Keduanya tak tahu sudah berapa menit mereka habiskan untuk berpelukan dalam keheningan seperti ini, yang jelas suasananya saat ini sangat membantu, dengan Yuta yang tidur di ranjang bayinya sendiri, cahaya matahari yang mulai menghilang dari kamar itu dan sang tuan yang belum pulang juga.
"Kapan kau akan mengambil Yuta?" Sesekali mengelus rambut Joohyun yang kepalanya bersandar tenang di dadanya.
"Setelah masa menyusuinya berakhir." Jawab Joohyun. "Dan kau akan jadi milikku. Bukan suamiku lagi."
Seakan dibuat bingung oleh pernyataan terakhir Joohyun. "Maksudmu?"
"Aku bilang pada lelaki itu, tugasmu padanya hanya melahirkan dan menyusuinya, setelah melakukan semua itu, kau jadi milikku sepenuhnya, sebagai seorang pelayan pribadiku." Jelasnya panjang. Ia mendongakkan kepalanya menatap wajah Seulgi dari bawah. "Tapi kau tak perlu menjadi pelayan sepenuhnya."
Masih belum tau ingin menanggapi apa. Seulgi memindahkan tangannya ke punggung Joohyun, memberikan hal yang sama yang ia lakukan pada surainya sebelumnya. "Mungkin aku tak akan lama menjadi pelayanmu."
Gerakan tiba-tiba Joohyun mengangetkan Seulgi, ia duduk tegap menatap langsung ke monolid Seulgi "Kenapa?"
"Entah. Dulu sebelum aku dibawa ke sini. Aku memang tahu aku akan berakhir seperti ini, dan dalam hatiku aku bertekad untuk tidak melanjutkan hidupku kembali ketika ini selesai." Semua kata-kata itu terdengar sangat ringan keluar dari mulut Seulgi. "Bahkan ayahku yang menjual ku kepadanya. Aku tak habis pikir dengan otak para lelaki. Kalau tak uang ya selangkangan."
"Ya, dasar lelaki." Joohyun kembali ke posisi semula. "Jangan berpikir seperti itu lagi, tetaplah di sini, bersamaku." Lirih Joohyun.
"Apa yang kau lakukan?" Saat dirasakannya tangan Joohyun menyelinap membuka kaitan gaunnya dibelakang, menurunkan resleting itu.
"Aku ingin mencicipinya lagi." Ujarnya tenang, sambil melanjutkan menyingkap bagian atas gaun Seulgi.
"Kau baru mendapatkannya tak lama ini."
"Yak! Itu saja 6 hari lalu, dan kita tak bertemu seperti biasa setelahnya."
Joohyun mendengus sebal."Salah dirimu."
"Terserah." Tak peduli dengan penolakan di awal dari Seulgi, bibirnya tetap memasukkan puting susu itu ke dalam mulut hangatnya. Menyesapnya agar cairan di dalam sana keluar.
"Shhh... Joohyun! Jangan terlalu kuat." Desis Seulgi merasakan Joohyun yang selalu lebih bersemangat saat menyusu padanya dibandingkan dengan bayinya sendiri.
Bibirnya melepas yang sudah terjamah, dan memasukkan yang belum terjamah. Ia sangat menyukai bau tubuh Seulgi.
Tanpa ia sadari, reflek mengendus di sekitar dada itu, lalu naik di area tengkuk. Terus menghirup wangi yang ia sukai sekarang.
Seulgi dibuat terkejut tak kala Joohyun menorehkan satu kecupan di sisi kiri tengkuknya.
Kembali menatap Seulgi, menyunggingkan senyum menggodanya. Seulgi menyelipkan anak-anak rambut Joohyun yang menguar kemana-mana karena tarikan kecil yang ia buat tadi saat mulut Nyonya-nya itu menelusuri dadanya.
"Kau..." Ia mendesis sebelumnya, lalu mendorong tubuh Joohyun tiba-tiba, membaringkan perempuan itu di ranjangnya dengan dirinya di atas.
Bibir mereka hampir, hampir saja bertemu. Sebelum Seulgi menarik wajahnya dan tersenyum menggoda, melihat Joohyun yang mulai terbawa nafsu. Nafasnya mulai memberat.
"Seulgi..." Ia mendesah menikmati sentuhan Seulgi di payudaranya masih tertutupi gaunnya.
Tanpa menggoda Joohyun lagi, Seulgi membawa diri mereka berdua masuk ke dalam ciuman panas sarat akan hasrat dan nafsu yang tak bisa dibendung lagi.
Lidah yang saling melilit, gigi mereka yang terkadang terhantuk, dan saling menggigit bibir lawannya.
Seulgi memenangi ciuman panas ini, ia melumat kasar bibir perempuan di bawahnya. "S-seul," Desah Joohyun di sela ciuman bernafsu itu.
Leher Seulgi sedikit tertarik ke atas karena Joohyun yang tiba-tiba menjauhkan tautan mereka. Nafasnya tersengal-sengal, wajahnya memerah dengan bibir yang tak kala merah dan bengkak.
Tak menunggu Joohyun yang masih meraup banyak oksigen di kamar itu, kecupan ia daratkan di rahang wanita itu. Menjilati garis rahang si perempuan yang mulai mendesah kembali.
Menyesap kelembutan kulit Joohyun yang baru ia rasakan."Eumm..." Gumamnya, senang menyicipi beberapa jengkal tubuh wanita ini.
Tangannya mulai bekerja, menyusup masuk di antara tubuh Joohyun dan ranjangnya. Turun ke bawah dan meraup bokong berisi Joohyun, meremasnya gemas."A-ah!" Jambakan di rambut Seulgi diterimanya akibat remasan kuat tadi.
Tok! Tok! Tok!
"Nyonya, tuan mencari anda!"
huwaa anjir bisa gila gua liat photoshoot seulrene :')
bener-bener ya dua orang ini mau buat gua ambyar :'''''
KAMU SEDANG MEMBACA
Seulgi
FanfictionJoohyun turun dari ranjang, namun tertahan keluar atas pertanyaan Seulgi, "Joohyun, apa yang kau lakukan?" "Mencicipi manisnya dirimu lagi." Wanita itu tertawa kecil melihat reaksi terkejut Seulgi, kemudian meninggalkan gundiknya itu.