09 | Rahasia Chanyeol II

431 98 3
                                    


Satu hari menjelang pelaksanaan Festival budaya, kelas Kyungsoo sudah terlihat sibuk mendekorasi ruangan yang mereka akan mereka pakai. Ruangan itu bukan ruang kelas mereka, melainkan ruang kosong bekas ruang club sastra ilmiah yang tidak lagi beraktifitas.

Alasan mereka memakai ruangan itu selain karena tidak lagi terpakai adalah ruangan itu terletak di lantai satu, tidak jauh dari ruang musik sehingga memudahkan mereka untuk memindahkan piano.

Ralat, bukan mereka, melainkan Sehun, Yixing dan Chanyeol.

Tiga pemuda berpostur tubuh tinggi itu nampak kelelahan usai membawa piano dari ruangan musik. Sehun begitu terlihat jelas lelahnya, sampai peluh keringat terlihat seperti embun-embun di dahi bersihnya.

Yixing pun tak jauh berbeda dengan Sehun. Namun Chanyeol, pemuda itu tidak nampak kelelahan. Ia justru berjalan santai ke tepi ruangan, duduk sendirian seperti biasanya.

"Hhhh seharusnya aku nolak ide restaurant ini. Liha ! tampilannya saja lebih mirip taman kanak-kanak." Yixing mengangguki ucapan Sehun. Benar kata Sehun, ruangan yang akan mereka pakai nanti telah di hias sedemikian rupa dengan warna yang beraneka ragam.

Kalau boleh jujur, Yixing sedikit sakit mata melihatnya. Namun, mengingat siapa yang memberi ide dekorasi seperti ini, membuatnya enggan bersuara. Ia takut orang itu akan tersinggung, kemudian memarahinya.

Sementara itu, orang yang merancang dekorasi kelas, tengah asyik tersenyum-senyum memandangi ide brilliant-nya. Di sampingnya, siswi dengan name tag Byun Baekhyun terlihat fokus dengan karangan bunga yang tengah ia kerjakan.

"Baekhyun-ah, ruangannya bagus, kan ?"

Baekhyun berhenti sejenak. Ia pun mendongak untuk menatap gadis di sampingnya itu. "Buruk, sangat buruk. Terlalu banyak warna, lebih lagi warna yang dipilih kebanyakan warna yang mencolok."

Baekhyun kembali melanjutkan pekerjaannya, ia tak tahu bahwa ucapannya tadi membuat Kyungsoo, gadis yang berdiri di sampingnya, meringis akan jawaban tajam yang ia lontarkan.

"Hhh habis mau bagaimana lagi, hasilnya tidak sesuai dugaanku. Juga mereka tidak ada yang kasih ide bagus, mau dibongkar pun sudah terlambat, yang ada mereka nanti mencak-mencak," jawab Kyungsoo. Ia tidak berusaha mengelak, dalam bayangannya, dekorasi kelas seharusnya jauh lebih bagus dibanding ini. "Oh iya, tugasmu bagaimana ?"

Baekhyun mengangguk. Ia tunjukan rangkaian bunga terakhir yang baru saja ia selesaikan pada Kyungsoo dan Gadis Do itu seketika tersenyum puas melihat hasil karyanya.

"Kamu pandai juga yah, sudah terbiasa membuatnya ?"

Baekhyun menggeleng. "Jarang, di internet banyak cara membuat ini. Apa ada lagi tugasku ?"

Kyungsoo yang ditanyai sejenak mengedarkan pandangannya. Ia memperhatikan pekerjaan teman-temannya yang lain, tidak lama, karena setelahnya Kyungsoo kembali menoleh ke arah Baekhyun. "Aku rasa tidak ada. Mungkin nanti kita bantu bersihin sampah-sampah sisaan."

"Kalau begitu, aku keluar kelas dulu. Kalau ada hal penting, kamu bisa chat kontak-ku." Kyungsoo menganggukan kepalanya. Ia menatap Baekhyun yang bangkit berdiri lalu berjalan pergi meninggalkan kelas.

Sekarang Kyungsoo sendirian. Akhir-akhir ini ia mencoba dekat dengan Baekhyun, karena gadis itu hampir mirip dengan Chanyeol, yaitu selalu menyendiri.

Untungnya Baekhyun sedikit lebih baik dibanding Chanyeol. Gadis Byun itu masih menyahuti ucapannya, juga tidak pernah terlihat terganggu dengan kehadirannya. Yah meski Kyungsoo beberapa kali dibuat sakit hati karena perkataan gadis Byun itu yang kelewat jujur.

Goodbye, YouthTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang