"Abis dari mana kamu?"
"Rapat osis."
"Rapat osis? Serius?"
"Kalo nggak percaya, yaudah.."
Desi menatap anaknya heran, "tumben," gumamnya.
Tata menghela nafas panjang, membuka matanya dan duduk tegak setelah merilekskannya sejenak. Menatap mamahnya yang mungkin butuh penjelasan. "Tata dipaksa jadi panitia acara agustusan. Setiap kelas dipilih dua orang untuk ikut jadi panitia itu dan Tata kepilih karena Tata bendahara."
Desi beroh ria sambil menganggukan kepalanya.
"Tapi kok yang dipilih kamu bukannya jabatan sekertaris lebih dibutuhkan, ya? kan, buat nyatet siapa aja yang ikut serta lomba terus nyiapin apa.. gitu."
"Iya juga yaa..nanti deh Tata tanyain ke Ibu Sa," Tata mengangguk setuju mendengarnya membuat Desi meringis prihatin pada anaknya.
"Emang satu lagi siapa yang jadi panitia dari kelas kamu?"
"Yang pasti akang Feb, ketua kan?"
"Nah, ini paling bener!"
"Lagian, tumben-tumbenan kamu mau ikut gituan,"
Tata berdecak kesal. "Kalo aja nilai nggak jadi ancaman, Tata bakalan nolak dengan tegas walaupun dipaksa begina pun juga."
"Cielah, gaya lo," Desi menoel lengan Tata. "Udah, sana mandi bentar lagi maghrib."
Tata bergumam, langsung beranjak dengan gontai.
***
Selesai dengan segala urusannya Tata segera menyambar ponselnya yang ada di nakas. Tata mendengus kala membaca notifikasi chaat dari manusia tidak punya akhlak itu. Tanpa membalasnya, dia segera berlari kecil lagi turun ke bawah.
"Sorry lama.." ucap Tata setibanya di ruang tamu membuat teman-temannya segera berdiri.
"Ngga papa." jawab Nita tersenyum menenangkan.
"Lo udah ijin?" Tanya Ani membuat Tata menepuk jidatnya, "Lupa." balas Tata cengengesan.
"Bentar gue telfon aja," Tata membuka layar ponselnya mencari nama kontak 'Mamah'.
"Emang Mamah lo ada dimana, Al?"
"Ada di atas, kalian duluan aja nggak papa. Gue ke atas lagi, nggak diangkat soalnya."
"Nggak papa, Al?"
Tata mengangguk. "Dari pada makin lama, trus yang disana nunggu."
"Yaudah, kita duluan ya, Al."
"Oke."
Setelah itu mereka beranjak, meninggalkan Tata yang menghela nafas panjang.
Kalau aja tadi mamah ngasih tau Tata kalau abis maghrib bakalan kedatangan teman-teman kompleknya, mungkin Tata bisa menghindar dengan cara tidur, misalnya.
Walaupun, diajaknya makan malam di rumah tetangganya yang katanya acara ulang tahun pernikahan orang tua dari temen Tata, Tata bakalan lebih milih tidur dari pada ketemu langsung dengan seseorang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Terjebak Masa Lalu
Teen FictionGimana mau selesai sama masa lalu, kalau tiap malem di datengin mulu.