Setelah 5 hari menangis dan menolak lamaran sang Jenderal Jepang itu, akhirnya Joohyun pasrah karena dorongan orangtuanya.
Sebagai anak bangsawan, visual Joohyun yang diturunkan dari keluarganya memang bukan main. Mata bulat yang bersinar cerah, kulit seputih susu dan selembut sutra, rambut sepanjang punggung yang hitam legam, badan mungil menambah kecantikannya, dan jangan lupakan bibir menawan milik perempuan itu, Tuhan benar-benar memberkati Joohyun.
"Baiklah, aku setuju." Jawabnya ketus lalu kembali ke kamarnya.
Pernikahan di langsungkan cukup meriah untuk saat itu, saat Korea sedang dijajah oleh bangsa Jepang, bangsa suami Joohyun.
Setelah melewati malam pertama yang bagi Joohyun sangat menyiksa, ia berendam di kamar mandi dengan sabun sulfur selama beberapa jam, membiarkan kulit telapak tangannya mengerut.
Dia masih belum siap dengan ini, namun demi orangtuanya akan ia lakukan.
Hiyoshi ; nama suami Joohyun itu, ia terus mengancam keluarga Joohyun dan ancaman terakhir yang membuat ia akhirnya menerima lamaran itu adalah, sang Jenderal mengancam akan kembali, bukan untuk kembali melamar namun untuk menghabisi satu-satu keluarga Bae.
Setengah tahun berjalan pernikahan mereka, Joohyun masih belum menerima suaminya itu sepenuh hati, namun ia tetap menjalankan tugasnya sebagai seorang istri.
Dan setengah tahun itu juga, mereka terus berusaha memproduksi anggota baru dalam keluarga mereka, namun nihil.
Akhirnya dengan seijin Joohyun ; walau ijin itu setengah hati. Tepat satu tahun dua bulan pernikahan mereka, Hiyoshi meniduri seorang gundik yang ia dapat dari seorang keluarga miskin yang menarik perhatiannya.
Sedikit senang, karena setiap malam ia tak harus melayani hasrat sang suami. Namun ada sedikit rasa kesal akan perempuan itu, Joohyun meminta pada Hiyoshi bahwa gundik itu hanya mereka pinjam rahimnya dan kelenjar susunya sampai anak itu berhenti menyusui. Selebihnya tugas ia di rumah ini adalah menjadi seorang pelayan, lebih tepatnya pelayan Joohyun.
Awal melihat gundik itu, mata Joohyun terus memindai dari bawah gadis itu, yang terus menunduk. "Namanya Seulgi," Ucap suaminya.
Merasa namanya terpanggil akhirnya, Seulgi mengangkat kepalanya. Menatap Joohyun, sedikit tertekan akan tajamnya tatapan mata istri sang tuan.
Kadang, jika dimalam hari ia mendengar desahan si gundik, ia tak kesal, karena suara laknat itu lebih terdengar seperti teriakan pilu. Joohyun tau rasanya dipaksa untuk menjadi hak milik seseorang, tersiksa.
Sampai di suatu pagi, terhitung si gundik telah tinggal bersama mereka 2 bulan, akhirnya gundik itu membawa kabar gembira bagi Hiyoshi, rahimnya akhirnya terisi dengan makhluk hidup.
Mata Hiyoshi dan penghuni di rumah mereka tampak berbinar, namun tidak dengan si gundik dengan Joohyun.
Bahkan saat memberitahu berita kehamilannya, mata gundik itu terasa kosong, seakan tak percaya atau tak terima (?)Sedangkan Joohyun merasa kasihan pada gadis itu, umurnya tiga tahun lebih muda dari dirinya, sebut saja umurnya masih 19 tahun.
Tak ada pesta merayakan, semuanya tersembunyi. Sang Jenderal tak ingin banyak orang tahu bahwa istrinya yang sempurna tak sesempurna pikiran banyak orang.
Indonesia berhasil terjajah oleh Jepang, suaminya di kirimkan kesana. Tak ingin meninggalkan istrinya sendiri di Korea ini, Hiyoshi mengajak Joohyun serta sang gundik ke negara jajahan baru Jepang, mainan baru untuk Jepang.
Tak ada yang menarik dari gadis itu selain matanya, pikir Joohyun.
Tapi opini itu segera tertepis setelah ia mendengar nyanyian sang gundik di malam hari, nyanyian dengan lirik yang asal.Satu dua malam, namun menjadi kebiasaan selebihnya untuk Joohyun berdiri di depan kamar sang gundik mendengarkan keluh kesah si gundik lewat lagu-lagu asalnya.
Akhirnya ia mencoba bersikap baik pada sang gundik, bahkan ia memberikan gaun berwarna putih gading milknya yang tak kalah cantik jika dipakai sang gundik.
Bahkan dirinya semakin tak sabar menunggu waktu dimana sang gundik akan menjadi miliknya sepenuhnya, melupakan bahwa anak di rahim gundik itu tujuan utamanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Seulgi
FanfictionJoohyun turun dari ranjang, namun tertahan keluar atas pertanyaan Seulgi, "Joohyun, apa yang kau lakukan?" "Mencicipi manisnya dirimu lagi." Wanita itu tertawa kecil melihat reaksi terkejut Seulgi, kemudian meninggalkan gundiknya itu.