Assalamu'alaikum, reader's yang setiaaaaaaaa warbiyazah. Maaf banget, nulisnya jadi ngaret dan baru update. Maklumin, yak? Baru ketemu babang ilham. Yang kangen Dirga sama Arsya mana suaranya? Jan lupa vote-nya juga. Makaciw. 😘😘😘
***
Mampir ke lapak sebelah juga.
Ada cerita yang gak kalah seru.Bukan Budak Nafsu
Dear, Mantan
Trapped in Love***
"Mbak, ayolah, jangan kayak anak kecil!" Dirga mengetuk pintu kamar Yunita. Rasa takut, kesal, khawatir dan sesal berkecamuk dalam dadanya. Seharusnya, ia bisa menjaga sikap. Namun, jika sudah membahas lelaki itu, emosinya sulit dikontrol.
"Mbak, buka!" Dirga masih berusaha sabar, berharap Yunita segera membukakan pintu.
"Mama!" Anty meraung. Ia semakin erat memeluk Arsya. Membuat rasa sabar di hati Dirga berontak. Egonya sudah berteriak ingin mendobrak.
"Kalo gak dibuka juga, aku dobrak, nih!"
Tak ada jawaban dari dalam kamar. Dirga, Arsya dan Anty semakin takut dibuatnya. Bayangan yang tak diinginkan semakin berkelebat hebat. Namun, Dirga percaya bahwa kakaknya tidak senaif itu.
Tak mau menunda waktu lagi, Dirga langsung mendobrak pintu sekuat tenaga. Dalam tiga kali dobrakan, daun pintu itu pun terbuka. Menampilkan ruang tamu di kediaman Dirga yang sudah mirip kapal pecah.
“Mbak, kalo mau ngamuk di rumah Mbak aja nanti!” Dirga menjambak rambutnya dengan perasaan frustrasi.
“Nanti biar aku yang beresin, Mas,” jawab Arsya ragu-ragu. Wajahnya kian menghangat saat mendapatkan tatapan intens dari Dirga. Jantungnya pun bergemuruh hebat. Ah ... rasanya Arsya ingin pergi dari sana dan mengunci diri di kamar.
“Ga, kenapa pernikahan Mbak kayak gini lagi? Kenapa Mbak terus dikhianati sama cowok? Dulu, Mas Vano. Sekarang, Bayu?”
Seperti baru tersadar, kedua pasangan baru itu langsung menatap Yunita. Lewat lirikan mata, Dirga meminta Arsya membawa Anty keluar.
“Aku dulu pernah bilang kalo Mbak itu udah kena hasut dan dia udah fitnah Mas Vano, Mbak!”
“Ah, tapi Mbak percaya bahwa ini semua hanya salah paham. Orang yang nyebarin isue ini, cuman orang-orang yang iri sama kehidupan Mbak.” Yunita menghapus jejak air matanya. Mengabaikan ucapan Dirga.
Dirga terperangah. “what? Isue? Iri? Mbak ... sekarang gini deh, gimana caranya supaya Mbak percaya sama yang aku bilang?”
“Mbak percaya suami Mbak, Dirga. Mbak tahu, kamu emang gak suka Mas Bayu karena dulu, dia udah celakain pacar kamu, ’kan? Tapi please ... sekarang Mas Bayu udah beda. Dia udah berubah. Gak kayak dulu lagi.”
“Sekali bajingan, akan tetap bajingan. Tanpa terkecuali dia mau berubah. Dan sayangnya, dia belum berubah lagi.” Dirga lekas pergi dari kamar Yunita. Emosinya benar-benar membuncah karena seorang Bayu.
***
Dua hari telah berlalu. Di sinilah tiga orang dewasa itu, menuju ke sebuah tempat. Yunita sudah bisa mengendalikan diri dan emosi. Namun, dia terus melamun. Sementara Anty, gadis kecil itu tidur di rumah bersama salah satu asisten Yunita. Dirga memang sengaja memintanya datang agar bisa menjaga Anty.
Rasa penasaran Arsya tak bisa ditahan lagi. Rentetan pertanyaan seolah sudah mengumpul dalam pikirannya. Tentang Yunita. Tentang lelaki yang disebutkan Dirga beberapa hari yang lalu dan tentang semuanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Not a Contract Marriage
Romance"Sya, ada satu pertanyaan yang harus kamu jawab sebelum pergi." Dirga berkata sambil mengambil ponselnya. "Harus?" "Ya!" Dirga mengusap layar ponselnya. "Kamu mau nikah sama aku dengan alasan apa? Apa karena terpaksa, uang, atau-" "Aku bersedia ni...