06 | I hate sunday

403 101 5
                                    



"Park Chanyeol ! pulanglah, pekerjaanmu cukup sampai sini saja."

Chanyeol mendongak, sedikit mengerutkan dahi, saat pendengarannya menangkap suara sang atasan. Ia segera tegapkan tubuh, meletakan sejenak gerobak yang ia gunakan untuk mengantar bahan bangunan.

"Tapi pekerjaanku masih setengah jam lagi, pak."

Atasan Chanyeol menggeleng seraya terkekeh pelan. "Kamu masih remaja, boss besar mengizinkanmu bekerja hanya sampai jam segini. Pulanglah, besok kamu harus sekolah, kan ?"

Chanyeol mengangguk sekilas. Ia ingin kembali menolak pemulangannya itu. Namun sayang, sang atasan jauh lebih keras kepala daripada dirinya. Ia pada akhirnya kembali pasrah lalu bersiap-siap untuk kembali ke rumah.

Sebelum meninggalkan lokasi pembangunan, Chanyeol lebih dulu pergi ke tenda dimana tasnya berada. Ia tidak sempat pulang ke rumah, jadinya ia meletakan tas di dalam tanda.

Chanyeol tidak takut jika tasnya hilang. Toh apa yang mau dicuri ? isinya hanya buku, alat tulis, seragam sekolah dan sebuah ponsel butut. Dijual pun tidak akan ada yang mau membeli ponsel miliknya.

Pemuda jangkung itu mengaktifkan sebentar ponselnya, guna memeriksa tanggal dan hari apa besok. Desahnya terdengar, usai mengetahui jika besok adalah hari sabtu. Itu artinya, lusa adalah hari minggu.

Hari dimana ia benar-benar sendirian, juga hari yang sangat ia benci.




***




Di meja yang terletak di barisan belakang, Kyungsoo nampak duduk di kursi milik Sehun, sedangkan si empunya kursi, duduk di atas meja sembari memakan roti melon di tangannya.

"Besok hari minggu, kalian ada kegiatan ?" tanya Kyungsoo. Ia lipat bungkus roti isi yang dimana rotinya baru saja ia habiskan.

"Umm sepertinyamm kosongmm~"

"Sehun, telan dulu makananmu, baru ngomong," tegur Kyungsoo. Yang ditegur tersenyum lebar, lalu menelan kunyahan roti di mulutnya.

"Aku tidak ada jadwal apapun ... sepertinya."

Kyungsoo mengangguk pelan. Ia menoleh ke samping, menatap pemuda tinggi yang sibuk dengan sebuah buku di tangannya.

"Chanyeol," panggilnya.

Yang dipanggil pun mendongak. Ia mengernyitkan dahi, sebagai respon dari panggilan Kyungsoo.

"Hari minggu nanti kamu ada acara tidak ?" tanya Kyungsoo.

"Tidak ada."

"Kalau begitu—"

"Tidak mau. Aku ingin di rumah." Chanyeol menyela, membuat mulut Kyungsoo terbuka tanpa suara.

Seakan pantang menyerah, Kyungsoo tersenyum tipis seraya bangkit berdiri. "Memangnya asyik yah hari minggu cuman diam di rumah ?" tanyanya. Ia duduk kembali di kursinya, tanpa melepas pandangannya dari Chanyeol.

"Asyik tidak asyik, itu bukan urusanmu."

"Tapi kan—" Belum selesai Kyungsoo berkata, suara bell sudah lebih dulu menyelanya. Ia terpaksa mengurungkan niatnya untuk kembali mengajak Chanyeol saat guru yang hendak mengajar telah tiba.

Goodbye, YouthTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang