Eps. 25

125 4 4
                                    

Yeeyy author comeback lagi. Terima kasih buat yang masih sabar buat nunggu ceritanya up sekaligus authornya mohon maap sebesar2nya. Jangan lupa votenya loh yaa😁

Warning typo bertebaran...

Happy reading...

-----------------------------------------------------------

~Author Pov

"Mimpi" balas Jessy sambil menatap kedua mata Irina

"Mimpi apa hah?"

"Seseorang ingin balas dendam padaku, karena aku merenggut nyawa keluarganya. Tapi itu hanya mimpi kan Irina?"

"Iya, tenanglah. Ini hanya mimpi, mana ada orang yg akan membalas dendam pada gadis baik sepertimu." Ucap Irina meyakinkan Jessy yang terlihat ketakutan dengan mimpinya sendiri.

"Aku takut" Ucap Jessy

"Kenapa takut dengan hal yang tak akan pernah terjadi? Itu hanya mimpi. Lebih baik kau istirahat dan jangan memikirkan apapun selain kesehatanmu, walau kak Mike atau Alex sekalipun."

"Upss!" Irina keceplosan menyebut nama Alex.

"Oh iya. Alex kok belum balik? Apa dia baik-baik saja?"tanya Jessy

"Ayolah Jessy, jangan terus-terusan memikirkan orang lain. Pikirkan dirimu yang masih butuh istirahat," balas Irina

"Aku ini sudah sembuh, aku merasa lebih baik. Harusnya aku sudah keluar dari sini, sejak kemarin. Aku mau ketemu kak Mike, pasti dia khawatir wajahku tak kunjung muncul dihadapnnya."

"Baik apanya? Kau ini masih pucet, Jess!!" jelas Irina

"Aku yg tau kondisiku, ini tubuhku. Kalian tau apa?"

"Jessy?! Apa kau berteriak padaku?" Tanya Irina kaget mendengar kalimat Jessy yang naik satu oktaf dari biasanya.

"A..aku tidak bermaksud..." balas Jessy

"Kau tau, aku juga tidak suka melihatmu terus-terusan disini. Apa kau tau kami kesulitan membagi waktu untukmu dan juga kak Mike? Kami tidak pernah mengeluh, kami ingin melihat kak Miike dan kau bersama," ucap irina yang mulai meninggikan sedikit nada bicaranya

"Kenapa kau tdk mengerti posisi kami sekarang?" lanjutnya sambil berusaha menahan butiran-butiran air dimatanya

"Kalau aku yg di posisimu, melihatku pucat dan mimpi buruk seperti ini apa kau akan tetap diam? Tidak kan? Jadi tolong percaya padaku sekali ini saja," lanjutnya lagi

"Maaf, tapi aku selalu mempercayaimu irina. Maafkan aku," balas Jessy penuh rasa penyesalan

"Jadi tolonglah dengarkan aku.. Hikss hikss" balas Irina yang sudah tak bisa menahan air mata yang menumpuk dipelupuk matanya itu.

"Maaf kan aku irina," ucap Jessy

"Tak perlu minta maaf, aku hanya ingin melihatmu seperti dulu lagi." balas irina sambil memeluk jessy.

...

Drrt...drrt..

"Iya, halo? Ini Aqsal Kenneth"

"Apa? Baiklah aku akan langsung kesana sekarang.

Aqsal langsung bergegas dimana ruangan dokter Mike berada.

"Pak Mike sangat beruntung, aku mendapatkan pendonor untuknya."

"Syukurlah, jadi kapan operasinya diadakan?

"Operasi ini tergolong operasi yang besar alias tidak mudah, lagipula kami belum tau organnya ini cocok untuk pak Mike. Walau hanya beberapa persen untuk pak Mike untuk hidup, setidaknya kita sudah berusaha. Siapa yang tau permainan takdir tuhan?"

"Baiklah, terus hubungi saya kalau ada sesuatu yg penting."

"Tentu saja."

Aqsal meninggalkan ruangan dokter itu dengan sedikit lega bercampur khawatir akhirnya Mike akan dioperasi juga.

"Apa aku harus memberitahu Jessy hal ini?" batin Aqsal

"Sepertinya aku akan memberitahunya nanti, aku mau melihat keadaan Mike dulu." ucap Aqsal lagi untuk mengurungkan niatnya dulu

Di ruangan Mike alias di ICU khusus untuknya mengingat dia salah satu investor terbesar rumah sakit ini, bisa dibilang dia punya hak 80% atas rumah sakit ini.

Aqsal hanya bisa melihatnya terbaring lemas diatas ranjang dari jauh, dia tidak ingin mengganggu waktu istirahat sahabatnya sekaligus bosnya itu.

"Aku sangat berterima kasih padamu, kalau bukan kau siapa yang akan menolongku waktu itu?" batin Aqsal

"Kau menyelamatkan aku dan adikku hanya dengan satu kalimatmu yang sangat kuingat sampai sekarang, aku juga punya seorang adik perempuan. Belilah makanan untuk adikmu, lalu bekerjalah denganku." ucap Aqsal mengingat kejadian saat pertama kalinya dia bertemu Mike dulu dan merubah kehidupannya, yang dulunya pengemis menjadi seorang sekertaris di perusahaan besar seperti sekarang.

Tiba-tiba terdengar suara bising dari mesin yang berada didalam ruangan ICU pertanda kondisi pasien tidak baik.

"Mike!!!"

"Dokter, tolong!" Teriak Aqsal

Dokterpun mulai memasuki ruang Mike sambil berlari.

Ruang pemeriksaan Alex

"Jadi, kenapa kau meminum obat tidur?" tanya dokter yang menangani Alex

"Obat tidur? Aku kira itu obat anti cemas."

"obat anti cemas? Menurut tesmu itu obat tidur, kenapa kau meminumnya?"

" Akhir-akhir ini aku sering bermimpi"

"mimpi apa?

"aku berada di sebuah jurang dengan kedua orang tuaku."

"Lalu?"

"Akhh! Kepalaku!" cerita Alex terpotong karena kepalanya yang tiba-tiba saja sakit.

"Sepertinya kau butuh ini," ucap dokter ini sambil memberikan secarik kartu nama

"Psikiater?"  tanha Alex

"Sepertinya kau membutuhkan ini. Dan kau boleh pulang. Sati lagi, jangan sembarangan meminum obat-obatan tanpa resep dokter"

"Siap dokter," balas Alex

Kemudian disisi lain Aqsal yang sedang khawatir menunggu dokter untuk segera keluar dan menanyakan keadaan Mike sekarang. Tak lama dokterpun keluar dari ruangan.

" Kondisinya tidak baik, kita harus cepat melakukan operasinya."

"apa?"

"Kami harus mencocokan organ itu dengan pasien, kalau tidak cocok percuma saja ada pendonor. Kami akan melakukan yang terbaik, berdoalah semoga organnya cocok dengan pasien"

"Kami akan menghubungimu, setelah selesai memeriksa kecocokannya. Mungkin sebentar lagi. Dokter yang lain sedang memeriksanya."

Tik..tik..

Suara detikan jam dinding rumah sakit terasa nyaring dan terasa lama.

Drrt..drrt.

Ponsel Aqsal bergetar tanda pesan masuk.

From : Dokter

Organ nya tidak cocok

Pesan itu membuat kaki Aqsal mati rasa dan  langsung duduk tanpa perintah darinya.

"Apa yang harus kulakukan?"

.
.
.
.
.
.
.

~Tbc..

I Can Hear YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang