Setiap halaman demi halaman, aku tanami tulisan demi tulisan. Surat-suratku yang tak sampai. Asumsi-asumsi sok tau. Kesan demi kesan, pengalaman demi pengalaman, tumbuhan dan patahan.
Sesaat aku sadar halaman-halamanku sudah kepenuhan. Hanya saja, aku kehabisan cara membersihkannya. Harus kubuang kemana semua ingatan, impian, dan harapan?
Lantas aku terbang ke kampung halamanku, kusimpan lembar-lembar halaman itu di sebuah lemari tua di kamar nenekku.
Aku memang memerlukan halaman-halaman yang baru. Sebuah buku baru. Sesekali, akan aku kunjungi halaman-halaman lamaku.
![](https://img.wattpad.com/cover/214361833-288-k832700.jpg)
YOU ARE READING
Aksara Takdir
PoesiaMenerjemahkan patah hati, kegelisahan, dan ketidakpastian ke dalam puisi.