9|| apalagi iniiii

6 3 0
                                    

Dari lantai dua Tata bisa liat segerombolan murid baru saja memasuki gerbang. Diliat dari mukanya sih asing, dan Tata yakin itu bukan anak sini. Ada pin yang menonjol di baju mereka walaupun warna bajunya sama dengan yang dia pakai.

"Mereka anak SMA ENAM." Celetuk Yani sambil merangkul bahu Tata.

Mata Tata membelalak kaget. Langsung menepis kasar lengan Yani yang bertengger dibahunya. Matanya menatap tak percaya Yani.

"Nggak usah boong, pliisss.."

"Serius, tanya aja sama... Hendra," Yani menarik Hendra yang kebetulan lewat.

"Apa?"

"Itu anak SMANAM?"

"Iya, nanti kelas kita tanding sama mereka."

Tata menggelengkan kepalanya. Pasrah bahunya dirangkul Hendra ke kelas.

Tata mendongak menatap Rehan. "Sekarang bener tanggal 17?"

"Iya."

"Bulan Agustus?"

Hendra mengernyit bingung menatap Tata. "Kenapa sih?" Herannya. "Iya bulan Agustus,"

"Ulang tahun gue masih lama, tapi kenapa dapet kejutannya sekarang ya?"

"Emang ada yang ngasih lo surprise?"

"Ada noh," Tata menoleh kebelakang menunjuk Yani dengan Luna. "Ini kan HUT nya Indonesia ya? Kenapa juga gue yang dapet kejutan?" Herannya tidak habis pikir.

"Cie cie yang akuurr.."

Mata Tata mengerjap sadar lengan Hendra masih bertengger dibahunya. Pantas aja disorakin anak kelas.

"Ih minggir minggir," Tata mengibaskan tanganya. Hendra dengan cueknya masuk kelas.

Tata duduk di kursi panjang depan kelas. Hari ini sekolahanya lebih rame dari biasanya. Tata menghela nafas panjang, kemungkin kecil dia akan bertemu dengan manusia itu. Ditambah anak gedung sebelah paasti ikut bergambung jadi satu.

Tata menoleh kesamping kala merasakan ada orang yang duduk disampingnya. Febri, ketua kelas yang sabar menghadapi tingkah anak kelas.

"Akang Feebbb.." rengeknya.

"Apa?"

Tata mengerucutkan bibirnya, gatau kenapa jadi kesel gini.

Febri mendekat, mengambil pita berwarna merah putih dari sakunya. Kemudian tangannya mengambil rambut Tata yang tergerai menjadi satu. "Rambut lo tebel banget," komentarnya.

Melihat Tata yang diam saja, cepat cepat Febri menyelesaikan pekerjaannya setelah selesai dia menjauh, menggaruk kepalanya. Bangkit dari kursi sambil menarik Tata yang masih bengong.

"Alfaa.." gumamnya.

***


Upacara kali ini yang menjadi petugasnya para guru dan untuk pembinanya ketua yayasan dari SMA SATU. Sedangkan pesertanya dari panitia, gedung B dan anak SMA ENAM. Anak gedung A yang tidak mengikuti upacara tidak perbolehkan keluar kelas agar tidak menganggu upacara berlangsung.

Tata merasakan kekurangan oksigen karena sedari tadi dia menahan nafas. Disamping kirinya ada Alfa yang menatap lurus ke depan. Kejadian kaya gini bener bener diluar dugaannya. Bisa mati konyol kalo kaya gini terus.

Tata menoleh ke samping kanan ingin meminta tolong pada seniornya.

"Kak?"

Cewe dengan berbando merah putih itu menoleh. "Gue?"

Terjebak Masa LaluTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang