Downpour

9.6K 475 10
                                    

"Ara kamu mau kemana?" Tanya Tari saat melihat temannya buru - buru berjalan keluar ruang kuliah.

"Biasa Tar, aku mau liat kak Danis menyampaikan kajiannya." sahutnya sambil menyengir.

"Yaampun Ra, kamu kalo urusan kak Danis emang paling cepet ya?"

"Hehehehe, udah ah nanti keburu selesai acaranya."

Ara berlari dengan pelan menuju tempat yang tampak ramai depan gedung fakultasnya.

Disana seorang laki - laki menyampaikan kajiannya dengan lancar, bisa di tebak bahwa laki - laki itu sangat menguasai materi yang ia sampaikan.

Perlahan senyum Ara terbit menyaksikan betapa berwibawanya Danis yang sedang menyampaikan kajian di depan umum.

Ara selalu menyukai apapun tentang Danis, terkecuali gosip yang mengatakan bahwa Danis menyukai Salsa yang merupakan teman laki-laki itu dari SMA yang dimana kini Salsa merupakan kakak tingkat Ara.

Ara merupakan gadis ceria yang sering kali menghibur orang didekatnya dengan tingkah - tingkah anehnya.

Ara, gadis manis yang begitu terang - terangan menyukai Danis.

Semua teman dekatnya tahu, bahkan Danis sendiri pun tahu.

Hanya saja, semua tidak semudah itu. Danis masih menyukai Salsa walaupun Salsa dengan jelas memilih laki - laki lain dibanding Danis.

Suara riuh tepuk tangan menjadi tanda berakhirnya kajian yang disampaikan Danis.

Laki - laki itu kemudian mengambil gitarnya dan kemudian bernyanyi.

Ara terkejut, ia pikir dalam acara ini Danis hanya akan membacakan kajiannya.

Namun sepertinya keberuntungan sedang memihaknya, ia bisa mendengarkan Danis bernyanyi.

"Ternyata Kak Danis pinter main gitar!" gumamnya.

Lama memperhatikan, hingga tak disadari bahwa butiran air mulai berjatuhan mengenai pertiwi.

Semua memilih meneduh, dikarenakan acara yang diselenggarakan di tempat terbuka.

Saat itu pula, ponsel Ara berdering dengan begitu nyaring, membuat beberapa orang menoleh termasuk Danis.

"Iya Ma, ini Ara mau pulang kok. Masih hujan." jawabnya begitu menggeser ikon hijau di ponselnya.

Ia tahu pasti Mamanya khawatir sebab ini sudah lewat jam pulang yang dikabarkannya tadi pagi saat sarapan bersama.

Dan bodohnya lagi Ara lupa mengirimkan pesan untuk Mamanya.

"Ara nunggu reda, abis itu Ara pulang."

Saat percakapannya telah usai, ia mengambil totebag di dalam ranselnya.

Dibukanya flatshoes navy yang sedang ia pakai dan ia simpan ke dalam totebag yang tadi diambilnya.

Saat sudah akan menerobos hujan, sebuah tangan menyodorkan payung biru di depan wajahnya.

Ara terkejut spontan memundurkan wajahnya.

Saat dilihat bahwa itu Danis, matanya membelalak.

"Jangan diterobos, ntar sakit!"

Dengan gugup, Ara mengambil payung itu.

Saat akan membuka payung biru tersebut,

"Kalo aku pakek payung ini, kakak pakek apa?"

"Udah biar ntar aku sama temen yang lain. Buruan sana pulang sebelum makin deras"

One Shoot StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang