12 | Izin

454 91 17
                                    

Do Hyunsoo.

Itulah nama kakak laki-lakiku. Seorang yang terlahir sebagai sulung keluarga Do, seseorang yang begitu menyayangi keluarganya, terutama pada adik perempuan satu-satunya.

Tidak, aku tidak sedang membanggakan diriku. Kak Hyunsoo memang sayang padaku, dan sudah banyak hal yang dilakukannya untukku. Baik dari yang terkecil, maupun hal yang paling besar.

Sebagian hidupku banyak kontribusi kak Hyunsoo di dalamnya. Seperti pada kompetisi musik yang dulu aku ikuti.

Rasanya aku jadi kembali bersalah karena membuat kakak memohon pada appa yang menentang keras keinginanku.

Dia, kak Hyunsoo, laki-laki yang saat ini tengah menyiapkan hidangan satu buah meja, adalah sosok yang berkontribusi besar di hari itu.




***




Sore ini, Kyungsoo mendatangi ruang musik sesuai permintaan Jongdae. Ia duduk sendirian di tepi ruangan, celingak-celinguk melihati orang-orang yang sebagian besar merupakan anggota club musik.

Dan satu hal lagi.

Kyungsoo tidak kenal dengan mereka semua.

Ketika coach dan beberapa anggota senior masuk, Kyungsoo menegapkan cara duduknya, lalu memfokuskan pandangannya kedepan.

Seperti pertemuan biasa, semula diawali dengan sambutan, kemudian menjelaskan maksud dan tujuan mereka berkumpul, dan terakhir adalah test dasar.

Seluruh anggota resmi ditest lebih dulu dengan menggunakan alat musik yang mereka kuasai. Kyungsoo yang merupakan satu-satunya kandidat dari luar club, tak bisa menahan debaran hatinya yang seakan ingin meledak;

Debarannya berada di titik puncak ketika namanya disebut. Kyungsoo bangkit berdiri, tersenyum ramah pada seluruh pasang mata yang menatap dirinya seolah bertanya ;

"Apakah dia mampu ?"

"Dia bukan anggota club, yakin dia bisa ?"

"Aku berani bertaruh, dia pasti tidak lolos."

Kyungsoo menegup ludahnya kasar. Sungguh, ia berani bertaruh kalau tangannya sudah basah karena keringat. Kyungsoo sangat gerogi ditatapi serius seperti ini, terlebih lagi sebagian dari mereka sedikit terlihat memandangnya 'berbeda'.

"Kyungsoo, kamu bisa memakai alat musik apa ?"

Karena terlalu larut dalam gugupnya, Kyungsoo sampai berjengit kaget hanya karena suara Jongdae. Laki-laki yang telah duduk di tahun ketiga itu terkekeh melihat gugupnya Kyungsoo.

"I—itu.. untuk instrument string aku bisa menggunakan harpa. Sedikitnya aku juga bisa menggunakan flute, clarinet, akordeon, triangle, keyboard dan yang paling mahir aku- gunakan yaitu piano."

Jongdae beserta coach dan anggota club musik sedikit terpukau dengan jawaban Kyungsoo. Pikir mereka bagaimana bisa seseorang yang tidak bergabung dengan club musik mahir menggunakan lebih dari tiga alat musik orchestra ?

"Kalau begitu boleh kamu tunjukan satu persatu ? kami ingin tahu sejauh mana kamu bisa menggunakannya," ucap Jongdae seraya tersenyum ramah.

Kyungsoo mengangguk paham. Ia pun menghampiri seluruh alat musik yang tersedia, memandanginya pelan-pelan, lalu mendekatkan diri ke alat musik petik yang akan pertama ia gunakan.

Goodbye, YouthTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang