Serendipity

7.9K 400 24
                                    

Kezia memperhatikan dengan seksama penjelasan guru yang ada di depan, tangannya bergerak lincah mencatat poin penting yang disampaikan oleh guru tersebut.

Ruangan kelas begitu sunyi, semua berkonsentrasi penuh pada papan putih yang sudah tercoret - coret di depan.

Namun suasana sunyi itu tak bertahan lama sampai 4 murid dengan keringat mengucur memasuki ruang kelas itu.

"Abis darimana kalian?" Tanya guru yang sedang mengajar.

Beberapa murid lainnya kini sibuk berbisik - bisik seolah 4 murid laki - laki tersebut membawa topik gosip yang hangat.

"Abis lari keliling lapangan Buk!" Laki - laki dengan tubuh yang sedikit berisi menyaut.

"Kalian kena hukuman lagi?"

"Ya gitu deh Buk." Sahut temannya yang lain.

"Kalian boleh ikut kelas saya asalkan jangan membuat keributan!"

"Siap Buk!!" Dan laki - laki dengan kacamata diantara keempat laki - laki tadi menyaut.

Saat mereka akan melangkah menuju kursi masing - masing, sang guru berkata,

"Ehh... Leo!" Panggilnya.

Laki - laki yang sejak tadi diam itu menghentikan langkahnya.

"Nanti selesai pelajaran kamu ke ruangan Ibuk ya?"

"Baik Buk." Katanya sopan.

Kemudian mereka duduk di kursi masing - masing dan memfokuskan diri dengan materi yang berlanjut.

Hingga jam pelajaran usai, Leo segera bangkit dari duduknya.

"Oii bos! Mau kemana lo?" Tanya laki - laki dengan postur tubuh sedikit gempal, Doni.

"Lo gak denger tadi si bos di suruh ke ruangan Bu Mirah?!!" Teriak Wahyu.

"Udah - udah!! Lo pada gak usah ribut. Sat, pesanin gue kayak biasa di kantin! Nanti gue nyusul." Katanya pada laki - laki dengan kacamata tadi.

"Siapp..."

Dan keempat laki - laki itu pergi meninggalkan Kezia yang dari tadi mendengar semua obrolan mereka.

Kezia menggelengkan kepalanya pelan melihat bagaimana cara mereka berteman, benar - benar menakjubkan.

4 laki - laki itu memang anak nakal namun masih bisa dikategorikan ringan, nakal mereka masih dalam batas wajar tapi tetap saja membuat giru menggelengkan kepalanya melihat kelakuan mereka.

Namun tetap saja banyak yang memilih untuk menghindari terlibat masalah dengan mereka untuk mempertahankan kedamaian hidup.

Kezia kemudian membuka bukunya dan memperlajari soal - soal yang diberikan oleh guru sebagai kisi - kisi saat olimpiade nanti.

Kezia dipilih menjadi salah satu perwakilan sekolah untuk mengikuti olimpiade kimia bulan depan dan dia tentu harus bekerja keras untuk itu.

Dia meminum susu kotak yang memang dia bawa dari pagi untuk mengganjal perutnya, tak ingin membuang waktu untuk mengantri di kantin.

Tangannya bergerak lincah di atas kertas yang telah ia siapkan.

"Lo disuruh belajar sama gue!"

Suara itu mengangetkan Kezia.

"Tadi Bu Mirah nyuruh kalau gue harus ngajarin lo kimia biar gak malu - maluin sekolah!" Kata Leo dengan suara datar.

"Kamu bantuin aku?" Tanya Kezia.

"Iyalah, siapa lagi?"

Leo adalah salah satu murid unggulan, dia jago di segala bidang pelajaran terutama kimia.

One Shoot StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang