D U A B E L A S

21 1 0
                                    

Sesi foto pun selesai. Akhirnya aku dan Dion beranjak pergi untuk menepati perjanjian kemarin dimana jika kita menang, kita akan makan eskrim bareng. Mungkin aku akan mengajak Jani dan Arizano juga untuk bergabung. Saat ini aku dan Dion sedang berjalan berdampingan di koridor menuju kelas untuk membawa tas dan memanggil Jani yang mungkin sedang berada dikelas.

"Shif tebak-tebakan yok!"

"Ayo, yang kalah yang traktir jajan eskrim entar, deal?"

"Semua? Berempat?"

"Iyalah!"

"Oke deal!" Aku dan Dion berjabat tangan. Memang suka seperti ini kalau sedang berdua. Ada saja yang kulakukan bersamanya. Entah itu permainan, kejar-kejaran, ataupun kuis soal.

"Nih ya jangan lupakan orang ketiga,"

"Ya emang orang ketiga harusnya dimusnahkan!" Kataku berseru kencang. Dion hanya menjitak keningku. Lancang sekali dia!

"Yang pertama pak suparman, yang kedua bang jono, yang ketiga?"

Aku berpikir, apa sebenarnya pola dari permainan ini.

"Ayam,"

"Salah! Ih kok lu goblok banget si, Shif?"

Terimakasih pujiannya Dion, sebagai ucapan terimakasih akupun mendorong bahunya hingga ia hampir tersungkur.

"Nih ya, yang pertama ayah, yang kedua ibu, yang ketiga?"

"Anak!"

"Salah ih."

"Nenek?"

"Salah."

"Kakek?"

"Salah."

"TERUS JAWABANNYA APA DONG?!" Aku mulai kesal. Jangan bilang dia akan mengerjai ku lagi!

"Yang ketiga adalah pak rt."

"Pak rt bapakau!"

"Lah, bapa gua kan DPR."

"Eh iya juga ya."

"Lu makin lama makin keliatan bodohnya, Shif. Coba tadi fashion show gaada gua, pasti kita ga menang."

"Dion aku sabar ya,"

"Shifa salah jawabnya terus. Berarti lu yang bayarin ya. Udah deal gabisa diganggu gugat."

"Heh mana bisa! Sekali lagi deh."

"Yang pertama satu, yang kedua dua, yang ketiga?"

"Tiga lah, gampang banget tolong." Ucapku dengan nada angkuh.

"Salah! Yang ketiga 5."

"Yon,"

"Apa sayang?"

Mulai sifat menjengkelkan nya keluar.

"Lu ngerjain gua ya?"

"Engga kok, inget makannya jangan lupain orang ketiga."

Aku kembali berpikir.

...
..
.

I got it! Dion kurang ajarrr. Sekarang aku mengerti alur permainannya. Oh astaga, sungguh aku benar-benar merasa menjadi orang terbodoh sedunia!

"DION TAIK!"

Dion hanya tertawa.

"Sekali lagi Shif, yang pertama Dion, yang kedua Shifa, yang ketiga?"

"Yang ketiga Bapak Didi!"

"Kurang ajar!"

Aku segera berlari sambil tertawa melihat ekspresi kesal Dion. Takut-takut Dion akan membekap ku lagi dengan keteknya.

FIRST, LOVE.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang