Seperti sore-sore yang lain namun kali ini tidak ada dendam. Kebas, rasanya. Bodoh, terasa pula bodoh tapi aku tidak menyesal. Di sela-sela hidup yang terasa panjang padahal singkat ini, kekebasan menghampiri -- aku terlalu berlebihan dalam dua puluh tahun terakhir.
Lagu masih berputar. Mata masih melihat ke arah jendela. Harap masih cemas. Tapi bukan ditaruh kepada siapapun lagi. Kebas.
Tapi, meski kebas dan hampir putus asa, aku percaya jika memang sampai waktunya, kita akan saling menemukan. Tapi mungkin bukan sore ini. Bukan pula setahun yang lalu, atau dua atau tiga tahun lalu. Dan sebelum kau mengatakan apapun, izinkan aku sendirian.
Aku ingin kau cintai ketika aku tidak mencintai siapa pun selain diriku sendiri.Bandung, 23 Januari 2017
YOU ARE READING
Aksara Takdir
PoesiaMenerjemahkan patah hati, kegelisahan, dan ketidakpastian ke dalam puisi.