Setelah mengantarkan brownies dan cookies yang dibuat, Santi meninggalkan para remaja itu di ruang tengah. Tata yang menatap tidak sabar ingin melahap dessert box buatannya, Samuel dan Alfa yang masih sibuk berbincang serius mengenai bisnis mereka.
"El,"
Alfa dan Samuel bersamaan menoleh ke arah Tata. "Apa?"
"Masih lama?"
"Apanya?"
"Ngobrolnya,"
"Kenapa emang?"
"Tolong ambilin sendok dong, lupa bawa tadi,"
"Ganggu ah," decak Samuel. "Ambil sendiri sono,"
"Bentaran doang padahal," cibirnya.
Alfa segera beranjak mengambil sendok di dapur. Setelah itu menyerahkan sendoknya pada Tata.
"Bilang makasih kek udah diambilin," sindir Samuel.
"Sama-sama," ucapnya tanpa dosa.
"Kalian ngga minat dessert kan? Buat gue semua ya?" Tanpa basa basi lagi Tata langsung memakan suapan pertama. Memejamkan matanya menikmati lumeran keju dimulutnya.
Samuel meneguk salivanya dengan susah payah. Sialan. Dia tergiur dessert box itu. Tapi gadis berkaos hitam bergambar chimmy itu tidak menawarinya.
Lagi lagi Tata mengabaikan dua cowo itu. Dengan dessert box dipangkuannya, Tata membalas chaat yang masuk. Sebelum tersentak kaget karena gerakan cepat Samuel yang mengambil alih dessertnya.
Tata langsung melirik tajam pelaku yang sedang mengunyah dessertnya.
"Bisa nggak sih, kaleman dikit gitu loh.." sentaknya. "Sopan nggak lo ngerebut makanan punya orang tanpa seizinnya."
Samuel menatap tidak percaya, sebegitu marahnya dia mengambil makanan gadis itu? Seakan akan dia melakukan kesalahan terbesar.
"Lo seasing itu ya sama kita?" Celetuk Alfa yang tak tahan dengan sikap Tata.
Tata mengerjap, bingung sendiri kenapa harus semarah itu padahal cuman hal sepele. Mana mungkin efek pms kan? Dia kan sudah empat hari yang lalu pmsnya.
"Telat banget ngga si kalo iya ini efek pms, masa iya baru ngefek gitu," herannya.
"Alexta!" Alfa menjentikan jarinya di depan wajah Tata membuatnya terlonjak kaget.
"Iya, kenapa?" Menatap bergantian Samuel yang menatapnya cengo sedangkan Alfa dengan tampang seriusnya.
"Elo yang kenapa, bego." Umpat Samuel.
"Gue?" Tata menunjuk dirinya sendiri, lalu menggeleng polos. "Ngga papa."
"Tadi kenapa marah gitu?"
Tata meringis. "Sorry, efek pms.. kayanya," jawabnya ragu.
Alfa menaikan sebelas alisnya, tak percaya dengan jawaban gadis itu.
Tok tok tok
"Bukain, Ta." Suruh Samuel seenak jidat.
"Ngga mau," tolaknya. Merebut kembali dessetnya dari Samuel.
"El bukain pintu dong, ada tamu itu.." teriak tante Santi dari kamarnya.
"Elnya ngga mau tante, malah nyuruh Tata," adunya mendapatkan lirikan tajam Samuel.
"Samuel."
"Iya!"
Samuel beranjak membuka pintu. Keningnya berkerut, ternyata Rara tamunya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Terjebak Masa Lalu
Ficção AdolescenteGimana mau selesai sama masa lalu, kalau tiap malem di datengin mulu.