. Hanya ada kesan ramah dan penuh senyum.
"Wah, Dik, aku tidak menyangka kau akan mengenaliku secepat itu. Padahal penyamaranku sudah terlalu sempurna, parfumku pun aku ganti," komentar Dinal cengengesan.
Ravin mendengus. "Tidak mempan padaku. Dan jangan panggil aku 'Dik'! Kita hanya berbeda dua jam!"
"Sama saja, kau adik dua jam-ku."
"Kau parah."
"Jadi, di mana gadis itu?" tanya Dinal dengan mata berbinar, sambil menggosokkan tangan semangat.
"Tidak akan kubiarkan kau melihatnya. Dia gadisku."
"Hooo, dan apakah dia sudah mengakui kalau dia gadis-mu?"
"Biarkan saja. Nanti juga dia akan mengakui."
"Ayo kita tanyakan. Kalau dia melihatku, pasti dia langsung memilihku! Secara, kau kan jarang tersenyum. Kalau disuruh oleh Paman, baru kau tersenyum."
"Bersyukurnya aku, dia bukan tipe yang hanya melihat ramah atau tidaknya diriku. Dia melihatku secara keseluruhan! Dan dia mencintaiku."
"Aku jadi penasaran seperti apa gadis itu, sampai kau berubah menjadi percaya diri dan superposesif seperti ini," komentar Dinal sambil terkekeh. "Nah, ayo kita jalan-jalan."
"Sebelumnya, ayo kita makan roti dulu."[]
![](https://img.wattpad.com/cover/213326969-288-k168838.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
when she met the highness
RomanceRenasha Rowman hanyalah seorang gadis desa yang mencoba peruntungan dengan mencuri ke dalam istana yang sedang ramai karena ada pesta dansa. Sedangkan Ravin Malcolm hanyalah seorang pemuda yang mencoba peruntungan untuk bisa kabur dari suasana mono...