20 | Topeng pelindung

377 82 17
                                    

Goodbye, Youth

Chapter 20 : Topeng pelindung


.

.

.


SELAMAT MEMBACA

~oOo~

Malam di kota Seoul hari ini terlihat sangat indah. Bulan yang berbentuk sempurna, bersinar cantik bersama jutaan bintang yang menemaninya. Namun, nampaknya keindahan sang malam tidak dinikmati oleh seseorang.

Seseorang itu berdiri di balkon kamarnya. Tangan satunya bergetar sembari memegang gagang biola. Sementara tangannya yang lain, meremat keras surai hitamnya.

Langkah demi langkah, gadis itu mendekati pagar pembatas balkon kamarnya. Manik bulannya yang akan muncul ketika ia tersenyum, menyorot sendu pada jalanan berlapis aspal.

Haruskah ia melompat agar semuanya selesai ?

Haruskah ia mendarat dengan tubuh bersimbah darah di atas tanah berlapis aspal itu agar orang-orang mengerti akan dirinya ?

Haruskan kematian ia pilih demi masalah yang seperti tak ada ujungnya itu ?

Gadis itu menarik nafasnya panjang, kemudian menghelanya perlahan.

"Mungkin ... hanya itu pilihan yang bisa kupilih."




~oOo~




Pada pertengahan bulan oktober, dimana Korea Selatan sedang diselimuti musim gugur, Kyungsoo beserta kelasnya akan melaksanakan kelas olahraga mereka.

Kini mereka tengah bersiap-siap menuju ruang ganti. Sehun, Yixing dan Chanyeol berjalan bersamaan, itupun karena mereka satu ruangan. Sementara Kyungsoo, si bungsu Do itu memasang ekspresi cemberutnya karena lagi-lagi harus sendirian ke ruang ganti.

Hatinya iri melihat teman-teman perempuan sekelasnya yang memiliki teman bicara. Mereka terus berbincang sepanjang jalan, membicarakan banyak hal seperti tipe laki-laki kesukaan mereka, murid keren dari kelas lain, makanan kesukaan, dan hal-hal lainnya yang terus membuat Kyungsoo panas.

Bukan Kyungsoo tidak ingin bergaul, hanya saja ia merasa kerap kali tidak cocok berbincang dengan mereka. Kyungsoo sudah pernah mencoba berbaur, dan hasilnya ia seperti obat nyamuk diantara teman-temannya.

Diam, diam, dan terus diam.

Sesampainya di dalam ruang ganti, Kyungsoo segera membuka loker khusus pakaiannya. Gerak tangannya yang baru saja menarik knop, mendadak berhenti ketika mendengar suara dari balik lemari lokernya.

"Baekhyun-ssi, kalau mau ganti baju ganti saja. Kenapa kamu selalu menunggu kami selesai ? kami ini masih normal kok, tidak minat denganmu," ucap salah seorang teman sekelas mereka.

Baekhyun, gadis yang berdiri diam di depan lemari loker, memandang datar gadis yang baru saja bicara dengannya itu. Ia tidak bicara apa-apa, namun, nampaknya gadis yang berkata padanya tadi nampak naik pitam.

Goodbye, YouthTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang