Hurt

33.4K 856 21
                                    

Hari yang panas membuat siapapun enggan beranjak dari dinginnya ruang kuliah yang difasilitasi AC.

Namun tidak bagi seorang gadis dengan rambut sebahu yang kini menatap nanar pemandangan dihadapannya kemudian ia menatap kembali kotak makan yang masih berada dalam genggamannya.

Cuaca panas dan hatinya ikut memanas, tapi apa daya ia tidak punya hak apa - apa sekedar cemburu pun rasanya sangat salah.

Kemudian kakinya melangkah ingin kembali ke ruang kuliahnya.

"Loh Ve? Mau kemana?"

Gadis yang dianugrahi nama Avelia itu menoleh, melihat seorang laki - laki yang baru saja datang dari arah berlawanan.

"Oh.. ini mau balik ke ruang kuliah." sahutnya dengan ramah.

"Kok udah balik aja sih? Gue panggilin Damar aja ya? Noh tu dia lagi ngobrol sama Intan." Kata Romi yang tak lain adalah teman Damar.

"E.. eh gausah Rom, gue balik aja mau ngerjain tugas belum beres. Kalau gitu gue duluan ya, bye!"

Avelia melenggang pergi begitu saja, meninggalkan Romi yang masih terjebak dalam kebingungan. Romi mengendikkan bahunya kemudian berjalan kearah Damar dan Intan.

"Woy lo berdua udahan dong pdkt nya!" sela Romi.

Intan yang mendengar hal itu menunduk malu menyembunyikan semburat merah yang mulai menjalari pipinya.

Sedangkan Damar mendengus kesal.

"Tadi gue liat Avelia kesini tumben banget lo gak anterin dia ke kelasnya, biasanya kan lo posesif banget kalau udah menyangkut tentang sahabat lo itu." goda Romi.

"Ave? Dia kesini?" Damar mengkerutkan dahinya.

"Lah iya, lo gak lihat?"

"Enggak."

"Fokus sih lo sama si Intan, sahabat sendiri datang gak sadar kan lo jadinya."

Intan semakin malu saat mendengar bahwa Damar tidak menyadari keberadaan Avelia karena terlalu fokus pada dirinya. Siapapun tahu bahwa Damar sangat posesif akan Avelia, bahkan tak jarang mereka digosipkan menjalin hubungan yang lebih dari sahabat namun hal itu selalu dibantah oleh Damar.

"Kalau gitu aku balik duluan ya." Intan menyela pembicaraan dua manusia di hadapannya saat ini.

Damar mengangguk lalu tersenyum ramah membalas ucapan Intan dan Romi pun melakukan hal yang sama.

Saat Intan sudah hilang dari pandangan mereka, Damar merogoh saku jeansnya mencari nama Ave dan mengirimkan pesan kepada gadis itu.

"Ngapain lo?" Tanya Romi saat melihat Damar begitu menekuni benda persegi yang berada dalam genggamannya.

"Chat si Ave."

"Lo kayak orang pacaran aja dah sama Avelia, heran gue."

Damar tak menghiraukan temannya itu dan masih setia menunggu balasan pesan yang ia kirim tadi.

Damar Prasetya : Kamu tadi ada kesini? Kenapa gak bilang? Kenapa gak nyamperin aku dulu?

Namun tidak ada tanda - tanda gadis itu akan membalasnya yang membuat Damar menghela nafas dan mengantongi kembali ponselnya.

***

"Cie yang abis pdkt-an sama si Damar!"

Avelia yang awalnya ingin keluar dari toilet menghentikan gerakannya.

"Ih apa sih?" Itu suara Intan dan sedikit terdengar nada malu - malu.

"Tapi lo tahu kan kalau sahabatnya itu gak pernah lepas dari si Damar, terus lo gak bakalan cemburu gitu nanti semisal lo udah jadian?"

One Shoot StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang