7|| h-1

25 3 0
                                    

Tata baru menginjakan kaki di kantin, langkahnya berhenti ketika Febri berdiri dihadapannya. Keningnya mengkerut bingung.

"Ada apa?"

"Ke ruang osis, rapat sebentar,"

"Sumpah, ya nggak kelar-kelar masaaaa.." keluhnya. "Persyaratannya kan, lo doang yang ikut rapat.."

Febri menunduk menatap Tata. "Nanggung, Ta. Lagian, lo tega biarin gue sendirian?"

Tata menganggukan kepalanya polos membuat Febri langsung mendengus.

Febri menarik lengan Tata menjauhi area kantin menuju ruang osis. Tata dengan raut cemberutnya membiarkan tangannya digenggam tangan besar Febri.

Tata mendongak kesamping. "Akang Feebb.." rengeknya. "Laperrrr,"

"Iya, nanti gue suruh si Hendi beli makanan,"

Febri mengetuk pintu ruang osis kemudian masuk. Tenyata, baru sebagian yang baru kumpul.

"Maaf kak, kita telat," ucap Febri.

Kakak kelas yang menjabat sebagai sekretaris menyaut, "nggak kok, si ketos aja masih ada urusan di ruang guru," katanya. "Duduk, aja,"

Febri mengangguk kemudian duduk bergabung dengan yang lain. Merasa tangannya ditarik Febri menoleh kebelakang, "Duduk di belakang aja," kata Tata yang langsung disetujui Febri.

Beberapa saat kemudian ruang osis penuh dengan manusia-manusia yang bertanggung jawab atas acara Hut RI. Tata dan Febri yang tadinya ada dibarisan belakang, kini ada ditengah-tengah mereka.

Tata mendengarkan ketua osis yang sedang menyusun acara yang akan terlaksanakan besok. Beberapa kali Tata menguap dan beberapa kali juga dia meringis merasakan perutnya keroncongan. Bagian ini yang Tata tidak sukai, jika disuruh jadi panitia, waktu makan berkurang, mana bosenin lagi.

Setelah selesai rapat diakhiri dengan pembagian kaos khusus untuk panitia. Setelah mendapatkan bagiannya, Tata langsung ngacir keluar ruangan meninggalkan Febri.

Di  kantin Tata berada. Dia langsung memesan satu porsi batagor plus lontong,  minuman dan cemilan.
Tata duduk di depan orang jualan batagor sambil menikmati batagornya.

"TATA, KAMU LUPAIN MANG IWAN?" Teriak mang Iwan yang ada di sebelah mamang batagor, mang udin namanya.

Tata menoleh, "oh.. engga dong, mang Iwan selalu dihatiii.."

Mang Iwan melengos tak meladeni godaan pelanggannya itu.

Mang udin yang melihatnya terkekeh geli, "Ngambek tuh si Iwan,"

"Biarin aja mang, nanti juga balik ke semula," Tata melanjutkan makannya yang sempat terhenti.

***

"Ayo, meja sama kursinya di mundurin ke belakang yaa.." kata Steffi mengintrupsi teman-temannya. "Ayo ayo gerak cepat,"

"Ini yang latihan anak dance dulu kan?"

"Apa aja bebas, nyanyi juga boleh,"

"Puisi aja du---"

Terjebak Masa LaluTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang