Malas.
Satu kata yang ingin Tata keluarkan dengan suara keras.
Tapi... kembali lagi. Tata terlalu malas sekedar membuka mulutnya.
Ia menghela nafas panjang menatap ruangan yang akan ditempatinya dalam satu tahun kedepan.
Tata mengetuk pintu yang tertutup. Bisa di dengar dari luar bahwasanya ruangan itu terhuni. Tak lama kemudian, pintu terbuka. Tata menampilkan senyum canggungnya pada sosok... yang mungkin akan menjadi wali kelasnya.
"Maaf bu, apa benar ini kelas X IPS 3?" tanyanya sopan.
"Oh, iya. Kamu Alexta Angela?"
Tata meringis malu dibuatnya, apalagi, berbagai tatapan menuju kearahnya karena pintu dibuka lebar. "Iya, Bu." kekehnya canggung. "Maaf, pertama masuk udah bikin masalah aja,"
Sang guru yang belum diketahui namanya itu tersenyum menenangkan. "Nggak papa," Ia memberi ruang untuk Tata memasuki kelas. "Silahkan masuk."
"Mangga, Ibu duluan,"
Sebelum memasuki kelas Tata lebih dulu menarik nafas panjang kemudian membuangnya perlahan.
Lalu mengikuti gurunya yang sudah ada ditengah-tengah papan tulis yang menggantung.Tahan... tahan... batinnya.
"Baik, silahkan kamu memperkenal diri dulu, karena teman-teman kamu yang lain sudah lebih dulu,"
Tahan..
Secara refleks bola mata Tata mengelilingi sebagian isi kelas.
"Perkenalkan, nama... saya Alexta Angela."
"Lulusan dari mana?" Tanya salah satu calon temanya.
"SMP Negeri 12."
"12?" Tanyanya lagi memastikan.
Tata mengangguk, alisnya mengerut, bingung. "Iya."
"Tata Alexta, bukan?"
"Alexta Angela, Yani." Gemas teman sebangkunya.
"Iyaa.. dipanggilnya Tata kan?"
"Iyaa." Jawabnya sedikit bingung.
Pelaku yang sedari tadi nyerocos itu berseru heboh. "Wahhh! Lo temennya osis itu kan? Golongannya si---"
"Ngobrolnya dilanjut nanti lagi, ya?" potong Ibu Guru itu. "Alexta silahkan duduk,"
Bangku kosong tersisa di paling ujung, depan. Pas banget berhadapan dengan meja guru. Bangku keramat menurut Tata. Udah paling ujung mentok tembok, paling depan, paling berhadapan lagi dengan guru. Kurang kramat apalagi?
***
Jam istirahat sudah berbunyi lima menit yang lalu. Tata sendiri tidak keluar kelas, memilih bermain hp nya di tempat kramat itu. Di kelas ini Tata belum kenal sama sekali dengan penghuninya.
Nasib Tata terdampar di SMA Negeri 1 ini. Padahal, teman Tata lebih dominan ke SMA sebelah. Karena, mengikuti saudaranya yang sekolah disini jadilah Tata ikut jadi warga SMANSA.
"Alexta."
Tata mendongak untuk mengetahui siapa yang memanggilnya.
"Iya?" Pada cewe berkudung.
"Mau ikut jajan?"
"Oh," Tata berdeham sebentar, "boleh?"
Cewe berkerudung itu mengangguk dengan senyum tipisnya.
Lalu mereka keluar kelas
KAMU SEDANG MEMBACA
Terjebak Masa Lalu
Dla nastolatkówGimana mau selesai sama masa lalu, kalau tiap malem di datengin mulu.