kencan

4.3K 431 30
                                    

Pagi ini Joohyun pulang dengan hati yang sangat bersukacita setelah mengantar pergi suaminya; ya walaupun ia harus memaksa air matanya keluar agar terlihat sedikit peduli.
Harusnya Joohyun ikut pergi dengan lelaki itu, tapi sekali lagi, dia masih teringat perkataan Seulgi waktu itu, kesempatan sebesar ini sudah pasti tak akan ia buang.
Sepertinya hanya dia di dunia, istri yang senang ditinggalkan oleh suaminya.

"Seulgi!" Mencari keberadaan Seulgi adalah hal pertama yang ia lakukan.
Hatinya tak pernah merasa sesenang ini sebelumnya. Seulgi dengan segala pesonanya membangkitkan gairah hidupnya selama ini yang terpendam.

"Kenapa?" Suara itu datang dari ambang pintu kamar mandi di dalam kamar Seulgi, dengan handuk kimononya, ia menghampiri Joohyun di ranjangnya, yang sedang menatap Yuta.

Joohyun segera memeluk tubuh wanita itu, "Nanti malam ada pasar malam, mau kesana?"

Seulgi segera menganggukkan kepalanya.

Kencan pertama mereka dimulai malam ini.

----

Kota yang mereka tempati, memang sering mengadakan pasar malam seminggu dua kali, untuk bersenang-senang kata penduduk asli sana.

Memang bukan sebuah kota yang sangat terkenal seperti Batavia, namun kota ini banyak menghasilkan perempuan-perempuan muda yang tak kalah cantik dengan noni-noni Belanda yang masih tersisa di sana.

Kaitan tangan mereka tak terlepas selama bersenang-senang di tempat itu.

Rasanya seperti dua remaja yang baru saja merasakan jatuh cinta.

Yuta...
Maaf mungkin seminggu ini, kedua perempuan itu akan memilih untuk egois, mengeluarkan semua rasa yang terpendam itu seminggu ini.

"Joohyun..."

Tepat saat kepala Joohyun menoleh, kecupan singkat sampai di bibir mungil Joohyun.
Semburat merah muncul di kedua sisi pipi perempuan mungil. "Seulgi, masih di tempat umum." Gumamnya.

Kecupan ia dapat kembali, di pipi kirinya.

"Ya!" Ia memberi pukulan pada lengan Seulgi.

Joohyun tak pernah merasa sesenang ini sebelumnya, ia tak pernah tahu jatuh cinta dengan seorang perempuan dapat membawa ia ke sebuah kebahagiaan yang ia dambakan selama ini.

---

Keduanya sampai di kediaman larut malam. Lampu-lampu di dalam rumah telah dimatikan.

"Seulgi, tidurlah bersamaku." Pinta Irene ketika keduanya melangkah tepat di depan kamar Joohyun dan suaminya.

"Aku harus tetap menjaga bayiku, Joohyun." Perempuan bermata monolid itu tersenyum melihat ekspresi kecewa Joohyun yang menggemaskan. "Ganti bajumu, tidur bersama di kamar ku ya?"
Tangannya mengelus surai hitam itu, sedang yang lain mendorong tubuh mungil di hadapannya, merapat ke pintu kamar Joohyun.

Menarik dagu Joohyun agar dengan segera bibir mereka dapat bertemu, saling berpagutan mesra.
Bau alkohol menguar dari rongga mulut masing-masing; mereka sempat minum namun tak sampai mabuk.

Tubuh Seulgi semakin mengikis ruang kosong di antara mereka. Ia menyesap bagian bawah bibir Joohyun, lembut sekali.
Di waktu berikutnya tangan Joohyun telah berada di lehernya, membangkitkan hasrat dengan sentuhan halus di tengkuknya.

Joohyun tersentak kaget akibat gigitan keras Seulgi pada bibir bawahnya. Mendorong tubuh itu menjauh dan mendesis kesakitan. "Sakit Seul," Rengeknya.

"Itu baru bibirmu Joohyun," Jari lentik Seulgi mengelus bagian tubuh Joohyun yang telah memerah dan bengkak itu, "Bagaimana jika nanti seluruh tubuhmu aku perlakukan seperti itu?" Seringai kecil tercetak di wajahnya. "Apa kau siap?" Suaranya merendah dan terdengar sedikit berat.

Berhasil membuat Joohyun merinding dan semakin berhasrat.
Namun semuanya kembali tertahan, saat Seulgi berkata,

"Tapi kita tak akan melakukannya sekarang Joohyun." Ucap Seulgi yang langsung mendapat reaksi tak suka dari Joohyun.

Kenapa Seulgi sangat suka menarik-ulur hasratnya?

"Kita melakukannya di kamarmu dan membiarkan Mbok Dewi mendengar dari kamarku? Jangan gila." Sebenarnya kedua kamar mereka sangat berjarak. Saat sudah melewati tangga, kamar Joohyun dan suaminya terpampang dan kalian akan menemukan kamar Seulgi di ujung lorong itu. "Aku tak akan 'bermain' halus, Joohyun."

"Seul..." Kesal Joohyun, "Berhentilah menggodaku dengan kata-kata kotormu itu."

Suara tawa kecil keluar dari Seulgi, menggoda Joohyun sangat menyenangkan. Wanita itu sepertinya benar-benar menggilainya. "Ganti bajumu. Aku tunggu di kamar."

-----

Setelah Mbok Dewi keluar, Seulgi segera mengganti pakaiannya. Dan ikut berbaring di samping Yuta.

Joohyun datang.

Seulgi segera merubah posisinya untuk duduk di pinggir ranjang. "Kemari." Titahnya, mengisyaratkan wanita itu untuk duduk di pangkuannya.
Dan mencium lembut bibirnya.

Cup!

Satu kecupan cukup untuk mengakhiri ciuman mereka. "Kau tak akan menindih Yuta kan?"

"Tentu saja tidak. Kau pikir aku lasak apa!?"

"Hanya memastikan Joohyun. Ayo tidur."

Tubuh Joohyun masih belum ingin bangkit dari tempatnya. Mata wanita itu menatap lekat pada Seulgi.

"Wae?"

"Aku mencintaimu." Memberi kecupan singkat di salah satu pipi gembil itu.
Seulgi tersenyum mendengar pengakuan itu.

Ia merasa semakin merasa bersalah ketika mendengar kata cinta itu.
















aku on hold aja deh. Untuk part² selanjutnya aku prediksi gak baik dibaca di saat-saat seperti ini :')
Tungguin ya! Sebulan doang kok wkwk

SeulgiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang