"Relakanlah," ucap takdir—atau sesuatu yang mengaku sebagai takdir, saat aku menatap garis pembatas antara laut dan langit, yang sedang menelan matahari pelan-pelan itu.
"Jangan," Horizon yang aku tatap berbisik pelan sembari menatap balik mataku. "Apa kau lupa bahwa di balik aku, ada banyak tempat yang ingin kau kunjungi? Ada banyak rasa yang belum pernah kau cecap. Ada tujuan yang ingin kau capai. Aku adalah rasa hausmu."
"Doakanlah," ucap Ibuku. "Harapan adalah kekuatan yang akan mewujud menjadi kenyataan ketika kau berdoa dan percaya."
Aku masih berusaha percaya. Jika pun tidak menjadinyata nantinya, "Rela" adalah mata pelajaran di perkuliahan kehidupan yangberbeda, setelah ini.
![](https://img.wattpad.com/cover/214361833-288-k832700.jpg)
YOU ARE READING
Aksara Takdir
PoetryMenerjemahkan patah hati, kegelisahan, dan ketidakpastian ke dalam puisi.