chapter 10

3.7K 140 0
                                    

" HAH" ucap mereka bersamaan.

" Yang bener lo kalo ngomong, jangan ngaco". Ucap fariz.

" Terserah kalo pada nggak percaya". Ucap rifqi.

" Lo kata siapa ogeb". Ucap vano.

" Kata rafy sendiri lah anzeng". Ucap rifqi.

" Nggak usah ngegas anzeng". Ucap vano.

" Trus rencana lo apa da". Tanya nafael.

" Kita buat mereka itu berdua trus". Ucap rida.

" Gue setuju". Ucap mereka kecuali rifqi.

" Lo nggak setuju kak". Tanya milia.

" Gue ragu". Ucap rifqi lirih.

" Ragu kenapa lo njir, lo nggak seneng lihat adek lo seneng". Ucap angga.

" Bukan gitu bego, kanaya tu belum bisa move on dari mantannya". Ucap rifqi.

" Mantannya siapa rif". Tanya angga.

" Ari , kalian pasti kenal". Ucap rifqi.

" HAH". Ucap mereka bersamaan.

" Ari anak X- ips 2 itu". Ucap vano.

" Ya, mereka itu pacaran sejak smp kelas 8, dan berakhir saat awal masuk sma". Ucap rifqi sambil menggenggam tangannya erat, nafael yang peka pun akhirnya menggenggam erat tangan pacarnya itu.

" Kok bisa putus sih". Tanya angga.

" Adek gue dikhianati sama ari" ucap rifqi.

" Gila tu bocah, o gue tahu, naya sikapnya dingin kayak gitu, pasti gara gara si ari sialan itu". Ucap angga.

" Sakit hati hayati bang, lihat dedek kanaya disakitin". Ucap angga histeris.

" Jijik angga". Ucap mereka serempak.

" Kalian jahat sama hayati bang". Ucap angga histeris.

" Lo bisa diem nggak". Ucap rere.

" Iya iya yang". Ucap angga.

" Eh diem deh mereka dateng tu". Ucap nafael.

"Ekhem". Naya berdehem.

" Kak vano, dicari tu sama temen lo". Ucap kanaya.

" Siapa nay, cewe apa cowok". Tanya rida.

" Cewek". Ucap kanaya.

" Siapa nay?". Tanya vano dengan wajah kawatir

" Mana gue tau". Ucap kanaya acuh dan duduk disebelah rifqi kakaknya.

Vano pun berdiri berniatan untuk menemui seseorang yang dimaksud kanaya tadi, namun...

" Aku ikut". Ucap rida dan dibalas anggukan oleh vano.

Mereka berdua pun berjalan beriringan menuju teras rumah kanaya dan rifqi.

" Vano". Panggil perempuan itu.

Vano yang merasa namanya dipanggilpun mendongak dan melihat kearah perempuan itu.

" Lo ngapain lagi sih". Ucap rida dengan nada sinis.

" Van". Panggil cewek itu, vano yang dipanggilpun hanya diam tak menjawab.

" MAU LO APA HAH!" ucap rida.

" GUE MAU LO JANGAN DEKET SAMA COWOK GUE". Ucap adlin, ya, perempuan itu adlin mantan vano.

" Mau lo apa sih". Ucap vano dengan nada tenang.

" Gue mau kita balikan vano". Rengek adlin.

" Lo gila dlin, gue udah punya pacar, dan gue nggak mungkin mau balikan sama lo lagi, dulu siapa yang ninggalin hah". Ucap vano masih dengan nada tenang.

" Gue tau gue salah vano, tapi please kasih gue kesempatan sekali lagi". Ucap adlin memohon.

" Nggak bisa, gue udah ada rida yang selalu ada buat gue saat gue susah maupun senang bukan hanya ada pas disaat gue s.e.n.a.n.g". Ucap vano menekankan kata senang.

" Vano please". Mohon adlin.

" Lo bener bener gila dlin". Ucap vano dan langsung menggenggam tangan rida dan masuk kedalam rumah kanaya dan meninggalkan adlin sendirian di luar.

***

"Siapa van?". Tanya angga.

" Orang gila". Ucap vano dan langsung duduk di sebelah rida.

" Hah,maksud lo". Tanya fariz.

" Adlin". Ucap rida.

" Huahahahahahhah". Tawa mereka semua.

" Kerad lur, mantan terindah dibilang orang gila". Ucao rifqi sambil tertawa.

" Iya jahat lo van". Ucap angga yang masih tertawa.

" Diem bisa nggak". Ucap vano dengan nada sedikit membentak.

" Huahahahah". Bukanya diam mereka malah tertawa semakin menjadi jadi.

" Diem anjir ada pacar gue ni". Ucap vano.

" Eh maap da nggak maksud kita buat nyakitin hati lo". Ucap rifqi dengan nada merasa bersalah.

" Nggak papa kok lagian adlin kan cuman masa lalu, yang penting gue masa depannya". Ucap rida sambil terkekeh.

" Makasih kamu emang paling ngertiin aku". Ucap vano mendramatis.

" JIJIK ANJIR". Ucap mereka kompak.

" Jahat lu semua, benci gue". Ucap vano.

" Oke mulai sekarang kita benci lo". Ucap rifqi sambil tertawa.

" Lah seharusnya gue yang benci lo semua". Ucap vano.

" Lah lo tadi bilang apa". Tanya fariz.

" Benci gue". Ucap vano polos

" Yaudah sekarang kita benci lo, kita kan best friend jadi kita nurutin kemauan lo". Ucap fariz.

" Eh anjir maksud gue, gue yang benci kalian bambang". Ucap vano.

" Gila gue lama lama disini, nay ke kamar yuk". Ucap rida dan dibalas anggukan kanaya.

KANAYA  [SELESAI✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang