chapter 28

2.5K 106 6
                                    

"kenapa di saat gue ketemu lo, lo malah nyakitin hati gue bang".

-kanaya putri anindita-

**********

"Nay, kak rifqi nyariin kita nih,dia wa gue, gimana dong". Panik rere

"Kita ke kelas aja deh re, gue udah mendingan ko habis minun obat dari lo tadi". Ucap kanaya sama paniknya.

" Beneran?". Tanya rere memastikan, dan dibalas anggukan oleh naya,mereka berdua pun keluar dari uks dan menuju kelas mereka dengan tergesa gesa, hingga akhirnya mereka berdua pun tidak sengaja menabrak seorang laki laki.

Brukkk

"Aduh pantat gue nyium lantai nay". Rengek rere.

" Siapa sih!". Kesal kanaya pada orang yang menabrak mereka berdua, kanaya pun bangkit dari lantai dan membantu rere.

" Kalo jalan lihat lihat!". Kesal kanaya, dan ia pun mendongakkan wajahnya dan tubuhnya pun menegang setelah tahu siapa yang menabrak dirinya dan rere.

" Nay, gue salah lihat nggak sih, ini bukan kak rifqi gue yakin nay". Gerutu rere, kanaya pun hanya diam tak bergeming dan ia terus menatap manik mata laki laki yang menabraknya tadi.

"Sorry, gue nggak sengaja". Ucap laki laki itu.

Suaranya....

Wajahnya....

Semua mirip sekali dengan riski

" Bang riski?". Tanya rere.

" Maaf kalian kenal saya?". Tanya riski, ya, ia hanya berpura pura tidak kenal pada mereka karena tidak ingin mereka dalam bahaya, padahal ia menyimpan rindu yang amat terdalam pada kedua adeknya dan orang tuanya.

"Bang nggak mungkin lo lupa sama gue, sama kita". Ucap naya dengan nada bergetar.

" Maaf tapi saya memang nggak kenal sama kalian, saya permisi". Ucap riski dan langsung meninggalkan kanaya dan rere yang sudah berlinang air mata.

"kenapa di saat gue ketemu lo, lo malah nyakitin hati gue bang". Batin kanaya

"Nay, sabar ya mungkin dia cuman mirip sama bang riski, tapi kok bisa mirip banget ya". Ucap rere menenangkan kanaya.

" Gue yakin itu bang riski, dan pasti ada alasan yang buat bang riski seolah olah nggak ngenalin kita, gue bakal selidikin ini". Ucap kanaya dengan sorot mata menahan amarahnya.

" Gue bantu lo, kita nanti kumpul di markas bicaraain ini sama anggota inti lainnya". Saran rere.

" Nggak, ini urusan keluarga gue, nggak ada sangkut pautnya sama meteor jadi nggak usah di markas di rumah gue aja". Tolak kanaya.

" Terserah nay, aduh mati nay". Ucap rere sambil menepuk jidatnya pelan, kanaya yang melihat rere menepuk jidat pun kebingungan dan mengangkat sebelah alisnya seolah mengatakan "kenapa".

" Gawat nay". Jawab rere dan menarik paksa tangan kanaya untuk bersembunyi di balik tangga kelas X.

" Kenapa sih". Bingung kanaya, namun rere hanya menjawabnya dengan menempelkan jari telunjuknya pada bibirnya.

" Anjir adek gue kemana njir, perasaan gue nggak enak banget". Ucap rifqi frustasi.

" Elah sabar kali bos, ini si rere juga nggak ada kali". Sanggah angga.

" Kita cari kemana lagi anjir".

" Kita cari di uks aja gimana, kali aja mereka disana kan". Saran angga, rifqi pun langsung meleset meninggalkan angga.

" RIFQI SETAN, KENAPA LO NINGGALIN GUA ANJIR". teriak angga, dan berlari menyusul rifqi ke uks.

" Huft, untung aja nggak ketawan". Ucap rere.

" Makasih re, lagi lagi lo udah nolongin gue". Ucap kanaya lemas dan wajahnya pun semakin pucat.

" Nay, pulang aja yuk, muka lo pucet banget suer". Ucap rere sambil mengangkat jari tengah dan telunjuknya. Kanaya pun hanya pasrah dengan ajakan sahabat nya satu ini.

" Kita ijin dulu sama bu raisya, gue temenin lo di rumah". Ucap rere.

" Nggak usah re, lo ke kelas aja biar gue pulang sendiri". Tolak kanaya.

" Elah nay, pokoknya gue anterin lo sampe rumah dan nemenin lo dirumah titik, gue nggak mau lo kenapa napa". Ucap rere mendramatis.

" Huft, bilang aja mau bolos". Ucap kanaya sambil berjalan menuju kelasnya meninggalkan rere yang cengar cengir sendiri.

" Nay tungguin dong ah". Teriak rere dan berlari menghampiri kanaya.

[Sesampainya di kelas]

" Assalamualaikum". Ucap naya dan rere dan langsung menghampiri bu raisya di meja guru.

" Waalaikumsalam". Jawab bu raisya dan teman sekelasnya.

" Bu maaf saya sama kanaya mau ijin pulang soalnya kanaya wajahnya pucet banget bu dia lagi sakit". Ijin rere.

" Yasudah kamu temani kanaya ya re, sekarang kalian boleh pulang". Jawab bu rere.

" Sekali lagi terimakasih bu,kami permisi". Ucap naya, rere dan kanaya pun segera menuju bangku mereka untuk mengemasi alat tulis mereka.

" Re lo ikut ke rumah kanaya". Tanya rida.

" Iyalah sekalian bolos wkwkw". Jawab rere.

" Milia mau ikut dong milia mau nemenin kanaya". Rengek milia.

" Milia disini aja ya, naya sama rere aja, nanti milia sepulang sekolah boleh nginep di rumah naya oke". Bujuk kanaya.

" Yaudah deh nanti milia nginep di rumah naya ya". Ucap milia senang dan dibalas anggukan oleh naya.

" Nay lo beneran nggak papa kan? Lo nggak kambuh lagi kan?". Tanya nafael.

" Nggak". Ucap kanaya

" Nay udah belum". Tanya rere dan dibalas anggukan oleh kanaya mereka berdua pun bergegas keluar kelas menuju parkiran dan pergi menuju rumah kanaya.

[Rumah kanaya]

"Assalamualaikum". Ucap rere dan kanaya saat memasuki rumah kanaya yang sangat sepi

" Nay bunda sama ayah masih di luar kota kah?". Tanya rere

" Iya re, langsung ke kamar aja yu". Ajak kanaya, mereka berdua pun berjalan menuju kamar kanaya.

" Nay lo makan dulu ya trus minum obat". Bujuk rere yang melihat kanaya sedang memeluk album foto dirinya bersama kedua kakak kembarnya dengan air mata yang berlinang di pipinya.

" Nay, udah nay ngga usah nangis kita cari tahu soal ini semua ok". Ucap rere menenangkan kanaya, " makan dulu ya nay, lo tadi kan cuman makan sedikit ". Bujuknya lagi.

" Nggak re, gue mau tidur aja". Ucap kanaya beranjak dari tempat duduknya menyimpan album foto tersebut dan merebahkan dirinya di kasur king size nya.

" Yaudah deh tapi jangan tinggalin gue ya nay, gue nggak mau lo ninggalin gue". Ucap rere terisak, kanaya pun sontak bangkit dari tempat tidurnya dan memeluk rere.

" Hei, gue cuman mau tidur sebentar re bukan mau mati, gue nggak akan ninggalin lo, kalian semua, gue akan berusaha buat nglawan penyakit ini, lo doain gue supaya gue kuat ngejalanin ini semua, lo nggak usah khawatirin gue". Ucap kanaya yang masih memeluk rere yang terisak.

" Tapi lo harus janji nay lo harus kuat, gue nggak mau kehilangan lo". Ucap rere yang tambah terisak dipelukan kanaya.

" Takdir nggak ada yang taj re, tapi gue berusaha buat sembuh re, gue juga mau sehat re, walaupun udah satu tahun lamanya gue sakit kayak gini, tapi gue nggak mau kelihatan lemah didepan lo semua, jadi lo nggak usah khawatir". Ucap kanaya.

" Gue mau tidur dulu ya nanti kalo lo kesepian bangunin aja gue, gue ngantuk banget mungkin karena efek obat yang lo kasih tadi". Ucap kanaya dan langsung merebahkan dirinya di kasur lagi diikuti rere yang masih terisak.

KANAYA  [SELESAI✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang