Tetangga Baru

10.5K 482 20
                                    

"Mama itu di depan apa sih berisik banget?!!"

Aku berteriak keras namun mataku masih tertutup.

Ini hari minggu dan aku ingin berhibernasi setelah 2 minggu belakangan ini aku selalu disibukkan dengan tugas serta kepanitiaan di kampus.

Dan sayangnya rencana tinggal rencana, suara berisik kendaraan besar serta beberapa barang yang diturunkan membuatku tak dapat memejamkan mata dengan tenang.

Pintu kamarku terbuka lebar.

"Hushh kamu berisik banget, gak baik anak gadis teriak - teriak di pagi hari." Suara mama membuatku berdecak.

"Sasha pengen tidur sampai siang Ma!!" Rengekku.

"Ya mau gimana lagi itu didepan ada tetangga baru masak Mama suruh jangan berisik? Kamu ini ada - ada aja! Ayok bangun terus mandi jangan jadi pemalas kamu."

Setelah itu bunyi suara pintu tertutup terdengar.

Astagaaaa kenapa rasanya susah sekali hanya untuk bermanja - manja dengan kasur kesayanganku ini?

Aku segera bangun dan menuju ke kamar mandi, aku tidak mau membuat Mama mengomel pagi - pagi hanya karena aku yang masih bergelung dengan nyaman diatas tempat tidur.

Setelah menghabiskan puluhan menit di kamar mandi aku keluar dan menuju meja makan.

Disana sudah ada Papa, adikku si Bryan dan tentunya Mama.

"Ini dia anak Papa yang paling malas."

Aku mengerucutkan bibirku.

"Sasha capek tahu Pa, 2 minggu ini jarang banget dapat tidur dengan puas, Sasha banyak tugas sama kepanitiaaan di kampus." Jelasku saat aku sudah duduk di kursi.

"Hahaha.. iya iya Papa bercanda nak."

Aku mendengus.

Selanjutnya hanya beberapa obrolan ringan yang mengisi meja makan hingga ketukan pintu menginterupsi kegiatan sarapan kami.

Mama adalah orang pertama yang berinisiatif berdiri dan berjalan menuju pintu untuk membukakan pintu.

Dari meja makan ini dapat aku lihat seorang wanita paruh baya seumuran Mama berdiri dengan mebawa sesuatu di tangannya.

Kedua wanita tersebut larut dalam perbincangan yang kadang diselingi dengan tawa kecil yang tentu hanya dapat aku lihat namun tidak dapat aku dengar.

Aku yakin jika wanita yang berdiri disana adalah tetangga baruku dan dia datang untuk memberikan sesuatu sebagai tanda kenal.

Aku tahu dengan jelas hal ini karena dulu aku pun melakukan hal yang sama saat pertama kali pindah ke tempat ini.

"Kak, itu siapa?"

Suara Bryan membuatku menoleh.

"Gak tau tuh, kayaknya tetangga baru deh."

"Asikkk punya tetangga baru, semoga ibu - ibu itu punya anak cowok yang bisa aku ajak main PS."

Papa terkekeh mendengar antusias adikku sedangkan aku mendengus.

Adikku ini baru saja memasuki sekolah menengah atas namun kelakuan sangat bocah sekali, dia akan lupa waktu jika sudah dipertemukan dengan PS.

Sampai sekarang aku tidak tau apa asiknya bermain game karena jujur saja aku lebih suka membaca unyuk menghabiskan waktu luangku.

Lama aku melamun hingga tidak tau bahwa ibu - ibu tadi sudah pergi dan Mama berjalan ke meja makan dengan membawa sesuatu.

One Shoot StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang