Membatu

13 0 0
                                    

menoreh ceritaku di atas kertas adalah suatu hal biasa. objek perburuanku berganti adalah suatu kebiasaan, tapi tidak sampai kau datang. kau memesona, membuatku terdiam di tempat menjadi seonggok batu.

tapi apa yang bisa dilakukan batu?

musim berganti, lumut tumbuh, hujan dan panas silih berganti, dan aku tetap bungkam di tempatku. kau berjalan ke sana kemari. kau bukan lagi buruanku. kau bebas. aku tak sanggup menyakitimu meski seujung kuku.

namun aku hanyalah batu, aku menatapmu dari kejauhan. aku hanyalah batu yang diam-diam meminta pada Tuhan agar Tuhan mau memasangkan aku denganmu.

menoreh luka di tubuhku sendiri adalah hal yang biasa, tapi tidak lagi saat kau membekukan aku. aku tahan banting. aku bahkan selalu merasa kau mengobati kesedihan hanya dengan satu senyuman.

tapi batu tak bisa melakukan apapun. batu hanya diam di tempat. kadang orang-orang maremehkan betapa aku aneh dan mau membeku, padahal mereka pun tak ubahnya beku pada orang yang lain lagi -- tapi mereka enggan mengaku. lalu, bagaimana aku? aku hanyalah batu yang bermipi suatu hari kau menemukanku. aku yang tersembunyi di antara tumpukan daun-daun, di tengah-tengah pepohonan hutan hujan, satu warna dengan tanah.

aku hanya mampu bermimpi. aku sudah menjadi batu sejak aku terpesona.

Bandung, 29 Desember 2015
22:50

Aksara TakdirWhere stories live. Discover now