"Apa yang kalian lakukan!?"
Kaki-kaki kecil Seulgi berlari ke sumber suara yang ia yakini adalah bentakan dari ayahnya.
Dari celah pintu kamar kedua orangtuanya, ia melihat lelaki itu berdiri menghadap pada dua perempuan telanjang di ranjang orangtuanya itu. Kedua telapak tangan ayahnya mengepal keras, sudah dipastikan amarah muncul melihat kegiatan panas barusan.
Pada akhirnya telapak tangan keras itu melayang pada salah satu sisi pipi ibunya "Kalian berdua, menjijikkan!" Geram ayah Seulgi, tak cukup satu tamparan, tamparan lainnya menyusul.
Sepertinya itu bukan hal baru bagi Seulgi melihat ataupun mendengar perbuatan salah yang dilakukan ibunya dengan tetangga sebelah, Sooyeon. Beberapa kali wanita cantik itu berkunjung ke kediaman mereka jika suami dari ibunya ini sedang tidak di rumah dan setelahnya terjadilah pergulatan panas itu bahkan sepertinya Sooyeon dan ibunya lupa akan keberadaan Seulgi kecil sehingga bisa mengeluarkan erangan dan desahan sekeras mereka.
Seulgi pun juga tak mengerti harus berbuat apa, mendengar desahan seperti sudah hal lumrah baginya apalagi mendengar dari orangtuanya sendiri. Gadis kecil itu hanya berakhir berdiam diri di kamarnya, berusaha menulikan kedua telinganya.
Tubuh kecil Seulgi terjatuh tiba-tiba saat ayahnya berjalan menabraknya, tak menyadari keberadaan dirinya. Belum sempat ia bangkit, lelaki itu kembali. Dapat monolid Seulgi lihat wajah ayahnya yang begitu menyeramkan semakin seram ketika Seulgi menyadari terdapat sebilah pisau di genggamannya.
"A-appa." Lirih Seulgi, dirinya ketakutan melihat lelaki itu sekarang, sudah seperti iblis yang siap mencabut nyawa seseorang kapanpun. Gadis kecil itu tak bisa menahan diri untuk tidak menangis.
Hal selanjutnya terjadi semakin membuat dirinya menangis deras, pisau yang tadi di genggaman ayahnya berpindah tertancap di perut ibunya.
"Yak! Yu-Yuri!" Jerit Sooyeon dengan tangisan tersedu-sedu.
Sedangkan kedua monolid Seulgi sedaritadi terpejam, ia hanya tak mampu melakukan apapun saat ini, tidak untuk berteriak ataupun berlari ke luar rumah. Hanya air matanya yang bekerja membasahi wajahnya. Kembali Seulgi dengar suara kejam dari pisau yang menusuk Sooyeon disertai jeritan pilu tetangganya itu.
Kelopak mata Seulgi terbuka, jiwanya berusaha mengambil kembali kesadarannya, memberanikan diri untuk melihat kekejaman apa lagi yang akan dilakukan appa-nya.
"Yuri-a~" Suara itu, terdengar lirih, tubuh ayahnya merosot, terduduk dengan lemas di samping tubuh tak bernyawa itu. Tangannya bergerak mengusap lembut wajah pasi istrinya disertai bercak darah yang melumuri telapak tangannya.
Tak ada kekejaman yang penglihatan Seulgi tangkap setelahnya, tapi mungkin apa yang ia lihat sekarang menambah rasa muaknya terhadap lelaki itu,
Kalian tau apa yang dilakukan si pembunuh itu?
"Yuri, saranghae," Kecupan kecil mendarat di bibir mayat itu.
Si kecil Seulgi tersenyum sinis, menertawakan adegan tadi, hah...
"Menggelikan." Desisnya pelan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Seulgi
FanfictionJoohyun turun dari ranjang, namun tertahan keluar atas pertanyaan Seulgi, "Joohyun, apa yang kau lakukan?" "Mencicipi manisnya dirimu lagi." Wanita itu tertawa kecil melihat reaksi terkejut Seulgi, kemudian meninggalkan gundiknya itu.